KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT, yang senantiasa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Sholawat serta salam kami haturkan kepangkuan Nabi besar akhir zaman, Nabi
Muhammad SAW insyaallah didapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Syukur
Alhamdulillah, Allah pemilik alam semesta yang maha Esa
memberikan kenikmatan iman dan islam kepada kita semua, serta memberikan
kesempatan pada saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini bisa
saya semua selesaikan berkat bantuan dan beberapa dorongan. Untuk itu Tugas ini
saya persembahkan dan kami ucapkan terimakasih kepada:
Orang Tua yang
selalu mendidik, menjaga, memberi kasih sayang dan mendukung dana sekolah.
Bapak Drs. H. Ahmad
Rohani HM, M.Pd selaku pengampu
mata kuliah Statistik Pendidikan.
Dengan pembahasan
singkat yang mungkin masih banyak kekurangan nya dengan pembahasan tugas ini,
saya berharap Dosen(pengampu) mata kuliah Statistik Pendidikan, dapat menambahkan kekurangan tersebut,
sehingga saya mudah dalam mempelajarinya.
Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat menjadi
evaluasi, sehingga dapat tercipta tugas yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sering menjumpai dalam
majalah, brosur, buletin, monograf, dan buku ilmiah adalah penyajian data.
Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran.
Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti
dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja analistik
statistik adalah penampilan data yang sistematis. Ada beberapa dalam penyajian
data, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Penyajian Data: Tabulasi
dan Grafik. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut
kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja;
jumlah penjulan menurut jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan
dalam pembuatan analisis data. Gafik merupakan gambaran-gambaran yang
menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin juga dengan simbol-simbol)
yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud Penyajian data?
2.
Apa itu
Tabulasi dan Grafik?
3.
Macam-macam
Grafik?
ISI PEMBAHASAN
PENYAJIAN DATA
Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil
pengukuran. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera
dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja
analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Fungsi penyajian
data antara lain :
ª
Menunjukkan
perkembangan suatu keadaan
ª
Mengadakan perbandingan pada suatu waktu
ª
Memberi gambaran yang
sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau
observasi
ª
Data lebih cepat ditangkap dan
dimengerti
ª
Memudahkan dalam membuat
analisis data, dan
ª
Membuat proses pengambilan
keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.
Berikut adalah beberapa model
penyajian data:
A. Tabel
Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk
tabel atau diagram untuk memudahkan pengamatan atau evaluasi. Tabel merupakan
kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah
pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang
dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. (Sudjana,
2005) .
Macam-macam tabel yang dikenal yaitu :
·
Tabel
baris kolom
Tabel baris kolom merupakan penyajian data
dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan kolom yang saling
berhubungan.
·
Tabel
kontingensi
Tabel kontingensi adalah tabel yang
menunjukkan atau memuat data sesuai dengan rinciannya. Apabila bagian baris
tabel berisikan n kolom maka didapatkan tabel kontingensi berukuran m
x n
·
Tabel
distribusi frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data.
Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah
yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan
kata lain, tabel distribusi frekuensi
dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika
disajikan.
Tabel baris
kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel
dengan bentuk susunan baris dan kolom yang saling berhubungan. contoh sebagai
berikut;
PEMBELIAN BARANG – BARANG OLEH JAWATAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH TAHUN 1965
– 1967
Tahun
|
Jumlah
|
Barang
|
||||
Barang
|
Harga
|
A
|
B
|
|||
Banyak
|
Harga
|
Banyak
|
Harga
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
1965
1966
1967
|
19.1
22.1
24.0
|
315.8
388.3
382.4
|
8.3
12.7
11.0
|
234.4
307.8
290.4
|
10.8
9.4
13.0
|
81.4
80.5
92.0
|
Jumlah
|
65.2
|
1086.5
|
32.0
|
832.6
|
33.2
|
256.9
|
PEMBELIAN BARANG – BARANG OLEH JAWATAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH
1965 – 1967
Barang
|
1965
|
1966
|
1967
|
|||
Banyak
|
Barang
|
Banyak
|
Barang
|
Banyak
|
Barang
|
|
A
|
8.3
|
234.4
|
12.7
|
307.8
|
11.0
|
290.4
|
B
|
10.8
|
81.4
|
9.4
|
80.5
|
13.0
|
92.0
|
19.1
|
315.8
|
22.1
|
388.5
|
24.0
|
382.4
|
Tabel
Kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur
hubungan (asosiasi) antara dua variabel kategorik dimana tabel tersebut
merangkum frekuensi bersama dari observasi pada setiap kategori variabel.
