Thursday, April 7, 2016

Makalah kognitif anak

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa kita tetap tercurahkan kepangkuan Rasulullah SAW beserta keluarga, shahabat-shahabat, dan para pengikut-nya yang telah membawa kita dari jalan yang gelap gulita menuju ke jalan yang terang benderang yakni addinul Islam.
Penulisan ini guna melengkapi dan memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Jiwa Perkembangan. Dengan terselesaikannya makalah ini dengan judul “Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya dosen pengampu mata kuliah Ilmu Jiwa Perkembangan” Hidayatus Sholihah, S.Pd.I., M.Pd., M.Ed. Yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Akhirul kalam semoga segala usaha kita dalam peningkatan wawasan dan menambah ilmu mendapat ridlo dari Allah SWT, Aamiin.

Semarang, 12 Oktober 2015

Daftar Isi
Halaman
Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB  I  Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II  Pembahasan 3
A. Definisi Perkembangan Kognitif 3
B. Proses Perkembangan Kognitif Anak 4
C. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Anak 5
D. Faktor-Faktor Perkembangan Kognitif Anak 6
E. Perkembangan Kognitif dalam Perspektif Islam 7
BAB III Penutup 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 11
Lampiran 12






BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang
Perkembangan kognitif  yaitu bertambahnya kemampuan seorang individu dalam hal-hal yang berhubungan dengan berfikir, kecerdasan, atau intelektual. (Aliah, psikologi perkembangan islami, hal:135)
Perkembangan kognitif sangat penting dalam kehidupan, karena itu merupakan alat untuk mencari ilmu pengetahuan. Tujuan perkembangan kognitif itu sendiri ialah supaya anak mampu mengeksplorasi lingkungan sekitarnya maupun dunia luas dengan menggunakan panca indranya serta mengenali warna-warna disekitarnya dengan melalui pengamatan, dan lain sebagainya, sehingga dengan informasi yang dia peroleh tersebut dapat membantu syaraf otaknya untuk mulai menanggapi dan mengingat.
Stimulus-stimulus yang diberikan seharusnya bisa mengembangkan aspek perkembangan anak secara keseluruhan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional, dan fisik motorik. Disini Kami akan membahas tentang perkembangan kognitif.  Perkembangan kognitif menurut Piaget melalui tahapan-tahapan seperti pada perkembangan fisik. Tahapan perkembangan kognitif memiliki empat aspek meliputi, sensorik motorik, pra-operasional, pra-operasional konkret dan operasional formal.
Sedangkan perkembangan Kognitif anak pada umum mengikuti pola dari perilaku yang bersifat refleks (tidak berfikir) sampai dapat berfikir secara abstrak dengan menggunakan logika tingkat tinggi. Perkembangan kognitif yang berada pada tahapan pra-oprasional biasanya berkisar anatara usia 4-5 tahun. Anak pra-Oprasional belajar dengan menggunakan simbol-simbol namun cara berfikirnya masih belum sistematis dan tidak logis. Anak yang pada tahap ini belum bisa berfikir abstrak akan lebih baik jika dikenalkan berbagai konsep melalui benda konkret dan pengalaman nyata. (Crain, William, 2007: 171)
Rumusan Masalah
Apa definisi perkembangan kognitif?
Bagaimana proses perkembangan kognitif  anak?
Apa saja tahap-tahap perkembangan kognitif anak?
Apa saja faktor-faktor perkembangan kognitif anak?
Bagaimana perkembangan kognitif  anak dalam perspektif Islam?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi perkembangan kognitif
Untuk mengetahui proses perkembangan kognitif  anak
Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif anak
Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor perkembangan kognitif anak
Untuk mengetahui perkembangan kognitif anak dalam perspektif Islam.



















