AWAL
MULA BUDAYA KAWASAN ARAB
A.
Pendahuluan
Sejarah peradaban Islam tidak lepas dari Arab sebagai tempat
turunnya agama Islam dan awal penyebarannya. Maka sebelum kita lebih jauh
mempelajari sosio budaya Arab pra-Islam, perlulah kita ketahui kawasan budaya
Arab.
Peradaban yang bercorak islam adalah unik diantara
peradaban – peradaban besar pada masanya dalam kegagalan mempertahankan
tradisi-tradisi tulis yang lebih awal dari kawasannya.di tempat-tempat lain,
karya-karya agung millenium pertama sebelum masehi terus membentuk titik
beanjak bagi kehidupan intelektual. Sampai betul-betul menjelang masa modern,
tokoh-tokoh utama klasik yunani dan latinndibaca di eropa dan guru-guru sezaman
sanskerta dan prakrit mereka di kawasan india dan cina di timur jauh.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu budaya?
2.
Apakah itu budaya Arab?
3.
Bagaimanakah kawasan budaya Arab beserta ciri dan pembagiannya?
4.
Bagaimana aplikasi kata arab dalam lingkup manusia?
C.
Pembahasan
Sebelum membicarakan panjang lebar tentang awal mula kawasan budaya
Arab haruslah diketahui terlebih dahulu apa yang disebut sebagai budaya dan
kawasan kebudayaan Arab dengan ciri-ciri khas yang membedakan wilayah yang
lain.
1.
Budaya
Budaya berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddi yang artinya budi atau akal. Maka kebudayaan
ialah hal-hal yang berkenaan dengan akal. Akan ettapi budaya dibedakan dengan
kebudayaan. Yang pertama ialah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan
rasa, sedangkan yang kedua ialah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu.
Kebudayaan atau culture menurut istilah antropologi ialah keseluruhan
kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang diatur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkan dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.[1]
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun sebagaimana dikutip Abdul Mun’im Majid dalam
bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, yang dimaksud dengan kebudayaan adalah
kondisi-kondisi kehidupan yang melebih dari yang diperlukan. Artinya kebudayaan
merupakan kemewahan hidup, sehingga kebudayaan muncul di kota-kota bukan di
desa-desa. [2]
Sering kita budaya disandingkan atau dihubungkan dengan peradaban
yang seakan semakna atau dekat makna keduanya. Akan tetapi peradaban atau civilization
dibedakan dengan kebudayaan. Peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang
halus dan indah sebagaimana kesenian, ilmu pengetahuan, arsitektur dan sebagainya.[3]
2.
Budaya Arab dan Ciri-Cirinya
Budaya merupakan daya atau potensi dari cipta, karsa dan rasa
manusia yang ada di kawasan tertentu. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan
yang berbeda antara satu masyarakat dengan yang lainnya. Tetapi semuanya
memiliki sifat hakikat yang sama dan berlaku umum, yakni: pertama, kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. Kedua, kebudayaan telah ada
terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Ketiga, kebudayan diperlukan
oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya. Dan keempat, kebudayaan mencakup
aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan
yang diijinkan.
Dengan demikian, maka budaya Arab ialah potensi yang ada pada
manusia yang akan mencipta dan berkehendak serta cara merasa yang didominasi
nuansa Arab. Ciri-cirinya antara lain ialah penggunaan bahasa Arab sebagai
bahasa pengantar dalam pergaulan hidup sehari-hari dan bahasa ilmiah sebagai
bahasa ilmu pengetahuan. Walaupun demikian bahasa ini akan dipengaruhi lokasi
tempat tinggal yang berdiam warganya di suatu tempat itu dalam jangka lama
sehingga membedakan antara bahasa Arab Saudi dengan Mesir atau Afrika utara.
Sebagaimana kita yang hidup di Indonesia ini tentunya mempunyai bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia akan tetapi dengan adanya tempat kita yang
berbeda-beda maka kita yang di Jawa Tengah tentunya beda dengan yang di Riau.
Bahkan sama-sama di Jawa Tengah sendiri saja kita bisa membedakan logat orang
Kudus dengan Tegal, Kebumen, Jepara dan lainnya yang semuanya mempunyai ciri
yang membedakan satu sama lain.
Ciri yang lain ialah digunakannya bahasa Arab itu oleh mayoritas
kaum muslimin, memang bahasa kitab mereka adalah bahasa Arab. Dalam hal ini
mereka yang beragama selain Islam pun memakai bahasa Arab bila mereka berdiam
di kawasan berbahasa Arab seperti, orang-orang Arab Lebanon yang beragama
Kristen. Demikian pula kita yang berada di kawasan Nusantara, berbudaya Melayu
bukan berbudaya Arab walau orang-orang Melayu beragama Islam.
Dari segi fisik, mereka juga mempunyai ciri-ciri khusus.
