Saturday, April 2, 2016

Makalah proses belajar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Ilmu Jiwa Belajar dengan topik “Proses dan Tahapan belajar “ Yang mana dengan pembuatan makalah ini mahasiswa, khususnya Kelas B Progam Studi PAI Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Unissula Semarang dapat mengetahui segala sesuatu tentang Proses dan Tahapan Belajar.
Topik ini penting karena membahasas tentang Belajar.
Pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga mendapatkan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa Definisi Proses ?
2. Apa Tahap-Tahap dalam Proses Belajar?
3. Apa Jenis-jenis Belajar?
4. Apa Aktivitas Belajar?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,
maka adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu:
1. Untuk dapat menjelaskan Definisi Proses.
2. Untuk mengetahui Tahap-tahap dalam Proses Belajar.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Belajar.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini:
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat berguna
terutama bagi para pembaca untuk dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi bahan masukan bagi
pihak penyusun makalah mungkin dalam pembuatan makalah
masih banyak kekurangan di sana –sini.










BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Proses
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah: Any change in any object or organism, particulary a behavioral or psychological change (Proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan).
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988).
Jika kita perhatikan ungkapan any change in any object or organism dalam definisi Chaplin di atas dan kata-kata “cara-cara atau langkah-langkah” (manners or operations) dalam definisi Reber tadi, istilah “tahapan perubahan” dapat kita pakai sebagai padanan kata proses.
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif & arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses  belajar adalah suatu aktifitas psikis ataupun mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan setumpuk perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Setiap jenis belajar mengandung suatu proses belajar tersendiri yang memiliki kekhususan tersendiri, namun semua jenis belajar ini meliputi suatu proses belajar yang menunjukkan gejala-gejala yang terdapat pada semua proses belajar.
Tahap-tahap dalam Proses Belajar
Menurut Jerome S. Brunner, salah seorang penentang teori S-R Bond, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase, yaitu
Fase Informasi ( Tahap Penerimaan Materi )
Dalam fase informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yan sedang dipelajar. Diantara informasi yan diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperluas, dan memperdaln pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
Fase Transformasi ( Tahap Pengubahan Materi )
Dalam fase transformasi, informasi yang telah diperoleh itu di analisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung lebih mudah apabila disertai dengan bimbingan anda selaku guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yan tepat untuk melakukan pembeljaran materi pelajaran tertentu.
Fase Evaluasi
Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh manakah pengetahuan ( informasi yng telah di transformasikan tadi ) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Albert Bandura
Menurut Bandura (1977), seorang Behavioris moderat penemu teori social learning/observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama belajar social dalam menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :
Tahap Perhatian (Attantional Phase)
Pada Tahap ini para peserta didik pada umumnya memusatkan perhatian pada objek materi yang lebih menarik terutama karena keunikanya di banding dengan objek materi yang sebelumnya mereka ketahui. Misalnya : Dengan mengekspresikan suara dengan intonasi khas ketika menyajikan materi atau bergaya dengan mimic tersendiri.
Tahap Penyimpanan dalam ingatan (pretention phase)
Tahapan ini penginformasian berupa materi dan contoh perilaku model  itu ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori. Dengan tahapan ini peserta didik akan lebih baik dalam menangkap dan menyimpan segala informasi yang disampaikan dan memberikan contoh perbuuatan yang akurat.
Tahap Reproduksi (Reproduction phase)
Pada Tahap ini Segala bayangan atau kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memory para peserta didik itu di produksi kembali. Misalnya dengan menggunakan sarana post-test. (Membuat,melakukan lagi apa yang telah mereka serap).
Tahap Motivasi (Motivation phase)
Tahap ini adalah tahap penerimaan dorongan yang dapat berfunsi debagai Reinforcement “ Penguatan” bersemayamnya segala informasi dalam memori para peserta didik.
Pada tahapan ini guru di anjurkan untuk memberikan pujian atau nilai kepada para peserta didik yang berkinerja memuaskan.
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :
Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
Pada tingkatan ini seorang siswa mulai menerima informassi sebagai stimulus dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman degan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses Acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar, kegagalan dalam tahap ini akkan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap sebelumnya.
Storage (tahap penyimpanan informasi)
Pada tingkat ini siswa secara otomatis akan mengalami proes penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses acquisition. Peristiwa ini sudah tetntu melibatkan fungsi short term dan long term memory.
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Pada tingkat ini siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi system memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses ini pada dasarnya adalah upaya mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpandalam memori berupa informasi, symbol, pemahaman dan perilaku tertentu sebagai respon atas stimulus yang sedang dihadapi.

Jenis-jenis Belajar
Belajar Abstrak
Belajar jenis ini sering diartikan dengan belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak, tujuan belajar ini adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah dan tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak, diperlukan nalar yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep dan generalisasi. Seperti ilmu tauhid, filsafat islam dll.
Belajar Keterampilan
Belajar jenis ini adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik, yakni yang berhunbungan dengan urat-urat saraf dan otot. Tujuam brlajar ini adalah untuk memperoleh dan menguasai ketrampilan-ketrampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini, latihan-latihan secara intensif dean teratur amat diperlukan,
Belajar Sosial
Belajar jenis ini adalah memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah social. Tujuanya adalah untuk menguasai pemahaman dan kcakapan dalam memecahkan masalah-masalah social seperti keluarga, persahabatan dll. Belajar sosial juga mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan secara seimbang dan proposional.
Dalam pembelajaran PAI muatan belajar sosil ini adalah pendidikan akidah akhlak.


Belajar Pemecahan  masalah.
Belajar jenis ini adalah belajar dengan menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis,logis,teratur dan teliti. Artinya, belajar jenis ini tampak pada penggunaan pendekatan sistematis logos,teratur dan teliti seagai dasar pemecahan masalah. Tujuanya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional lugas dan tuntas. Untuk mencapai tujuan jenis ini siswa harus menguasai konsep-konsep, prinsip dan generalisasi serta insigh amat di perlukan.
Belajar Rasional
Belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional sering disebut belajar rasional. Tujuannya adalah untuk memperoleh bermacam-macam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Belajar jenis ini erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalahnya. Melalui belajar jenis ini, diharapkan memiliki kemampuan rasional, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Bidang-bidang studi yang dapat digunakan sebagai sarana belajar rasional, sama dengan bidang-bidang studi untuk belajar pemecahan masalah. Perbedaannya, belajar rasional tidak member tekanan khusus pada penggunaan bidang studi eksakta. Artinya, bidang-bidang studi non eksakta pun dapat memberi efek yang sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar rasional.
Belajar kebiasaan
Belajar jenis ini di artikan dengan proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang tekah ada. Belajar jenis ini selain menggunakan perintah, tauladan, dan pengalaman khusus juga menggunakan hukum-hukum dan ganjaran. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Dengan perkataan ini, selaras dengan norma-norma dan tata nilai moral yag berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional maupun cultural.
Belajar apresiasi
Belajar jenis ini, sering diartikan dengan belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa seperti kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, music dan sebagainya. Mata pelajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar apresiasi, antara lain bahasa dan sastra, kerajinan tangan, kesenian dan menggambar. Dalam mata pelajaran agama islam, jenis belajar ini tampak pada apresiasi siswa terhadap seni membaca al qur’an dan kaligrafi.
Belajar pengetahuan
Belajar jenis ini, dikenal sebagai belajar studi. Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap suatu objek pengetahuan tertentu. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh tambahan informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu seperti dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
Aktivitas Belajar
1. Mendengarkan
adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sesekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode cerama, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.
2. Memandang
yang di magsud di sini adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak.
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap
Adalah indra manusia yang dapat di jadikan sebagai alat untuk kepentingan belajr, artinya aktivitas meraba, membau. Dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang untuik belajar. Tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan.
4. Menulis atau mencatat
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidahanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan.


5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di melakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi.
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajar karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang di buatnya. Ikhtisar memang dapat membantu kita dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting kita beri garis bawah (under lining) hal ini sangat membantu kita dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian hari.
7. Mengamati table-table, diagram- diagram dan bagan-bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering kita jumpai table-tabel, diagram ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi kita dalam mempelajari materi yang relevan itu. Demikian pila gambar-gambar, peta-peta dll dapat menjadi bahan ilustratif, yang membantu pemahaman kita tentang sesuatu hal.
8. Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam membuat paper, pertama yang perlu mendapat perhatian ialah rumusan topic paper itu. Dari rumusan paper itu kita akan dapat menentukan materi yang relevan. Kemudian kita perlu mengumpulkan materi yang akan ditulis kedalam paper dengan mencatatkan pada buku notes/ kartu-kartu catatan.
Paper yang baik memerlukan perencanaan yang masak dengan terlebih dulu mengumpilkan ide-pde yang menunjang serta penyediaan sumber-sumber yang relevan. Tidak semua aktivitas penyusunan paper merupakan aktivitas belajar. Banyak pelajar atau mahasiswa yang menyusun paper dengan jalan mengkopi atau menjiplak.
9. Mengingat
Mengingat dengan maksut agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan dan kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar lainya.
10.Berfikir
Berfikir adalah termasuk aktifitas belajar. Dengan berfikir,orang memperoleh penemuan baru,setidak - tidaknya orang menjadi tau tentang hubungan antar sesuatu. 





11. Latihan atau praktek latihan atau praktek termasuk aktifitas belajar. Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan suatu aspek pada dirinya. Orang yang berlatih sesuatu tentunya menggunakan set tertentu sehingga setiap gerakan terarah pada suatu tujuan. Dalam berlatih terjadi interaksi yang interaktif antar subjek dan lingkungan. Dalam kegiatan berlatih, segenap tindakan subjek terjadi secara integrative dan terarah kepada suatu tujuan. Hasil latihan berupa pengalaman yang dapat mengubah diri  subjek serta merubah lingkungannya. 














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah: Any change in any object or organism, particulary a behavioral or psychological change (Proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan).

Tahap-tahap dalam proses belajar
1.Menurut Jerome S. Bruner
Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
2.Menurut Albert Bandura
Tahap Perhatian (Attantional Phase)
Tahap Penyimpanan dalam ingatan (pretention phase)
Tahap Reproduksi (Reproduction phase)
Tahap Motivasi (Motivation phase)
3.Menurut Wittig
Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
Storage (tahap penyimpanan informasi)
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)


Daftar Pustaka
Syah,Muhibbin, 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos wacana Ilmu
Ahmadi,Abu,2004, Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Islamuddin,Haryu, Psikologi Pendidikan. 2012. Yogyakarta : Pustaka Belajar
http://cahayafieraz.blogspot.com/2014/11/makalah-proses-dan-fase-belajar.html
https://fitria95.wordpress.com/2009/08/02/proses-dan-tahapan-belajar/
http://newjoesafirablog.blogspot.com/2012/04/pengertian-contoh-dan-macam-proses.html







Furniture Mebel Jepara Sono Jati




No comments:

Post a Comment