BAB II
Pembahasan

Definisi Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif yaitu bertambahnya kemampuan seorang individu dalam hal-hal yang berhubungan dengan berfikir, kecerdasan, atau intelektual. (Aliah, 2008: 135)
Mayers (1996) Cognition refers to all the mental activities associated with thinking, knowing, and remembering. Kognisi merupakan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan mengingat. (Desmita, 2014: 97)
Berfikir secara kritis termasuk suatu perbuatan yang sangat berpengaruh pada masa perkembangan kognitif ini, karena ketika seorang individu menunjukkan ketertarikannya pada suatu hal tertentu,  maka individu tersebut akan berfikir lebih keras dan juga mendalam mengenai suatu hal tersebut dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang semakin meningkat tingkatannya, sehingga kemampuan berfikir mereka akan semakin meningkat. (Aliah, 2008: 136)
To Piaget, cognitive development was a progressive reorganization of mental processes as a result of biological maturation and environmental experience. Children construct an understanding of the world around them, then experience discrepancies between what they already know and what they discover in their environment. ( , , ) Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah mengatur kembali peningkatan proses mental sebagai akibat pematangan biologis dan pengalaman lingkungan. Anak-anak membangun pemahaman tentang dunia di sekitar mereka, kemudian mengalami perbedaan antara apa yang mereka sudah tahu dan apa yang mereka temukan di lingkungan mereka.
Proses-Proses Perkembangan Kognitif
Organisasi adalah sebuah keinginan dimana dari proses menjadi suatu sistem yang terstruktur dan saling berhubungan. Struktur di sini maksudnya adalah skema. (Diane E. Papalia, et. al., 2008, 47) Skema adalah gambaran yang mewakili benda sesungguhnya.  Contohnya: di buku cerita ada gambar burung perkutut kemudian anak mengetahui burung perkutut yang asli.
Adaptasi merupakan pertimbangan yang dilakukan terhadap informasi baru dengan apa yang sudah diketahui anak sebelumnya. Terdapat dua komponen adaptasi:
Asimilasi adalah proses seorang individu untuk menambah informasi baru terhadap pengetahuan yang sudah ada pada dirinya. Contohnya: seorang anak melihat burung perkutut kemudian diberi nama burung.
Akomodasi adalah memperbarui informasi yang didapat pada asimilasi. Contohnya: ketika anak melihat burung merak maka anak memperbarui nama yang semula burung itu sama menjadi burung merak.
Equilibrium adalah keadaan seimbang antara skema dan pengalaman luar dalam hidupnya. (Monks, 2006: 209-211)
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Anak
Perkembangan kognitif menurut piaget dibagi menjadi beberapa tahapan atau periode sebagai berikut :
Periode sensorik-motorik (usia 0-2,5 tahun)
Tahapan ini adalah dimana bayi mulai menggunakan panca indera dengan fisik untuk mengenal lingkungan sekitarnya. Ia bereaksi terhadap stimulus yang diterima dalam bentuk refleks, seperti menangis.
Periode pra operasional (usia 27 tahun)
Tahapan ini adalah dimana anak mulai menggunakan kata-kata dengan gambar-gambar untuk mengenali sesuatu yang nyata di sekitarnya. Adanya peningkatan pemikiran simbolis, yang melebihi hubungan informasi panca indera dengan fisik. Sehingga membangun kembali level pemikiran dalam tingkah laku yang lebih maju. (Enung Fatimah, 24-25)
Tahapan ini dibagi menjadi 2 tahap :
Sub Tahap Pra Konseptual
Tahap ini berkisar 2-4 tahun. Ciri utama dari sub tahap ini ialah anak-anak mengembangkan pengetahuannya dengan simbol-simbol. Misalnya, buah manggis yang terbuat dari plastik mewakili buah yang sesungguhnya. Boneka panda mewakili panda yang sebenarnya.
Dalam tahap ini komunikasi atau bahasa sangat penting bagi anak, dengan pengalaman komunikasi yang banyak, maka fungsi simbolis akan lebih berkembang. Fungsi simbolis dapat dilihat dari perkembangan komunikasi anak serta respon anak ketika melihat simbol-simbol yang lain hasil pengalaman anak tersebut.
Sub Tahap Pemikiran Intuitif
Tahap ini berkisar usia 4-7 tahun. Tahapan ini terdapat peningkatan lebih rinci pada pengetahuan tentang simbol-simbol tetapi masih terdapat kekurangan, seperti anak belum bisa mengukur secara pasti, mejelaskan cara-cara dengan rinci dan mengelompok suatu benda.
Menurut peaget sub tahap ini disebut dengan centration/pemusatan, yakni anak masih terfokus pada satu titik pusat saja, dan mengabaikan aspek lain yang berubah. (Desmita, 2013: 131-132) Misalnya................
Periode pra operasional konkret (usia 711 tahun)
Tahapan ini adalah dimana anak melaksanakan tugas yang konkret. Tahapan ini dikembangkan menjadi tiga macam operasi berpikir:
Identifikasi (mengenali sesuatu)
Tahapan ini adalah masa anak sudah bisa mulai mengenal benda-benda secara spesifik. Anak bisa menghitung, sehingga semisal benda dipindahkan, anak tetap mengetahui jumlahnya dan akan tetap sama.