Misalkan n sampel diklasifikasikan secara silang berdasarkan dua atribut dalam
suatu tabel berukuran IxJ, I merupakan kategori dari variabel X dan J merupakan
kategori dari variabel Y. Sell pada tabel mewakili kemungkinan IJ muncul.
Bentuk sederhana dari tabel kontongensi adalah tabel kontingesi 2x2 dengan format sebagai berikut
Bentuk sederhana dari tabel kontongensi adalah tabel kontingesi 2x2 dengan format sebagai berikut
Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor
atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri
atas k kategori, maka dapat dibuat suatu tabel kontingensi berukuran b x k
dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai
dapat dilihat berikut ini.
BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH AMBULU
MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2006
JENIS KELAMIN
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
JUMLAH
|
Laki – laki
|
4756
|
2795
|
1459
|
9012
|
Perempuan
|
4032
|
2116
|
1256
|
7404
|
Jumlah
|
8790
|
4911
|
2715
|
16416
|
Catatan : Data karangan
Daftar kontingensi diatas adalah merupakan
tabel kontingensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan 3 kolom. Model lain,
misalnya tabel kontingensi 4 x 4, dapat dilihat pada tabel berikut.
HASIL
UJIAN MATEMATIKA DAN FISIKA
UNTUK
100 SISWA SMA
NILAI
MATEMATIKA
NILAI
STATISTIKA
|
50 - 59
|
60 - 69
|
70 - 79
|
80 - 89
|
JUMLAH
|
60 – 69
|
12
|
7
|
10
|
2
|
31
|
70 – 79
|
8
|
10
|
5
|
7
|
30
|
80 – 89
|
10
|
8
|
3
|
3
|
24
|
90 – 99
|
5
|
3
|
12
|
2
|
22
|
JUMLAH
|
35
|
28
|
30
|
14
|
107
|
Catatatan
: Data karangan
Distribusi
frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi
data dalam beberapa kelas. Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu
distribusi frekuensi categorical dan distribusi frekuensi numerical.
Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang
pembagian kelas – kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan
data yang dilakukan secara kwalitatif. Perhatikan contoh berikut:
HASIL
PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005
Macam
Barang Dagangan
|
Jumlah
Penjualan (Ton)
|
Kacang tanah
Kedelai
Jagung
Beras
|
20
15
35
60
|
Jumlah
Total Penjualan
|
130
|
Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian
kelas – kelasnya dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.
DATA
USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU
UMUR KARYAWAN
(Tahun)
|
JUMLAH KARYAWAN
( Orang )
|
20 –
24.9
25 –
29.9
30 –
34.9
35 –
39.9
|
15
16
4
5
|
Jumlah
|
40
|
Prosedur atau langkah – langkah dalam membuat
tabel frekuensi adalah sebagai berikut :
1. Tentukan range dari data pengamatan, dan
gunakan data terkecil sebagai sebagai limit bawah kelas pertama;
2. tentukan interval kelas yang diinginkan dan
tentukan jumlah kelas,
3. buat interval kelas dan hitung pengamatan yang
jatuh untuk tiap kelas dengan membuat tally;
4. jumlah frekuensi pada masing – masing kelas.
Contoh soal: Diberikan data mentah tentang gaji
bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah.
138
|
164
|
150
|
132
|
144
|
125
|
149
|
157
|
118
|
124
|
144
|
152
|
148
|
136
|
147
|
140
|
158
|
146
|
128
|
135
|
168
|
165
|
126
|
154
|
138
|
118
|
178
|
163
|
137
|
143
|
135
|
140
|
153
|
135
|
147
|
142
|
173
|
146
|
146
|
150
|
142
|
150
|
135
|
156
|
145
|
145
|
161
|
128
|
155
|
162
|
Dari data diatas, buatlah daftar distribusi
frekuensi dari gaji tersebut. Untuk menjawab soal diatas, langkah – langkah
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Range (R).
