I. Pendahuluan
Biaya pendidikan
merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental) yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap
upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat
menentukan.
Hampir tidak ada
upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan
bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan. Biaya (cost)
dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk
uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).
Di samping itu,
dikenal juga anggaran belanja pendidikan (education budget) yang terdiri
atas dua komponen, yaitu pendapatan, pemasukan atau penerimaan di satu pihak
dan pengeluaran atau belanja. Dalam sistem anggaran di indonesia alokasi biaya
rutin kepada lembaga-lembaga atau satuan-satuan penyelenggara pendidikan
dituangkan dalam DIK (daftar isian kegiatan), sedangkan biaya pembangunan
dialokasikan dalam DIP (daftar isian proyek). Di samping itu dikenal pula DIKS
(daftar isian kegiatan suplemen) yaitu, alokasi anggaran yang sumber dananya
berasal dari masyarakat.
Pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota, anggaran untuk sektor pendidikan sebagian besar
berasal dari dana yang diturunkan dari pemerintah pusat ditambah dengan
pendapatan asli daerah (PAD) yang dituangkan dalam rencana anggaran pendapatan
dan belanja daerah (RAPBD).
Fragmentasi
anggaran maksudnya ialah untuk kegitatan yang hampir samaatau untuk jenjang
pendidikan yang sama, anggaran tersebar di beberapa departemen. Prosesnya
melibatkan biro perencanaan departemen, Bappenas, dan departemen keuangan.[1]
II. Permasalahan
1.
Bagaimana
pengertian perencanaan anggaran lembaga pendidikan?
2.
Hal-hal Apa saja
yang terkait dalam perencanaan anggaran lembaga pendidikan?
III. Pembahasan
1.
Pengertian
perencanaan anggaran lembaga pendidikan
Dalam
buku landasan manajemen pendidikan, menurut koonts penganggaran (budgetting)
merupakan satu langkah perencanaan yang fundamental. Anggaran dapat
diartikan sebagai suatu rencana operasi dari suatu kegiatan atau proyek yang
mengandung perincian pengeluaran biaya untuk suatu periode tertentu.[2]
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber
daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen
berbasis sekolah. Yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengeloaan data
secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan
pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kajian perencanaan pendidikan. Komponen keuangan dan
pebiayaan dalam suatu lembaga pendidikan merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksanakannya kegiatan-kegiatan dalam proses pelaksanaan lembaga
pendidikan, artinya setiap program yang akan di laksanakan pasti membutuhkan
dan memerlukan anggaran lembaga yaitu biaya keuangan. Sehingga anggaran lembaga yaitu komponen keuangan dan
pembiayaan perlu dikelola sebaik-baiknya. Agar anggaran lembaga yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya pendidikan.
Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu lembaga
pendidikan, dapat dikelompokkan dalam tiga sumber, yaitu:
1) Pemerintah,
baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik yang bersifat umum dan khusus
dan diperuntukkan dalam lembaga pendidikan.
2) Orang
tua atau peserta didik.
3) Masyarakat.
Biaya yang dikeluarkan dalam suatu anggaran lembaga
pendidikan antara lain yaitu biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dari
tahun ketahun, seperti gaji guru, pegawai dalam lembaga pendidikan, biaya
operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, alat-alat pengajaran,,biaya
pembangunan gedung, dan lain sebagainya.
Anggaran lembaga
dalam komponen keuangan harus dilaksanakan denagn baik dan teliti, dari
tahap penyusunan anggaran, penggunaan, pengawasan, sesuai dengan aturan dan
ketentuan yang berlaku, agar semua anaggaran dapat di manfaatkan secara
efektif, efisien, serta bebas dari korupsi.[3]
Menurut jones dalam buku manajemen berbasis sekolah
karya Dr. E Mulyasa, M.P.d menjelaskan bahwa tugas pengelola anggaran lembaga
dibagi dalam tiga fase antara lain
financial planning, implementation dan evaluation. Komponen utama dalam
mengelola anggaran meliputi,
1. prosedur anggaran,
2. prosedur
akutansi keuangan,
3. pembelanjaan,
4. prosedur
investasi
5. prosedur
pemeriksaan.[4]
Persoalan
penting dalam penganggaran yaitu bagaimana pemanfaatan sumber-sumber secara
efisien. Itulah sebabnya penganggaran memerlukan proses yang bertahap.
Tahap-tahap yang perlu dilakukan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode anggaran.
b. Mengidentifikasi
sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, mesin dan material.
c. Sumber-sumber
dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan
finansial.
d. Memformulasikan
anggaran menurut format yang telah disepakati.
e. Usaha
memperoleh persetujuan dari yang berwenang (pengambilan keputusan) dalam tahap
ini dilakukankompromi melalui rapat-rapat untuk mempertimbangkan secara
objektif dan subjektif.
Dalam mendesain budget
terdapat bentuk:
a. Penganggaran
butir per butir.
Bentuk
penganggaran ini memudahkan kontrol pengeluaran biaya, tetapi tidak membantu
untuk pengambilan keputusan.
b. Program
budget
Bentuk ini
menekankan pada sasaran-sasaran konkret dinyatakan dalam pernyataan fungsional.
Oleh karena itu, penganggaran berdasarkan program mengharuskan diadakan
pemilihan sasaran dan alokasi sumber berdasarkan analisis sistematik.
Perencanaan bertujuan, menjembatani jurang antara
apa yang ada sekarang dengan yang diinginkan pada masa depan. Perbedaan antara
keadaan sekarang dan masa depan ini memberikan bahan untuk perencanaan dalam
menetapkan tujuan yang hendak dicapai dibidang pendidikan. Itulah sebabnya,
perencanaan pendidikan sebagai kegiatan yang kompleks sesuai dengan
kompleksitasnya masalah pendidikan.
Demikian pula penganggaran diperlukan sebagai
formulasi rencana dalam pengertian uang, berfungsi memanfaatkan sumber-sumber
secara efisien, dapat dijadikan alat pengawasan dan penilaian sampai beberapa
jauh tingkat efektivitas dan efisiensi kegiatan tercapai.[5]
2.
Hal-hal
yang terkait dalam perencanaan anggaran lembaga pendidikan
a. Penyusunan anggaran
Dalam kaitannya
dengan proses penyusunan anggaran, dalam buku Manajemen pendidikan, Lipham
mengungkapkan 4 fase kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Merencanakan
anggaran.
2) Mempersiapkan
anggaran.
3) Mengelola
pelaksanaan anggaran.
4) Menilai
pelaksanaan anggaran.
b. Proses anggaran belanja sekolah
Ada tiga macam
pendekatan tentang penyusunan anggaran belanja yang biasa dipergunakan di
sekolah.
a. Comparative approach
1) Melakukan
perbandingan laporan atau catatan penerimaan dengan pengeluaran antara satu
tahun anggaran dengan tahun anggaran berikutnya.
2) Dalam
keputusan anggaran belanja ini didasarkan pada peningkatan tambahan dari satu
hal pada waktunya ke hal yang lain.
b. The planning programming budgeting evaluating system
approach
1) Menjabarkan
tujuan kedalam program-program ke dalam sarana-sarana khusus.
2) menjabarkan
nilai dari masing-masing alternatif.
3) Menjabarkan
biaya pelaksanaan dan evaluasi masing-masing program.
c. Function approach
1) Proses
anggaran dimulai dari tujuan sekolah.
2) Termasuk
dalam pendekatan ini adalah elemen-elemen yang terkandung dalam pendekatan
comperative dan PPBES.[6]
Penganggaran
merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (bubget). Budget merupakan
rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang
yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga
dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga.
Penyususnan
anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang
telah disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada
dasarnya penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau perundingan/kesepakatan
antara puncak pimpinan dengan pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi
biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan suatu
pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari setiap
sumber data[7]
c. Karakteristik anggaran
Anggaran pada
dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana yang
diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Biasanya dalam pembahasan
pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan dalam tiap golongan,
pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain.
Sisi pengeluaran
terdiri dari seluruh penerimaan biaya, sebagian dipergunakan untum mebiayai
kegiatan administrasi, ketatausahaan, sarana dan prasarana pendidikan dll.[8]
d. Fungsi anggaran
Anggaran
disamping sebagai alat untuk perencanaandan pengendalian, juga merupakan alat
bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi
dalam posisi yang kuat dan lemah. Oleh karena itu, anggraan juga dapat
berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran dapat pula dijadikan
alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan untuk
bertindak efisien dalam mencapai sasaran-sasaran lembaga.
a. Anggaran
juga berfungsi sebagai alat perencanaan, yang antara lain digunakan untuk:
1) Merumuskan
tujuan serta sasaran kebijakan sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan.
2) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaan.
3) Mengalokasikan
sumber-sumber anggaran pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.
4) Menentukan
indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
b. Anggaran
berfungsi sebagai alat pengendalian,
yang digunakan antara lain:
1) Mengendalikan
efisiensi pengeluaran
2) Membatasi
kekuasaan dan wewenagan lembaga pendidikan
3) Mencegah
adanya overspending dan salah
sasaran dalam mengalokasiskan anggaran dalam suatu lembaga pendidikan.
4) Memonitor kondisi keuangan dan
peraksanaan operasional program
lembaga pendidikan.
c. Anggaran
sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan anggaran
lembaga dan mondorong kemanjuan dalam
kegiatan lembaga pendidikan.
d. Anggaran
sebagai alat koordinasi antar unit kerja dalam penyusunan anggaran.
e. Anggaran
dapat digunakan sebagai alat evaluasi
kinerja.
f. Anggran
dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajemen pendidikan agar bekerja
secara ekonomi, efektif dan efesien.
g. Anggaran
dapat juga sebagai alat untuk menciptakan ruang public, artinya semua jaringan
dalam hal pendidikan dapat membarikan manfaat kepada semua bidang pendidikan.[9]
e. Prinsip-prinsip anggaran
Prinsip-prinsip
anggaran sebagai berikut:
a. Adanya
pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam system manajemen dan
organisasi.
b. Adanya
system akuntasi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.
c. Adanya
penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.
d. Adanya
dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.
Persoalan
penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana secara
efisisn, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala priorit.[10]
f. Pengawasan anggaran
Konsep dasar
tentang pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai
alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain, pengawasan angaran
diharapkan dapat mengetahui sampai di mana tingkat efektivitas dan efisiensi
dari penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia.
Prinsip pengawasan:
1) System
pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut aspek
penilaian, kehematan, efisiensi, efektivitas ynag mencakup seluruh aktivitas
program di setiap bidang organisasi.
2) Hasil
temuan pengawasan harus ditindak lanjuti dengan koordinasi antara aparat
pengawasan dengan aparat penegak hokum serta instansi terkait turut menyamakan
persepsi, mencari pemecahan bersama atas masalah yang dihadapi.
3) Kegiatan
pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang yang strategis dan
memperhatikan aspek manajemen.
4) Kegiatan
pengawasan hendaknya member dampak terhadap penyeleksian masalah dengan
konsepsional dan menyeluruh.
5) Kegiatan
pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi teknis, sikap,
dedikkasi, dan integritas pribadi yang baik.
6) Akurat,
artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki ketepatan
data/informasi yang sangat tinggi.
7) Tepat
waktu, artinya kata yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat untuk
melakukan perbaikan.
8) Objektif
dan komprehensif.
9) Tidak
mengakibatkan pemboroosan
10) Tindakan
dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamankna rencana atau keputisan yang
telah dibuat.
11) Kegiatan
oengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana semula. [11]
g. Rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS).
RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran berikut ini.
1) Asas
kecermatan
2) Asas
terperinci
3) Asas
keseluruhan
4) Asas
keterbukaan
5) Asas
periodik
6) Asas
pembenaan
Masalah-masalah terkait dengan peyusunan RAPBS:
Salah satu implikasi dari penerapan Manajemen
Berbasis Sekolah sebagaimana diamanatkan dalam perundang-undangan sistem
pendidikan adalah diharuskannya pimpinan sekolah (terutama kepala sekolah)
untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar dalam proses pengembangan
RAPBS. Oleh karena itu, pimpinan itu disarankan menyadari berbagai masalah yang
harus mereka hadapi untuk melaksanakan tangung jawab yang besar itu. berikut
ini diuraikan beberapa masalah yang sering muncul dalam proses penyusunan
RAPBS.
a) Anggaran
diusulkan didasarkan uang yang tersedia dan tidak didukung pengetahuan yang
memadai.
b) Kurang
lengkapnya penjelasan tentang pentingnya usulan anggaran untuk meningkatkan
belajar siswa.
c) Penurunan
anggaran pendidikan dari tahun ke tahun
d) Kurangnya
kemampuan dalam mengevaluasi usulan anggaran.
e) Permintaan
untuk membeli barang bermerek tertentu atau ancaman sentralisasi anggaran.
f) Kurangnya
pembinaan, komunikasi, dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait.[12]
Strategi
penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pnedapatan Belanja Sekolah):
a. Suatu
pola keputusan yang integrity, coherent, dan menyatukan di antara setiap komponen.
b. Menentukan
dan mengembangkan tujuan lembaga yang dinyatakan dalam sasaran jangka pendek, jangka oanajang,
jangka menengah, program dan prioritas dari alokasi sumber-sumber daya
pendidikan.
c. Memilih
jenis kemampuan, keterampilan, pengetahuan apa saja yang mungkin akan
diperlukan oleh masyarakat di masa yang akan datang.
d. Merespons
dengan cepat semua peluang dan ancaman, kelemahan dan keunggulan yang ada di
pihak lembaga pendidikan.
e. Membangun
komitmen dari semua pihak, siswa, orangtua, masyarakat, pemerintah, unit-unit
Depdikbud sampai pada internal sekolah (kepala sekolah-siswa) untuk
bersama-sama meningkatkan mutu sekolah.
f. Menentukan
tingkat kontribusi dari setiap input pendidikan yang bermuatan biaya terhadap
mutu pendidikna atau prestasi belajar siswa (efisiensi internal) dan angka
permintaan masyarakat terhadap lulusan sekolah (efisiensi eksternal).[13]
3.
Critical
Thinking
Pendidikan
nasional kita dihadapkan kepada masalah antara lain, peningkatan kualitas,
pemerataan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia dan belum terpenuhi
sumber dayadari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan
sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua.
Dalam
peningkatan kualitas manusia Indonesia, pemerintah tidak merupakan suatu sistem
yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan pemerintah, masyarakat,
dan swasta merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam peranannya untuk
meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan.
Jika
kita menempatkan posisi pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
konteks masyarakat madani, diperlukan kebaranian investasi yang besar untuk
memperkuat sistem pendidikan nasional. Di samping itu diperlukan juga adanya
upaya yang sangat serius dalam memperkuat pendidikan sebagai jalan utama
kekuatan dengan yang bukan saja sebagai peran konstitusional. Akan tetapi
menjadi jawaban terhadap tantangan nyata perkembangan masyarakat dalam kondisi
internal menjadi peraturan global.
Suatu
penganggaran itu tidak hanya dianggarkan, tapi sebelumnya sudah ada planning
agar semua anggaran yang ada sesuai dengan apa yang diagendakan, tapi tidak
semua planning anggaran itu 100 %. Jadi, untuk menutupi kekurangan ituharus ada
planning anggaran tak terduga. Dalam hal ini harus ada pemasukan yang dijadikan
jalan keluar apabila anggaran awal melebihi target yang ada.
IV. Kesimpulan
1.
Perencanaan
Anggaran lembaga pendidikan adalah suatu rencana operasi dari suatu kegiatan
atau proyek yang mengandung perincian pengeluaran biaya untuk suatu periode
tertentu agar lembaga yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
menunjang tercapainya pendidikan.
2.
Hal-hal yang
terkait dengan perencanaan anggaran lembaga pendidikan yaitu:
a. Penyusunan
anggaran
1) Merencanakan
anggaran.
2) Mempersiapkan
anggaran.
3) Mengelola
pelaksanaan anggaran.
4) Menilai
pelaksanaan anggaran
b. Proses
anggaran belanja sekolah
1)
Comparative
approach
2)
The
planning programming budgeting evaluating system approach
3)
Function
approach
4)
Termasuk dalam
pendekatan ini adalah elemen-elemen yang terkandung dalam pendekatan
comperative dan PPBES.
c. Karakteristik
anggaran
Anggaran pada
dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
d. Fungsi
anggaran
Sebagai alat untuk perencanaan dan
pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu
lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat dan lemah.
e. Prinsip-prinsip
anggaran
Prinsip anggaran adalah bagaimana
memanfaatkan dana secara efisisn, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan
skala priorit.
f. Pengawasan
anggaran
Pengawasan anggaran bertujuan untuk
mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya.
g. Rencana
anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS)
RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran berikut ini.
1) Asas
kecermatan
2) Asas
terperinci
3) Asas
keseluruhan
4) Asas
keterbukaan
5) Asas
periodik
6) Asas
pembenaan
V. Penutup
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua yang membacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dedi
Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004
E.
Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Mei
2004
Fatah
Syukur, Manajemen Pendidikan, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2011
Jamal
Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, Diva Press,
Yogyakarta,2010
Nanang
Fattah, “Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan”, Rosdakarya, Bandung, 2004
Nanang
Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
1996
Udin
Syaifudin Sa’ud Dan Abin Syamsuddin Makmun. Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007
[1] Dedi Supriadi, Satuan Biaya
Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 3-9
[2] Nanang Fattah, Landasan
Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hlm. 68
[3] E. Mulyasa, Manajemen
berbasis sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Mei 2004. hlm 47-48
[4]
Ibid, hlm 49
[5] Nanang Fattah, Op.Cit, hlm.
68-69
[6] Fatah Syukur, Manajemen
Pendidikan, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2011, hlm. 114-116
[7] Nanang Fattah, “Ekonomi Dan
Pembiayaan Pendidikan”, Rosdakarya, Bandung, 2004,hlm. 47
[8] Ibid, hlm. 48
[9] Udin Syaifudin Sa’ud Dan Abin
Syamsuddin Makmun. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprensif,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007, hlm 261-263
[10] Nanang Fattah, Op.Cit, hlm.
49-50
[11] Ibid, Hlm. 65-66
[12] Jamal Ma’mur Asmani, Tips
Aplikasi Manajemen Sekolah, Diva Press, Yogyakarta,2010, hlm. 216-249.
[13] Nanang Fattah, Op.Cit, Hlm.
53-55
nice :)
ReplyDeleteiya , makasih sudah berkungjung :)
ReplyDelete