Thursday, March 17, 2016

makaah penyajian data



KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam kami haturkan kepangkuan Nabi besar akhir zaman, Nabi Muhammad SAW insyaallah didapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Syukur Alhamdulillah, Allah pemilik alam semesta yang maha Esa memberikan kenikmatan iman dan islam kepada kita semua, serta memberikan kesempatan pada saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini bisa saya semua selesaikan berkat bantuan dan beberapa dorongan. Untuk itu Tugas ini saya persembahkan dan kami ucapkan terimakasih kepada:
Orang Tua yang selalu mendidik, menjaga, memberi kasih sayang dan mendukung dana sekolah.
Bapak Drs. H. Ahmad Rohani HM, M.Pd selaku pengampu mata kuliah Statistik Pendidikan.
Dengan pembahasan singkat yang mungkin masih banyak kekurangan nya dengan pembahasan tugas ini, saya berharap Dosen(pengampu) mata kuliah Statistik Pendidikan,  dapat menambahkan kekurangan tersebut, sehingga saya mudah dalam mempelajarinya.
Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat menjadi evaluasi, sehingga dapat tercipta tugas yang lebih baik lagi.


DAFTAR ISI

                           




PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Kita sering menjumpai dalam majalah, brosur, buletin, monograf, dan buku ilmiah adalah penyajian data. Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Ada beberapa dalam penyajian data, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Penyajian Data: Tabulasi dan Grafik. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin juga dengan simbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.

B.   Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud Penyajian data?
2.    Apa itu Tabulasi dan Grafik?
3.    Macam-macam Grafik?


ISI PEMBAHASAN


PENYAJIAN DATA


Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Fungsi penyajian data antara lain :
ª    Menunjukkan perkembangan suatu keadaan
ª    Mengadakan perbandingan pada suatu waktu
ª    Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau observasi
ª     Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti
ª     Memudahkan dalam membuat analisis data, dan
ª     Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.
 Berikut adalah beberapa model penyajian data:

A.   Tabel

Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan pengamatan atau evaluasi. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. (Sudjana, 2005). Macam-macam tabel yang dikenal yaitu :
·         Tabel baris kolom
Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan kolom yang saling berhubungan.
·         Tabel kontingensi
Tabel kontingensi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat data sesuai dengan rinciannya. Apabila bagian baris tabel berisikan n kolom maka didapatkan tabel kontingensi berukuran m x n
·         Tabel distribusi frekuensi
Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi  dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan.

Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan kolom yang saling berhubungan. contoh sebagai berikut;
PEMBELIAN BARANG – BARANG OLEH JAWATAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH TAHUN 1965 – 1967
Tahun
Jumlah
Barang
Barang
Harga
A
B
Banyak
Harga
Banyak
Harga
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1965
1966
1967
19.1
22.1
24.0
315.8
388.3
382.4
8.3
12.7
11.0
234.4
307.8
290.4
10.8
9.4
13.0
81.4
80.5
92.0
Jumlah
65.2
1086.5
32.0
832.6
33.2
256.9

PEMBELIAN BARANG – BARANG OLEH JAWATAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH
1965 – 1967
Barang
1965
1966
1967
Banyak
Barang
Banyak
Barang
Banyak
Barang
A
8.3
234.4
12.7
307.8
11.0
290.4
B
10.8
81.4
9.4
80.5
13.0
92.0
19.1
315.8
22.1
388.5
24.0
382.4

Tabel Kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur hubungan (asosiasi) antara dua variabel kategorik dimana tabel tersebut merangkum frekuensi bersama dari observasi pada setiap kategori variabel. Misalkan n sampel diklasifikasikan secara silang berdasarkan dua atribut dalam suatu tabel berukuran IxJ, I merupakan kategori dari variabel X dan J merupakan kategori dari variabel Y. Sell pada tabel mewakili  kemungkinan IJ muncul.
Bentuk sederhana dari tabel kontongensi adalah tabel kontingesi 2x2 dengan format sebagai berikut




Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat suatu tabel kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai dapat dilihat berikut ini.
BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH AMBULU
MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2006
JENIS KELAMIN
SD
SMP
SMA
JUMLAH
Laki – laki
4756
2795
1459
9012
Perempuan
4032
2116
1256
7404
Jumlah
8790
4911
2715
16416
Catatan : Data karangan
Daftar kontingensi diatas adalah merupakan tabel kontingensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan 3 kolom. Model lain, misalnya tabel kontingensi 4 x 4, dapat dilihat pada tabel berikut.
HASIL UJIAN MATEMATIKA DAN FISIKA
UNTUK 100 SISWA SMA
NILAI
MATEMATIKA
NILAI
STATISTIKA
50 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
JUMLAH
60 – 69
12
7
10
2
31
70 – 79
8
10
5
7
30
80 – 89
10
8
3
3
24
90 – 99
5
3
12
2
22
JUMLAH
35
28
30
14
107
Catatatan : Data karangan
Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa kelas. Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical dan distribusi frekuensi numerical. Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan data yang dilakukan secara kwalitatif. Perhatikan contoh berikut:
HASIL PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005
Macam Barang Dagangan
Jumlah Penjualan (Ton)
Kacang tanah
Kedelai
Jagung
Beras
20
15
35
60
Jumlah Total Penjualan
130

Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.
DATA USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU
UMUR KARYAWAN
(Tahun)
JUMLAH KARYAWAN
( Orang )
20 – 24.9
25 – 29.9
30 – 34.9
35 – 39.9
15
16
4
5
Jumlah
40

Prosedur atau langkah – langkah dalam membuat tabel frekuensi adalah sebagai berikut :
1.      Tentukan range dari data pengamatan, dan gunakan data terkecil sebagai sebagai limit bawah kelas pertama;
2.      tentukan interval kelas yang diinginkan dan tentukan jumlah kelas,
3.      buat interval kelas dan hitung pengamatan yang jatuh untuk tiap kelas dengan membuat tally;
4.      jumlah frekuensi pada masing – masing kelas.
Contoh soal: Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah.
138
164
150
132
144
125
149
157
118
124
144
152
148
136
147
140
158
146
128
135
168
165
126
154
138
118
178
163
137
143
135
140
153
135
147
142
173
146
146
150
142
150
135
156
145
145
161
128
155
162

Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut. Untuk menjawab soal diatas, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1.   Menentukan Range (R).
Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau selisih antara data terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :
Range (R)  = Data terbesar – data terkecil
                  = 78 – 118
                  = 60
2.   Menentukan Jumlah Kelas (k).
Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb.
Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus :
Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas (i).        ( 2.1 )
Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 = 6,67  » 7 (dibulatkan).
Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya sebagai berikut :
Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n                              ( 2.2 )
Dimana : n = jumlah data yang dimiliki
Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih dahulu, selanjutnya interval kelas dihitung dengan rumus ( 2.1 ). Sehingga, dari contoh diatas diperoleh :
k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607 dibulatkan 7 kelas
Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57 dibulatkan menjadi 9
3.   Menentukan kelas.
Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan diatas, dapat dibuat interval – interval kelas sebagai berikut:
Kelas I      = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka :
Kelas II     = dimulai dengan 127
Kelas III    = dimulai dengan 136
Kelas IV    = dimulai dengan 145
Kelas V     = dimulai dengan 154
Kelas VI    = dimulai dengan 163
Kelas VII   = dimulai dengan 172
4.   Menghitung Frekuensi Kelas.
Frekuensi tiap–tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang sudah dimasukkan kedalam masing – masing kelas. Selanjutnya semua data pengamatan pada masing – masing kelas dihitung dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN
50 PEGAWAI HONORER
KELAS
GAJI
( Dalam Ribuan )
TALLY
FREKUENSI
I
II
III
IV
V
VI
VII
118 – 126
127 – 135
136 – 144
145 – 153
154 – 162
163 - 171
172 - 180
////
//// //
//// //// /
//// //// ////
//// //
////
//
5
7
11
14
7
4
2
TOTAL
50

Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi  terhadap total frekuensi, maka tabel tersebut dinamakan tabel frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut frekuensi kumulatif relatif.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF,
FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER
KELAS
GAJI
(Ribuan )
FREKUENSI
FREKUENSI
KUMULATIF
FREKUENSI
RELATIF
( % )
FREKUENSI
KUMULATIF
RELATIF
(%)
I
II
III
IV
V
VI
VII
118 – 126
127 – 135
136 – 144
145 – 153
154 – 162
163 - 171
172 - 180
5
7
11
14
7
4
2
0
12
23
37
44
48
50
10
14
22
28
14
8
4
0
24
46
74
88
96
100
TOTAL
50
100