Range dapat diartikan sebagai jarak antara data
terkecil sampai terbesar atau selisih antara data terbesar sampai terkecil.
Dari contoh diatas :
Range (R)
= Data terbesar – data terkecil
= 78 – 118
= 60
2. Menentukan Jumlah Kelas
(k).
Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas
dapat berinterval 3, 5, 10, dsb.
Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling
sederhana adalah dengan Rumus :
Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas
(i). ( 2.1 )
Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah
9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 = 6,67 » 7 (dibulatkan).
Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas,
yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya sebagai berikut :
Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log
n
( 2.2 )
Dimana : n = jumlah data yang dimiliki
Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih
dahulu, selanjutnya interval kelas dihitung dengan rumus ( 2.1 ). Sehingga,
dari contoh diatas diperoleh :
k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607
dibulatkan 7 kelas
Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57
dibulatkan menjadi 9
3. Menentukan kelas.
Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data
yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama,
dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan diatas, dapat
dibuat interval – interval kelas sebagai berikut:
Kelas I = dimulai
dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka :
Kelas II = dimulai
dengan 127
Kelas III = dimulai dengan
136
Kelas IV = dimulai dengan 145
Kelas V = dimulai
dengan 154
Kelas VI = dimulai dengan 163
Kelas VII = dimulai dengan 172
4. Menghitung Frekuensi Kelas.
Frekuensi tiap–tiap kelas diartikan sebagai
jumlah dari data – data yang sudah dimasukkan kedalam masing – masing kelas.
Selanjutnya semua data pengamatan pada masing – masing kelas dihitung dengan
menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari
tanda yang diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat
dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN
50
PEGAWAI HONORER
KELAS
|
GAJI
( Dalam Ribuan )
|
TALLY
|
FREKUENSI
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
|
118 –
126
127 –
135
136 –
144
145 –
153
154 –
162
163 -
171
172 -
180
|
////
//
|
5
7
11
14
7
4
2
|
TOTAL
|
50
|
Jika frekuensi dinyatakan dalam
persentasi terhadap total frekuensi, maka tabel tersebut dinamakan tabel frekuensi
relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas
dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan
disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam
bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut frekuensi kumulatif
relatif.
TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF,
FREKUENSI
KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
GAJI
BULANAN 50 PEGAWAI HONORER
KELAS
|
GAJI
(Ribuan )
|
FREKUENSI
|
FREKUENSI
KUMULATIF
|
FREKUENSI
RELATIF
( % )
|
FREKUENSI
KUMULATIF
RELATIF
(%)
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
|
118 –
126
127 –
135
136 –
144
145 –
153
154 –
162
163 -
171
172 - 180
|
5
7
11
14
7
4
2
|
0
12
23
37
44
48
50
|
10
14
22
28
14
8
4
|
0
24
46
74
88
96
100
|
TOTAL
|
50
|
100
|
Jenis Tabel Distribusi Frekuensi:
1. Tabel distribusi frekuensi data tunggal, di
dalamnya disajikan frekuensi dari data angka dimana angka yang ada tidak
dikelompokkan.
2. Tabel distribusi frekuensi data kelompok, di
dalamnya disajikan frekuensi dari data angka dimana angka tersebut dikelompokkan.
3. Tabel distribusi frekuensi kumulatif, di
dalamnya disajikan frekuensi yang dihitung terus meningkat atau selalu
ditambahkan. Tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua yaitu tabel
distribusi frekuensi kumulatif data tunggal dan kelompok.
4. Tabel distribusi frekuensi relatif atau
tabel presentase, didalamnya disajikan frekuensi dalam bentuk persen. (Sudijono,
2012)
Cara Pembuatan sebuah tabel sebagai berikut :
a.
Nama-nama
sebaiknya disusun menurut abjad
b.
Waktu
disusun secara berurut atau secara kronologis , misalnya 1960, 1961 ……. ,…. ,
1970.
c.
Kategori
dicatat untuk kebiasaan , misalnya laki-laki dulu baru perempuan , besar dulu
baru kecil , untung dulu kemudian rugi dan sebagainya.