Negasi (mengingkari sesuatu)
Tahapan ini adalah dimana masa anak hanya mampu melihat benda yang berderet pada keadaan awal dan akhir saja.
Reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal)
Tahapan ini adalah dimana seorang anak ketika melihat suatu deretan benda yang mana letak dari benda tersebut dirubah atau digeser, sang anak tersebut akan menyadari bahwa deretan benda tersebut menjadi lebih panjang akan tetapi jarak antar deret tidak rapat lagi.
Periode operasional (usia 11dewasa)
Tahapan ini adalah dimana remaja sudah berpikir lebih abstrak, logis, dan idealistik. (Enung Fatimah, 2006: 24-25)
Faktor-Faktor Perkembangan Kognitif Anak
Usia anak-anak pra sekolah memiliki imajinasi luar biasa seperti menggambar matahari berwarna hjau, langit berwarna kuning dan menggambar orang-orang di sekitar seperti kecebong. Anak-anak pra sekolah mempunyai daya serap mental yang berhubungan dengan dunia, semakin meningkat dan terus berkembang. Faktor perkembangan kognitif anak dibagi menjadi 8:
Faktor keturunan/ hereditas
Seorang ahli filsafat Schopen Hauer berkata bahwa, seseorang lahir di dunia sudah memiliki potensi-potensi tertentu yang tidak mampu diubah oleh lingkungan. Selain itu tingkat inteligensi sudah dimiliki sseorang sejak lahir. Selain pendapat ahli filsafat, para ahli psikologi seperti Spuhcer, Lehrin dan Linzhey beranggapan bahwa 75-80 % intelegensi anak-anak dimiliki dari faktor bawaan, keturunan/hereditas.
Faktor Lingkungan
John Locke beranggapan bahwa manusia lahir di dunia seperti kertas tanpa tinta sepercik pun. Tabula rasa merupakan teori yang sangat terkenal. Ia juga berpendapat bahwa lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan manusia dan tingkat inteligensi juga sangat berpengaruh pada pengalaman dan pengetahuan yang Ia miliki dari lingkungan sekitar.
Faktor Kematangan
Usia sangat berhubungan dengan tingkat kematangan, kematangan yang dimaksud adalah ketika fisik maupun psikis yang sudah memiliki atau mampu melakukan sesuai fungsinya sendiri-sendiri.  Meliputi sistem saraf pusat , otak, koordinasi motorik.
Pengalaman Fisik
Kebiasaan anak-anak yang dilakukan seperti meraba, memegang, melihat, mendengar akan memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini akan mengembangkan aktivitas yang akan membentuk suatu gagasan/ide.
Keseimbangan
Keseimbangan sangat penting bagi perkembangan kognitif anak. Keseimbangan dapat dicapai melalui 2 proses :
Asimilasi merupakan suatu proses yang didapat dari Informasi dari lingungan dan menggabungkan dengan bagan, struktur dan konsep yang telah mereka miliki.
Akomodasi merupakan suatu proses penggabungan bagan, struktur, dan konsep untuk mendapatkan informasi baru.
Faktor Minat dan Bakat
Bakat merupakan sebuah potensi bawaan yang harus dikembangakan, jika anak sudah memiliki bakat maka anak akan lebih cepat dan mudah untuk mempelajari.
Minat merupakan suatu dorongna yang mendorong pada memiliki pada suatu tujuan untuk berbuat lebih keras dan giat lagi.
Faktor Kebebasan
Manusia memliki kebebasan untuk memilih metode dan masalah yang akan dialami serta dia bebas menyelesaikan dengan cara yang dia pilih.
Perkembangan Kognitif dalam Perspektif Islam
Dalam memahami gejala alam semesta yang menunjukkan kebesaran Allah, seseorang diharuskan menuntut ilmu dan menggunakan akal.
Pentingnya proses belajar
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu, yang menciptakan manusia dari al alaq. Bacalah, dan tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq [96]: 9)
Derajat yang lebih tinggi yaitu mereka yang memiliki ilmu
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ 
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11) (Aliah, 2006: 125)
Pengindraan dan persepsi di Al quran banyak di jelaskan.
Ada salah satu ayat yang menjelaskan bahwa Allah memberikan alat-alat sensorik dimana itu berguna sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan karena manusia diciptakan tidak mengetahui suatu apapun.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. Al-Nahl [16]: 78) (Aliah, 2006: 127)
Dalam menuntut ilmu pengetahuan juga harus berhati-hati serta bertindak kritis
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَـٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿٣٦﴾
Artinya: Dan janganlah kalian mengikuti apa yang kalian tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Q.S. Al-Isra [17]: 36) (Aliah, 2006: 134)
Apabila sesuatu tidak memiliki dasar yang jelas dan kurang bukti, maka Islam melarang mengikuti sesuatu tersebut kepada umatnya
Dari Hasan ibn Ali, aku telah belajar dari Nabi Muhammad Saw. Dan menyimpannya dalam ingatan: Tinggalkan hal yang mendatangkan keraguan padamu dan ikuti yang tidak meragukan pikiranmu (H.R. Tirmidzi)
Dengan demikian, perkembangan kognitif sangat penting dalam kehidupan karena hal tersebut adalah alat untuk belajar serta menuntut ilmu. (Aliah, 2006: 135)







BAB III
Penutup

Kesimpulan
Perkembangan kognitif yaitu bertambahnya kemampuan seorang individu dalam hal-hal yang berhubungan dengan berfikir, kecerdasan, atau intelektual. (Aliah, 2008:135)
Proses-proses perkembangan kognitif dibagi menjadi tiga meliputi organisasi, adaptasi yang terdapat dua komponen asimilasi dan akomodasi, dan equilibrium.
Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat meliputi, periode sensori-motorik (usia 0-2,5 tahun), periode pra operasional (usia 27 tahun) yang terdapat dua sub tahap, yaitu sub tahap pra konseptual dan sub tahap pemikiran intuitif, periode pra operasional konkret (usia 711 tahun) yang terdapat tiga bagian, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal), Periode operasional (usia 11dewasa).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak meliputi, faktor keturunan/ hereditas, faktor lingkungan, faktor kematangan, pengalaman fisik, keseimbangan, faktor minat dan bakat, faktor kebebasan.
Perkembangan kognitif anak dalam perspektif Islam, dalam memahami gejala alam semesta yang menunjukkan kebesaran Allah, seseorang diharuskan menggunakan akal dengan menuntut ilmu.
Dengan demikian, perkembangan kognitif sangat penting dalam kehidupan karena hal tersebut adalah alat untuk belajar serta menuntut ilmu.
Saran
Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk itu penulis menginginkan saran dari Anda. Saran bisa berupa kritik atau saran terhadap penulisan, juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Guna untuk memperbaiki penulisan dalam makalah ini. Terima kasih atas saran dan kritik dari Anda semua dan semoga makalah ini bisa bermanfaat.






















Daftar Pustaka

Aliah, B.(2006).Psikologi Perkembangan Islami.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada

Desmita.(2013).Psikologi Perkembangan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Desmita.(2014).Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Diane E. Papalia, et. al.(2008).Human Development (Psikologi Perkembangan).Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Fatimah, Enung.(2006).Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung:Pustaka Setia

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-html

http://www.kompasiana.com/www.rabiatul.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-anak-usia-dini_5548f1b5af7e61a4128645fe

Monks, FJ dan Knoers, A.M.P..1982.Ontwikkelings Psychologie.Nijmegen:Dekker &Van de Vegt

Rahayu, Siti.(2006).Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta:Gajah Mada University

2 comments:

  1. izin ngopi y untuk disebarluaskan dengan tetap menyantumkan sumber...syukran jazil

    ReplyDelete
  2. iya , silahkan , terima kasih atas saran dan krititknya yang membangun :)

    ReplyDelete