Jenis Tabel Distribusi Frekuensi:
1.      Tabel distribusi frekuensi data tunggal, di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka dimana angka yang ada tidak dikelompokkan.
2.      Tabel distribusi frekuensi data kelompok, di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka dimana angka tersebut dikelompokkan.
3.      Tabel distribusi frekuensi kumulatif, di dalamnya disajikan frekuensi yang dihitung terus meningkat atau selalu ditambahkan. Tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua yaitu tabel distribusi frekuensi kumulatif data tunggal dan kelompok.
4.      Tabel distribusi frekuensi relatif atau tabel presentase, didalamnya disajikan frekuensi dalam bentuk persen. (Sudijono, 2012)
Cara Pembuatan sebuah tabel sebagai berikut :
a.       Nama-nama sebaiknya disusun menurut abjad
b.      Waktu disusun secara berurut atau secara kronologis , misalnya 1960, 1961 ……. ,…. , 1970.
c.       Kategori dicatat untuk kebiasaan , misalnya laki-laki dulu baru perempuan , besar dulu baru kecil , untung dulu kemudian rugi dan sebagainya.
Usaha-usaha diatas bukan hanya menurut kebiasaan umum yang dipakai , tetapi juga untuk memudahkan pencarian , pembacaan , dan analisis

Tabel 1 4 Jumlah kendaraan perusahaan X menurut umur, merek dan jenis, pada tahun 2007
Umur
TOYOTA
MITSUBISHI
HINO
Jumlah
Sedan
Bis
dll
Sedan
Bis
Dll
Sedan
Bis
dll
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
< 1 tahun
1 th < 2 th
2th < 3 th
3 th < 4 th
4 th < 5 th
≥ 5 th





5






2





1





4





1






3





1





1





18
Jumlah











Bisa diketahui bahwa kendaraan yang sudah berumur 5 tahun atau lebih, sesuai dengan peraturan yang ada harus diganti. Di dalam penggantian harus di perhatikan merek dan jenis kendaraan. Ada 18 mobil yang harus diganti, 5 Sedan Toyota, 2 Bus Toyota dan sebagainya seperti tabel tersebut. (J.Supranto, 2008)

B.   Grafik

Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka ( mungkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat. Baik tabel maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala. Penyajian dalam bentuk gambar dapat mempermudah mengambil kesimpulan dengan cepat. Data berkla ( time series data) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan suatu hal atau kegiatan, biasanya disajikan dalam bentuk grafik garis untuk mempermudah pembuatan trend. Seperti yang di ketahui bahwa trend dapat digunakan sebagai dasar pembutan ramalan yang amat  berguna untuk dasar perencanaan. Beberapa macam grafik diantaranya  yaitu grafik batangan (barchart / histrogram), gafik garis (line chart/ poligon), grafik lingkaran (pie chart), grafik gambar (pictogram), dan grafik peta (cartogram).
            Untuk membuat grafik perlu membuat tabelnya. Tabel disebut tabel persiapan. Tabel ini mungkin turut disajikan kepada pembaca dalam laporan hasil penyelidikan kita, tapi mungkin juga tidak. Akan sangat memudahkan pekerjaan kita dalam membuat grafik yang kita maksudkan.
Langkah-langkah umum dalam membuat grafik:
1.        Sumbu Absis dan Ordinat, Sumbu absis yaitu sumbu yang mendatar disebut sumbu X ( Untuk nilai ) sedang sumbu ordinat yaitu sumbu yang menegak disebut sumbu Y ( Untuk frekuensi ).
2.        Perbandingan antara X dan Y, Sumbu X dibuat lebih panjang daripada sumbu Y. Perbandingan antara keduanya kira-kira adalah sepuluh dengan tujuh atau sepuluh dengan delapan atau pada umumnya tiga banding dua. Untuk keperluan propaganda.
3.         Pemberian nama pada sumbu, Untuk memudahkan pembacaan tiap-tiap sumbu diberi nama sesuai dengan maksudnya.
4.        Pemberian nama pada grafik Grafik yang tidak ada namanya sangat membingungkan pembacanya. Sebab itu, tiap-tiap grafik yang dimaksudkan untuk disajikan kepada pembaca harus diberi nama.