Orang-orang berasal dari kawasan kebudayaan Arab mempunyai postur tubuh tegap,
besar, tinggi, berambut keriting dan berhidung mancung.
Kondisi geografis mereka juga membedakan dengan letak wilayah yang
lain yang mempunyai ciri khas tertentu dengan segala tumbuhan atau binatang
yang hidup di kawasan tersebut. Seperti lingkungan padang pasir yang luas,
sedikit curah hujan, banyak gunung berbatu dan kandungan mineral yang hampir
sama di wilayah tersebut, yang akhir-akhir ini banyak ditemukan cadangan minyak
bumi yang melimpah.[4]
3.
Kawasan budaya Arab
Kawasan budaya Arab pertama kali ialah wilayah yang meliputi Jazirah
Arab. Jazirah Arabia merupakan sambungan dari wilayah gurun yang membentang
dari barat Sahara di Afrika hingga timur melintasi Asia, Iran Tengah, dan gurun
Gobi di Cina. Wilayah itu sangat kering dan panas karena uap air laut yang ada
di sekitarnya (laut Merah, laut Hindia, laut Arab). Ketika Islam datang dan
menyebar ke wilayah sekitarnya, maka terislamkanlah wilayah sekitar tersebut
dan terarabkan sebagai konsekuensi logis dari Islam yang dibawa oleh bangsa
Arab. Dengan demikian jadilah Mesir dan Afrika Utara berbudaya Arab, demikian
pula Irak yang dahulunya dalam pengaruh Persia dan Syiria yang berkebudayaan
Bizantium. Sehingga akhirnya kawasan budaya Arab terdiri dari Timur Tengah dan
Afrika Utara yang meliputi Turki, Iran, Israel, Lebanon, Irak, Yordania,
Syiria, Mesir dan kerajaan-kerajaan yang ada di kawasan Teluk Persia. Juga
meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya bika disebut kawasan kebudayaan
Arab maka paling tidak saat ini meliputi Timur Tengah, Bulan Sabit Subur, Teluk
Persia dan Afrika Utara.
Kondisi wilayah Arab pra Islam
Jazirah Arabia merupakan sambungan dari wilayah gurun yang
membentang dari barat Sahara di Afrika hingga timur melintasi Asia, Iran
Tengah, dan gurun Gobi di Cina. Wilayah itu sangat kering dan panas karena uap
air laut yang ada di sekitarnya (laut Merah, laut Hindia, laut Arab). Tidak
memenuhi kebutuhan untuk mendinginkan daratan luas yang berbatu, namun demikian
wilayah ini kaya akan bahan perminyakan.
Para penulis klasik membagi negeri Arab menjadi 3 bagian: Arab
Felix, Arab Petra, Arab Gurun. Didasarkan atas pembagian wilayah itu ke dalam
tiga kekuatan politik pada abad pertama Masehi, yaitu kawasan yang bebas,
kawasan yang tunduk pada penguasa Romawi, dan kawasan yang secara nominal
berada pada kendali Persia.
a.
Arab Gurun (Diserta) meliputi gurun pasir Suriah-Mesopotamia
(Bidaiyah), yang kemudian dipakai untuk menyambut ziarah Arab karena tanahnya
yang subur.
b.
Wilsayah Arab
Patrix Petraea (gunung batu) yang terletak di sebelah barat daya gurun Syiria
dan berpusat di daratan Sinai dan kerajaan Nabasia, dengan ibu kota Petra
c.
Wilayah Arab Felix, wilayah hijau (green land) atau wilayah
yang berbahagia (happy land). Yakni wilayah Yaman yang mempunyai kebudayaan
maju dengan kerajaan Saba an Man’in. Sebagaimana telah kita ketahui tentang
cerita ratu Saba’ yang sangat kaya dan mempunyai kerajaan yang megah dan mewah.
Kerajaannya hampir diserbut raja Israel, Nabi Sulaiman a.s. Ketika akhirnya
menyerah, ia mengutus wakilnya membawa hadiah. Sebagaimana yang diceritakan
dalam al-Qur’an:
“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata:
apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah
kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu, tetapi kamu
merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan
mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan
pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan
mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.” (QS. An-Naml: 36-37)
Ayat ini
menunjukkan bahwa di wilayah selatan dan ujung utara (fertile crescent),
terdapat peradaban yang makmur (maju) sehingga memungkinkan mereka
mengembangkan arsitektur dan membangun bangunan-bangunan megah.[5]
Tidak hanya itu di utara jazirah berdiri kerajaan Hirrah (Manadhiroh) dan
Gassan (Gassasinah). Hijaz tetap menunjukkan wilayah yang tetap merdeka sejak
dulu karena miskin daerahnya, namun mendapat tempat suci, yakni Mekkah yang di
dalamnya berdiri Ka’bah yang menjadi pusat beribadah sejak dahulu, disamping
ada sumur zam-zam sejak zaman Nabi Ismail a.s. [6]
Secara
geografis bangsa Arab menempati jazirah Arab dan juga daerah-daerah sekitar
jazirah. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian tengah dan bagian
pasir. Di sana, tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang ada hanya
lembah-lembah berair di musim hujan. Sebagian besar jazirah Arab adalah pasir
Sahara yang memiliki sifat dan keadaan berbeda-beda, pasir Sahara tersebut
dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a.