Usaha-usaha diatas bukan hanya
menurut kebiasaan umum yang dipakai , tetapi juga untuk memudahkan pencarian ,
pembacaan , dan analisis
Umur
|
TOYOTA
|
MITSUBISHI
|
HINO
|
Jumlah
|
||||||
Sedan
|
Bis
|
dll
|
Sedan
|
Bis
|
Dll
|
Sedan
|
Bis
|
dll
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
(11)
|
< 1 tahun
1 th < 2 th
2th < 3 th
3 th < 4 th
4 th < 5 th
≥ 5 th
|
5
|
2
|
1
|
4
|
1
|
|
3
|
1
|
1
|
18
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bisa diketahui bahwa kendaraan
yang sudah berumur 5 tahun atau lebih, sesuai dengan peraturan yang ada harus
diganti. Di dalam penggantian harus di perhatikan merek dan jenis kendaraan.
Ada 18 mobil yang harus diganti, 5 Sedan Toyota, 2 Bus Toyota dan sebagainya
seperti tabel tersebut. (J.Supranto, 2008)
B. Grafik
Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual
data berupa angka ( mungkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga
berskala dari tabel-tabel yang telah di buat. Baik tabel maupun grafik bisa
dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala. Penyajian
dalam bentuk gambar dapat mempermudah mengambil kesimpulan dengan cepat. Data
berkla ( time series data) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
mengetahui perkembangan suatu hal atau kegiatan, biasanya disajikan dalam
bentuk grafik garis untuk mempermudah pembuatan trend. Seperti yang di ketahui
bahwa trend dapat digunakan sebagai dasar pembutan ramalan yang amat berguna untuk dasar perencanaan. Beberapa
macam grafik diantaranya yaitu grafik
batangan (barchart / histrogram), gafik garis (line chart/ poligon), grafik
lingkaran (pie chart), grafik gambar (pictogram), dan grafik peta (cartogram).
Untuk membuat
grafik perlu membuat tabelnya. Tabel disebut tabel persiapan. Tabel ini mungkin
turut disajikan kepada pembaca dalam laporan hasil penyelidikan kita, tapi
mungkin juga tidak. Akan sangat memudahkan pekerjaan kita dalam membuat grafik
yang kita maksudkan.
Langkah-langkah
umum dalam membuat grafik:
1.
Sumbu
Absis dan Ordinat, Sumbu absis yaitu sumbu yang
mendatar disebut sumbu X ( Untuk nilai ) sedang sumbu ordinat yaitu sumbu yang
menegak disebut sumbu Y ( Untuk frekuensi ).
2.
Perbandingan
antara X dan Y, Sumbu X dibuat lebih panjang
daripada sumbu Y. Perbandingan antara keduanya kira-kira adalah sepuluh dengan
tujuh atau sepuluh dengan delapan atau pada umumnya tiga banding dua. Untuk
keperluan propaganda.
3.
Pemberian nama pada sumbu, Untuk
memudahkan pembacaan tiap-tiap sumbu diberi nama sesuai dengan maksudnya.
4.
Pemberian
nama pada grafik Grafik yang tidak ada namanya
sangat membingungkan pembacanya. Sebab itu, tiap-tiap grafik yang dimaksudkan
untuk disajikan kepada pembaca harus diberi nama.
Macam-macam Grafik
a) Histogram
Grafik histogram biasa
disebut juga bar diagram, yaitu suatu grafik yang berbentuk beberapa
segi empat. Langkah-langkah membuat histogram;
·
Membuat
absis dan ordinat, dengan perbandingan 10 : 7
·
Absis kita
beri nama Nilai dan ordinat dengan Frekuensi atau f.
·
Membuat
skala pada absis dan ordinat.
·
Memberikan
segi empat pada absis.
·
Pembuatan
histogram ini kita selesaikan dengan memberi keterangan selengkapnya, yakni
mengenai apa yang kita sajikan melalui histogram itu.
Dari Gambar dibawah ini secara cepat bisa dilihat bahwa di daerah
penjuallan IV hampir semua jenis barang menunjukkan hasil penjualan yang tinggi
di bandingkan dengan daerah-daerah lainnya, sedangkan di daerah penjualan I
paling rendah hasil penjualannya untuk setiap barang.
Jadi, jelas bahwa
gambar lebih mudah disimpulkan (di ambil kesimpualannya) dari pada tabel. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan:
“single picture is worth a thousand words.” Dalam arti luas “ words”
juga berarti “ figures” atau angka-angka.
Tidak ada perbedaan pokok-pokok pembuatan histogram dengan
menggunakan batas nyata dengan pembuatan histogram menggunakan titik tengah yang
berbeda hanya nilai-nilai yang dicantumkan pada absis, yang satu mencantumkan
batas nyata, sedang yang lain mencantumkan titik tengah. Histogram yang
menggunakan batas nyata maupun histogram yang menggunakan titik tengah,
keduanya dapat dibuat dari distribusi tunggal maupun distribusi bergolong. (Hadi, 2015)
Sumbu mendatar dan kedua sumbu menegak. Pada sumbu mendatar, sumbu
absis, sedang sumbu tegaknya, sumbu ordinat memuat frekuensi dari tiap-tiap
interval kelas yang bersangkutan. Tiap-tiap segi empat itu memanjang dari batas
rendah nyata ke batas atas nyata, berimpit satu sama lain, sehingga tidak akan
ada lubang di antara tiap-tiap segi empat tersebut. Grafik histogram atau
batangan juga ada tunggal, ada juga berganda, ada pula grafik batangan komponen
berganda, dan grafik batangan berimbang neto. Namun dalam makalah ini kami
hanya memperkenalkan dasar-dasarnya saja (tentang grafik Histogram).
b) Poligon
Pada dasarnya tidak ada
perbedaan antara grafik histogram dengan grafik poligon. Perbedaannya hanyalah
terletak pada
·
Grafik
histogram biasanya dibuat dengan menggunakan batas nyata sedangkan grafik
poligon selalu menggunakan titik tengah
·
Grafik
histogram berwujud segi empat-segi empat, sedang grafik poligon berwujud
garis-garis kurva (garis-garis yang sudah dilicinkan).
Grafik poligon yang
biasa juga disebut grafik poligon frekuensi, dibuat dengan menghubung-hubungkan
titik-titik tengah tiap-tiap interval kelas secara berurut-urut. Kedua ujungnya
ke titik tengah interval kelas didekatnya (di kedua ujungnya) maka akan
selesailah pembuatan poligon itu. Grafik poligon kita dengan mudah dapat
membandingkan keadaan dua distribusi, bilamana kedua distribusi itu dilukiskan
dalam satu grafik. Seperti han nya grafik batangan, grafik garis juga memiliki
beberapa macam grafik garis yakni: grafik garis tunggal, grafik garis berganda,
grafik garis komponen berganda, dan grafik garis berimbang neto.
Contoh tabel di
bawah ini berisi data penjualan Toko Cahaya selama delapan tahun terakhir.
Jenis barang
|
2010
|
2011
|
20012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
Televisi
Radio
Kulkas
|
20
25
30
|
30
45
50
|
35
50
60
|
40
60
75
|
50
65
85
|
65
75
90
|
70
80
95
|
85
90
100
|
Jumlah
|
75
|
125
|
145
|
175
|
200
|
230
|
245
|
275
|
Gambar
1 2 adalah
Grafik garis berganda untuk data dari Tabel 1 6
penjualan toko cahaya menurut jenis barang, 2010-2017
Grafik garis diatas adalah grafik garis berganda ( multiple line
chart ) merupakan grafik yang terdiri dari beberapa garis untuk menggambarkan
perkembangan beberapa hal atau kejadian
sekaligus.
c) Ogive
Bisa di sebut juga grafik frekuensi
meningkat, Grafik tidak sering kita temui dalam buku-buku bacaan, namun
terkadang ada gunanya. Seperti seorang perancang pakaian mode-mode baru mungkin
ingin mencatatnya dalam bentuk grafik perkembangan penjualan pakaiannya dalam
setahun dalam jumlah meningkat. Ogive
dapat di buat dari distribusi tunggal maupun bergolong. Contoh untuk distribusi
bergolong:
Tabel 1 7 menunjukkan
distribusi khayalan tentang suatu hal sebagai ontoh untuk membuat grafik ogive
Interval nilai
|
Batas Nyata
|
Frekuensi
|
Frekuensi
Meningkat
|
36-38
33-35
30-32
27-29
24-26
21-23
18-20
15-17
12-14
9-11
6-8
3-5
0-2
|
38,5
35,5
32,5
29,5
26,5
23,5
20,5
17,5
14,5
1,5
8,5
5,5
2,5
0,5
|
2
3
2
6
5
5
5
14
10
17
15
14
2
|
100
98
95
93
87
82
77
72
58
48
31
16
2
|
Jumlah
|
N = 100
|
|
Pembuatan ogive di mulai dengan cara-cara seperti membuat grafik
lainnya; membuat sumbu absis dan ordinat yang berbanding kira-kira 1: 3/4 ;
memuat skala pada absis untuk mencapai batas-batas nyata, dan skala pada
ordinat untuk mencantumkan frekuensi meningkatnya, absis kita beri nama Nilai
dan ordinat di beri nama frekuensi Meningkat dengan menarik garis-garis dari
bawah di sebelah kiri berturut-turut ke batas nyata diatasnya pada ketinggian
menurut frekuensi interval-interval yang bersangkutan. (Hadi, 2015)
Perbedaan Ogive dan polygon:
Ø bahwa grafik
ogive itu di buat dengan menggunakan batas nyata, bukan titik tengah
sebagaimana grafik polygon.
Ø Grafik ogive
pada dasarnya sama seperti grafik polygon, perbedaanya; pada grafik ogive di
cantumkannya frekuensi secara meningkat, sedang pada polygon mencantumkan
frekuensi tiap-tiap nilai-nilai variabel. (Hadi, 2015)
d) Kurva
Adalah grafik polygon yang sudah dilicinkan
, kurva memiliki bentuk yang tak terhingga banyaknya, tergantung pada bentuk
distribusinya. Pada umumnya distribusi atau kurva di bagi dalam dua golongan
yaitu:
ª
Distribusi
atau kurva yng simetri
ª
Distribusi
atau kurva yang asimetri
e) Pie Chart ( grafik Lingkaran )
Satu macam grafik lagi yang kerap kali di gunakan untuk melaporkan
hasil penyelidikan adalah grafik serabi. Grafik ini berbentuk lingkaran (
melambangkan keseluruhan ) dengan jari-jari yang membagi lingkaran itu menjai
beberapa daerah yang luas nya seimbang dengan bagian-bagian gejala yang digambarkan.
Penggambaran ini akan lebih tepat apabila kita hendak mengetahu perbandingan
nilai-nilai karakteristik yang satu dengan yang lain dan dengan keseluruhannya.
Grafik lingkaran terdiri dari grafik lingkaran tuggal dan grafik lingkaran
berganda.
Contoh tabel berikut , yang memuat data
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 1993 ( dalam ribuan ).
Jenis Kendaraan
|
Mobil Penumpang
|
Bis
|
Mobil Gerobak
|
Sepeda Motor
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
Jumlah
|
925
|
191
|
788
|
4.551
|
6.455
|
f) Pictogram Chart ( grafik Gambar )
Adalah grafik yang di sajikan dalam bentuk
gambar. Di dalam bidang koordinat (salib sumbu) XY dinyatakan dengan
gambar-gambar dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik.
g) Cartogram Chart ( Grafik Peta )
Adalah grafik
berupa peta. Suatu karaktristik (sifat/hal) yang akan digambarkan, diberi tanda
atau iri khusus ( berupa gambar sederhana ).
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung
jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah
pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis.
2. Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam
bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan pengamatan atau evaluasi.
3. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang
disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan
dan masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang dan kantor cabang)
sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.
4. Gafik merupakan gambaran-gambaran yang
menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin juga dengan symbol-simbol)
yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat. Baik tabel
maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data
berkala
5. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik batangan ( barchart / histrogram
), gafik garis ( line chart/ poligon ), grafik lingkaran (pie chart), grafik
gambar ( pictogram ), dan grafik peta ( cartogram ).
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, S. (2015). Statistik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudijono, A. (2012). Pengantar
Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada (Rajawali Perss).
Sudjana. (2005). Metoda Statistika.
Bandung: PT. Trasito Bandung.
bagus sekali http://blog.binadarma.ac.id/irman_effendy
ReplyDelete