Macam-macam Grafik

a)      Histogram

Grafik histogram biasa disebut juga bar diagram, yaitu suatu grafik yang berbentuk beberapa segi empat. Langkah-langkah membuat histogram;
·         Membuat absis dan ordinat, dengan perbandingan 10 : 7
·         Absis kita beri nama Nilai dan ordinat dengan Frekuensi atau f.
·         Membuat skala pada absis dan ordinat.
·         Memberikan segi empat pada absis.
·         Pembuatan histogram ini kita selesaikan dengan memberi keterangan selengkapnya, yakni mengenai apa yang kita sajikan melalui histogram itu.
Dari Gambar dibawah ini secara cepat bisa dilihat bahwa di daerah penjuallan IV hampir semua jenis barang menunjukkan hasil penjualan yang tinggi di bandingkan dengan daerah-daerah lainnya, sedangkan di daerah penjualan I paling rendah hasil penjualannya untuk setiap barang.
Gambar 1 1 Penjualan PT. Sinar Sakti menurut jenis barang dan daerah penjualan 2007 (dalam satuan)


Jadi, jelas bahwa gambar lebih mudah disimpulkan (di ambil kesimpualannya) dari pada tabel. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan:  “single picture is worth a thousand words.” Dalam arti luas “ words” juga berarti “ figures” atau angka-angka.
Tidak ada perbedaan pokok-pokok pembuatan histogram dengan menggunakan batas nyata dengan pembuatan histogram menggunakan titik tengah yang berbeda hanya nilai-nilai yang dicantumkan pada absis, yang satu mencantumkan batas nyata, sedang yang lain mencantumkan titik tengah. Histogram yang menggunakan batas nyata maupun histogram yang menggunakan titik tengah, keduanya dapat dibuat dari distribusi tunggal maupun distribusi bergolong. (Hadi, 2015)
Sumbu mendatar dan kedua sumbu menegak. Pada sumbu mendatar, sumbu absis, sedang sumbu tegaknya, sumbu ordinat memuat frekuensi dari tiap-tiap interval kelas yang bersangkutan. Tiap-tiap segi empat itu memanjang dari batas rendah nyata ke batas atas nyata, berimpit satu sama lain, sehingga tidak akan ada lubang di antara tiap-tiap segi empat tersebut. Grafik histogram atau batangan juga ada tunggal, ada juga berganda, ada pula grafik batangan komponen berganda, dan grafik batangan berimbang neto. Namun dalam makalah ini kami hanya memperkenalkan dasar-dasarnya saja (tentang grafik Histogram).

b)     Poligon


Pada dasarnya tidak  ada perbedaan antara grafik histogram dengan grafik poligon. Perbedaannya hanyalah terletak pada
·      Grafik histogram biasanya dibuat dengan menggunakan batas nyata sedangkan grafik poligon selalu menggunakan titik tengah
·      Grafik histogram berwujud segi empat-segi empat, sedang grafik poligon berwujud garis-garis kurva (garis-garis yang sudah dilicinkan).
Grafik poligon yang biasa juga disebut grafik poligon frekuensi, dibuat dengan menghubung-hubungkan titik-titik tengah tiap-tiap interval kelas secara berurut-urut. Kedua ujungnya ke titik tengah interval kelas didekatnya (di kedua ujungnya) maka akan selesailah pembuatan poligon itu. Grafik poligon kita dengan mudah dapat membandingkan keadaan dua distribusi, bilamana kedua distribusi itu dilukiskan dalam satu grafik. Seperti han nya grafik batangan, grafik garis juga memiliki beberapa macam grafik garis yakni: grafik garis tunggal, grafik garis berganda, grafik garis komponen berganda, dan grafik garis berimbang neto.
Contoh tabel di bawah ini berisi data penjualan Toko Cahaya selama  delapan tahun terakhir.
Tabel 1 5 Penjualan Toko Cahaya menurut jenis barang dan waktu ( dalam juta Rp )
Jenis barang
2010
2011
20012
2013
2014
2015
2016
2017
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Televisi
Radio
Kulkas

20
25
30
30
45
50
35
50
60
40
60
75
50
65
85
65
75
90
70
80
95
85
90
100
Jumlah
75
125
145
175
200
230
245
275

Gambar 1 2 adalah Grafik garis berganda untuk data dari Tabel 1 6 penjualan toko cahaya menurut jenis barang, 2010-2017

Grafik garis diatas adalah grafik garis berganda ( multiple line chart ) merupakan grafik yang terdiri dari beberapa garis untuk menggambarkan perkembangan beberapa hal  atau kejadian sekaligus.

c)      Ogive

Bisa di sebut juga grafik frekuensi meningkat, Grafik tidak sering kita temui dalam buku-buku bacaan, namun terkadang ada gunanya. Seperti seorang perancang pakaian mode-mode baru mungkin ingin mencatatnya dalam bentuk grafik perkembangan penjualan pakaiannya dalam setahun dalam jumlah meningkat.  Ogive dapat di buat dari distribusi tunggal maupun bergolong. Contoh untuk distribusi bergolong:
Tabel 1 7 menunjukkan distribusi khayalan tentang suatu hal sebagai ontoh untuk membuat grafik ogive
Interval nilai
Batas Nyata
Frekuensi
Frekuensi Meningkat
36-38
33-35
30-32
27-29
24-26
21-23
18-20
15-17
12-14
9-11
6-8
3-5
0-2