Sahara langit, memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil
dari timur ke barat. Disebut juga Sahara Nufud. Oase dan mata air sangat
jarang, tiupan angin seringkali menimbulkan kabut debu yang mengakibatkan
daerah ini sulit ditempuh
b.
Sahara Selatan, yang membentang menyambung sahara langit ke arah
timur sampau selatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan daratan keras, tandus,
dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut Ar-Rub al-Khali (bagian yang
sepi)
c.
Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri tanah Hat yang berbatu
hitam bagaikan terbakar. Gugusan batu-batu ini menyebar di keluasan sahara ini
seluruhnya mencapai 29 buah.
Jazirah Arab
merupakan daerah daratan padang rumput yang gersang, yang di sela-sela bebatuan
yang luas berikut padang pasirnya. Letak wilayah ini di ujung barat daya Asia,
sebelah utara dibatasai oleh daratan Syam, sebelah timur oleh Teluk Persia dan
laut Oman, di sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Hindia, sedangkan sebelah
baratnya dibatasi oleh laut Merah. Udaranya sangat panas dibandingkan wilayah
tropis dan rumput-rumput yang tumbuh merupakan sisa-sisa resapan air saat musim
dingin dan hujan.
4. Aplikasi Kata
Arab Dalam Lingkup Manusia
Istilah “ arab “, arab sebagai kata benda dan
kata sifat, telah digunakan paling tidak pada lima tingkat:
Pertama, kata Arab merujuk barang kali asalnya dengan jels pada
orang Badui, yaitu kaum pengembara dan terutama pengembara onta dari arabia.
Kadang-kadang ini menjadi pemakaian kata yang paling umum dari istilah itu
dalan bahasa arab. Tetapi mengalihbahasakan arab bahasa arab dalam hal-hal
seperti itu ke dalam arab kita, seperti yang di lakukan beberapa penulis ketika
menerjemahkan,menimbulkan kerancuan dannharus dihindarkan.
Kedua, kemudian kata arab merujuk pada semua orang yang
mengklaim sebagai keturunan dari atau identifikasi kultural tua dengan orang
orang Badui atau bahasa mereka termasuk tentunya “Badui yang menetap”. Dalam
pemakaian ini, secara historis kata arab kadang-kadang menyatakan secara tidak
langsung “ muslim”, karena kaum muslimin awal adalah arab yang arti ini,
memuaskan juga beberapa orang kristen dan yahudi,
Ketiga, perluasan berikutnya dilakukan terhadap semua orang yang
berbicara dalam dialek-dialek yang berasal dari bahsaa, bagaimana pun
hubungannya dengan tradisi – tradisi Badi atau dengan islam.
Keempat, kata arab selanjutnya dipakai dimana bahasa yang dipakai
adalah bahasa arab klasik, terlepas dari apakah bahasa atau logat daerahnya
berasal dari bahasa arab atau tidak ada hubungannya. Biasanya ungkapan ini
dibatasi pada tingkat perseorangan.
Kelima, terdapat beberapa pengarang yang akan menggunakan istilah
arab untuk semua orang dimana bahasa arab setidaknya di gunakan dalam ibadat.
Ini tidak pernah dilakukan secara konsisten , namun kelihatannya ia akan
menjadi definisi yang tersirat.[7]
D.
Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua, meskipun dalam faktanya makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan dan kesalahan, maka dari teman-teman kami harapkan kritik
dan sarannya agar kami bisa lebih baik untuk membuat makalah ini di kemudian
hari. Amin.
Daftar Pustaka
Ali
Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Logos, Jakarta, 1997
Abdul
Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, Terj. Ahmad Rofi’ Usmani,
Pustaka, Bandung, 1997
Asghar
Ali Engineer, Asal Usul dan Perkembangan Islam. Terj. Imam Baehaqi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. I
Marsal G.S
Hodgson, The Venture Of Islam,Jakarta 2002 hal 88
[1] Ali Mufrodi, Islam
di Kawasan Kebudayaan Arab, Logos, Jakarta, 1997, hlm. 1-2
[2] Abdul Mun’im Majid, Sejarah
Kebudayaan Islam, Terj. Ahmad Rofi’ Usmani, Pustaka, Bandung, 1997, hlm. 1
[3] Ali Mufrodi, Op.
Cit., hlm. 1-2.
[4] Ibid
[5] Asghar Ali Engineer, Asal
Usul dan Perkembangan Islam. Terj. Imam Baehaqi, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cet. I, hlm. 34
[6] Ali Mufrodi, Op.
Cit., hlm. 6
No comments:
Post a Comment