38,5
35,5
32,5
29,5
26,5
23,5
20,5
17,5
14,5
1,5
8,5
5,5
2,5
0,5
2
3
2
6
5
5
5
14
10
17
15
14
2
100
98
95
93
87
82
77
72
58
48
31
16
2
Jumlah
N = 100

Pembuatan ogive di mulai dengan cara-cara seperti membuat grafik lainnya; membuat sumbu absis dan ordinat yang berbanding kira-kira 1: 3/4 ; memuat skala pada absis untuk mencapai batas-batas nyata, dan skala pada ordinat untuk mencantumkan frekuensi meningkatnya, absis kita beri nama Nilai dan ordinat di beri nama frekuensi Meningkat dengan menarik garis-garis dari bawah di sebelah kiri berturut-turut ke batas nyata diatasnya pada ketinggian menurut frekuensi interval-interval yang bersangkutan. (Hadi, 2015)


Gambar 1 3 : grafik yang menunjukkandistribusi nilai suatu hal dari bahan tabel diatasnya.
Perbedaan Ogive dan polygon:
Ø  bahwa grafik ogive itu di buat dengan menggunakan batas nyata, bukan titik tengah sebagaimana grafik polygon.
Ø  Grafik ogive pada dasarnya sama seperti grafik polygon, perbedaanya; pada grafik ogive di cantumkannya frekuensi secara meningkat, sedang pada polygon mencantumkan frekuensi tiap-tiap nilai-nilai variabel. (Hadi, 2015)

d)     Kurva

Adalah grafik polygon yang sudah dilicinkan , kurva memiliki bentuk yang tak terhingga banyaknya, tergantung pada bentuk distribusinya. Pada umumnya distribusi atau kurva di bagi dalam dua golongan yaitu:
ª      Distribusi atau kurva yng simetri
ª      Distribusi atau kurva yang asimetri

e)      Pie Chart ( grafik Lingkaran )


Satu macam grafik lagi yang kerap kali di gunakan untuk melaporkan hasil penyelidikan adalah grafik serabi. Grafik ini berbentuk lingkaran ( melambangkan keseluruhan ) dengan jari-jari yang membagi lingkaran itu menjai beberapa daerah yang luas nya seimbang dengan bagian-bagian gejala yang digambarkan. Penggambaran ini akan lebih tepat apabila kita hendak mengetahu perbandingan nilai-nilai karakteristik yang satu dengan yang lain dan dengan keseluruhannya. Grafik lingkaran terdiri dari grafik lingkaran tuggal dan grafik lingkaran berganda.
Contoh tabel berikut , yang memuat data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 1993 ( dalam ribuan ).

Tabel 1 8 Banyaknya kendaraan bermotor di Indonesia menurut jenisnya, tahun 1993 ( dalam ribuan )

Jenis Kendaraan
Mobil Penumpang
Bis
Mobil Gerobak
Sepeda Motor
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
925
191
788
4.551
6.455

Gambar 1 4 Jumlah Kendaraan bermotor di Indonesia. Menurut jenis dalam tahun 1993 (dalam ribuan).

f)       Pictogram Chart ( grafik Gambar )

 Adalah grafik yang di sajikan dalam bentuk gambar. Di dalam bidang koordinat (salib sumbu) XY dinyatakan dengan gambar-gambar dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik.

g)      Cartogram Chart ( Grafik Peta )

Adalah grafik berupa peta. Suatu karaktristik (sifat/hal) yang akan digambarkan, diberi tanda atau iri khusus ( berupa gambar sederhana ).





PENUTUP

Kesimpulan

1.      Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis.
2.      Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan pengamatan atau evaluasi.
3.      Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.
4.      Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat. Baik tabel maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala
5.      Beberapa macam grafik diantaranya  yaitu grafik batangan ( barchart / histrogram ), gafik garis ( line chart/ poligon ), grafik lingkaran (pie chart), grafik gambar ( pictogram ), dan grafik peta ( cartogram ).




DAFTAR PUSTAKA

 

Hadi, S. (2015). Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudijono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada (Rajawali Perss).
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Trasito Bandung.





1 comment: