Tuesday, March 15, 2016

makalah kesesatan beraqidah dalam masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Nilai suatu ilmu itu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut, semakin besar dan bermanfaat nilai semakin pentingnya untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, sang pencipta, sehingga orang yang tidak kenal Allah disebut kafir meskipun dia Profesor, Doktor, pada hakikatnya dia bodoh, karena tidak ada yang lebih bodoh dari pada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya.
Aqidah sacara bahasa berarti sesuatu yang mengikat, pada kiyakinan manusia adalah sesuatu yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi yaitu keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan para Rasulnya, hari akhir dan takdir Allah baik yang baik maupun yang buruk.

B.   Rumusan Masalah
a.     Faktor apa saja yang menyesatkan aqidah ?
b.     Metode untuk menetapkan aqidah ?
c.      Hubungan aqidah dan kehidupan siosial ?








BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sebab – sebab Kesesatan Akidah
Dengan mengamati secara cermat aliran sesat akidah di muka bumi ini serta perilaku pengikutnya, kita mengetahui bahwa aliran itu terbentuk karena kelemahan akal pikiran. Orang-orang sesat itu lebih mengutamakan penyimpangan dari pada jalan petunjuk dan cenderung mempertahankan kebatilan[1].
Berdasarkan dari penelitian, dapat dikatakan, hal itu disebabkan oleh dua faktor utama yang mempunyai cabang-cabang. Factor-faktor itu sebagai berikut :
1.     Penyimpangan pemikiran dari metode yang lurus (benar)
          Melaui kajian tentang akidah dan ketetapanya, kita ketahui bahwa akidah haruslah tertanam dilubuk hati yang terdalam dan sejalan dengan logika. Tidaklah dibenarkan menjadikan suatu pemikiran sebagai akidah sebelum ia menjadi suatu hakikat islamiah yang akurat dan menyakinkan yang mempunyai landasan dalil Aqli yang dapat dipertanggungjawabkan pemikiran itu harus sesuai dengan nalar dan didukung oleh pemberitaan yang benar dan kuat (Qath’i).
          Dari sebab utama ini, ada dorongan yang berasal dari dalam jiwa manusia yang beraneka ragam, dianytara adalah sebagi berikut :
a.     Kagum akan pendapat
b.     Mudah menerima berbagai pemikiran
c.      Taklid secara membuta
Bangsa arab jahiliyah sebelum diutusnya Muhammad bin Abdullah sebagai rasul utusan allah termasuk kelompok penaklid kepada pelaku nenek moyang di dalam berakidah. Ketika Rasulullah Saw menyeru menyeru mereka kepada kebenaran disertai dalil dan argumentasi yang nyata, mereka menyanggah dengan alasan yang tidak didukung akal sehat. Hal ini dikisahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an lewat Firman-Nya.
7Ï9ºxx.ur !$tB $uZù=yör& `ÏB y7Î=ö7s% Îû 7ptƒös% `ÏiB @ƒÉ¯R žwÎ) tA$s% !$ydqèùuŽøIãB $¯RÎ) !$tRôy`ur $tRuä!$t/#uä #n?tã 7p¨Bé& $¯RÎ)ur #n?tã NÏd̍»rO#uä šcrßtFø)B ÇËÌÈ
Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (Q.S. Az-Zukhruf : 23)
d.     Pemikiran filsafah bernilai rendah
Sangat banyak akidah (kepercayaan) yang menyesatkan muncul disebabkan oleh adanya filsafah-filsafah bernilai rendah. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Filsafah yang hanya bersandar pada akal pikiran dalam menghakimi perkara gaib, dengan mengiasnya dengan perkara-perkara yang dapat diraba dengan pancaindra.
 
2. Ada pula filsafah-filsafah bernilai rendah yang mengarah kepada pemandulan dalil-dalil penalaran akal yang akurat

2.     Penyimpangan jiwa dari akhlak yang benar
  Sesungguhnya, sebagian penganut akidah sesat itu terjerumus bukan kerena ketidaktauan mereka akan hakikat yang nyata atau akibat penyimpangan pemikiran dari metode penyimpangan yang benar. Akan tetapi, mereka tersesat karena menghindar dari kebenaran, demi memenuhi ajakan hawa nafsu dan keingginan sahwatnya.
Banyak kesesatan akidah di kalangan umat manusia berawal dari penyimpangan kejiwaan dari metode akhlak yang benar. Ada beberapa factor cabang yang bercokol dalam jiwa manusia, diantaranya sebagai berikut :
a.     Iri Hati
Iri hati merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Ia menjerumuskan manusia kepada sikap tidak peduli terhadap kebenaran, mengingkarinya. Mahkan memusuhinya, sekalipun kebenaran telah nyata dihadapanya dan diperkuat dalil dan argumentasi. Iri hati menjadikan bangsa yahudi, misalnya mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Nabi Isa a.s, oleh karea itu orang yahudi, berusaha membunuhnya, namun Allah melindunginya dengan mengangkatnya kesisi Nya. Iri hati pula yang tertanam dalam hati bani Israel terhadap Nabi pendahulu Isa. Dalam hal ini, Allah SWT menjelaskan hakikat ini dalam firman Nya :
ôs)s9ur $oY÷s?#uä ÓyqãB |=»tGÅ3ø9$# $uZøŠ¤ÿs%ur .`ÏB ¾ÍnÏ÷èt/ È@ߍ9$$Î/ ( $oY÷s?#uäur Ó|¤ŠÏã tûøó$# zNtƒósD ÏM»oYÉit6ø9$# çm»tRô­ƒr&ur ÇyrãÎ/ Ĩßà)ø9$# 3 $yJ¯=ä3sùr& öNä.uä!%y` 7Aqßu $yJÎ/ Ÿw #uqöksE ãNä3Ý¡àÿRr& ÷Län÷Žy9õ3tFó$# $Z)ƒÌxÿsù ÷Läêö/¤x. $Z)ƒÌsùur šcqè=çGø)s? ÇÑÐÈ
“Dan Sesungguhnya kami Telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan kami Telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan Telah kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[69]. apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (Q.S. Al- Baqarah : 87)
b.     Sikap arogan (sombong)
Sikap arogan (Sombong) ini merupakan factor utama yang dapat mencegah atau memalingkan seseorang dari kebenaran, keluar dari ketaatan kepada Al-Khaliq Azza wa Jalla, dan menciptakan sesuatu keyakinan yang tidak berdasar.
Jika sikap arogan itu telah menguasai seseorang, maka ia akan mengingkari kebenaran dengan segenap kemampuanya. Ia cenderung pada kebatilan dengan dalih yang sangat lemah. Sesungguhnya, ia tidak mampu mematahkan kebenaran yang dimiliki oleh orang-orang yang lurus akan pikiranya. Orang-lorang semacam itu digambarkan oleh Allah dalam Firman Nya :
¨bÎ) šúïÏ%©!$# šcqä9Ï»pgä þÎû ÏM»tƒ#uä «!$# ÎŽötóÎ/ ?`»sÜù=ß öNßg9s?r&   bÎ) Îû öNÏdÍrßß¹ žwÎ) ׎ö9Å2 $¨B Nèd ÏmŠÉóÎ=»t6Î/ 4 õÏètGó$$sù «!$$Î/ ( ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÎÏÈ
“Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka[1325] tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, Maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya dia Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Al.Mu’min : 56 )

c.      Dengki dan dendam
Faktor penting lagi kuat yang dapat memalingkan manusia dari kebenaran dan bahkan memeranginya adalah sifat dengki dan dendam kesumat. Jika seseorang dikuasani sifat buruk ini, maka ia akan menyimpang dari metode akhlak yang mulia.
B. Metode Penetapan Akidah
1. Taklif: Ilmiah Dan Amaliah (Teori Dan Praktek)                    
Manusia memiliki dua kekuatan.pertama nazariah (penyelidikan). Puncaknya mengenal hakikat sesuatu menurut keadaan yang sebenarnya. Kedua amaliah (tindakan). Puncaknya melaksanakan menurut semestinya dalam urusan hidup dan penghidupan. Islam telah menetapkan prinsip ini menjadi pokok keberuntungan manusia didunia dan di akhirat. Oleh sebab itu, taklif (beban kewajiban) ada dua macam pula: pertama pengetahuan dan kedua perbuatan. Kita banyak menemukan keterangan-keterangan yang jelas dari ayat-ayat Qur’an yang mengumpulkan antara iman dengan amal dan mempertalikan keduanya dalam rangkai mencapai keselamatan dan keberuntungan[2].
Firman Tuhan:
ô`tB Ÿ@ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhŠsÛ ( óOßg¨YtƒÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒ ÇÒÐÈ  
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ôMtR%x. öNçlm; àM»¨Zy_ Ĩ÷ryŠöÏÿø9$# »wâçR ÇÊÉÐÈ  
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal”,

Para sarjana dan ulama islam menamakan taklif (pikulan kewajiban) yang berhubungan dengan ilmu dengan istilah “akidah” atau “pokok agama”, sedang taklif (pikulan) yang berhubungan dengan amal (perbuatan) dengan istilah “syariat” atau “cabang”.
2. Tuhan Menggariskan Akidah
Hakikat yang mungkin diketahui manusia itu banyak. Dari antaranya ada yang tidak bertali rapat dengan keberuntungan hidup yang dimaksud oleh Allah selaku Syari’ (pembuat aturan). Oleh sebab itu hakikat Tuhan memutuskan untuk memberikan keterangan disekitar yang wajib ia imani untuk memperoleh keberuntungan itu. Berdasarkan penyelidikan yang mendalam, hakikat yang wajib dipercayai itu dapat dibulatkan pada pokok-pokok yang ada persamaanya diantara seluruh agama, yaitu iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Suci, Rasul,rasul, hari kiamat dan seterusnya sebagai yang telah diterangkan dahulu
Tuhan telas menggariskan persoalan tersebut dengan terang dan menuntut supaya manusia mempercayainya.  Iman (kepercayaan) yang dimaksud yaitu I’tikad, dengan kebulatan hari dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta berdasarkan dalil (alasan). I’tikad yang demikian tentu tidak dapat diperoleh dengan sembarangan dalil, melainkan dengan dalil-dalil yang tepat dan pasti, tanpa dicampuri keraguan.
3. Cara Menetapkan ‘Aqidah
Para sarjana dan ulama-ulama sepakat, bahwa dalil akli (berdasar pendapat akal), apabila muqaddimahnya (pokok pikiran dalam menetapkan sesuatu keputusan) dapat diterima, sedang putusannya dapat masuk kedalam perasaan dan logis, tentu yang dapat menimbulkan keyakinan dan dapat memastikan adanya iman sebagai yang dimaksud. Adapun dalil naqli yang tidak menimbulkan keyakinan dan tidak dapat menciptakan keimanan sebagai yang dimaksud, dengan sendirinya tidak menetapkan ‘akidah. Ulama-ulama mengambil alasan, karena dalil-dalil naqli itu memberikan kemungkinan besar untuk beberapa pengertian yang menghambat kepastian dan ketegasan ‘aqidah.
Contoh-contohnya yang sampai kepada kita ialah ayat-ayat Qur’an yang memberitakan persoalan tauhid (keesaan tuhan), risalat (pengiriman rasul-rasul), hari kiamat dan seterusnya pokok-pokok keagamaan.  Ayat-ayat itu tujuannya tegas dan pasti, hanya mempunyai satu pengertian saja, sedang sumbernyapun pasti pula,
Firman Tuhan:
óOn=÷æ$$sù ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) žwÎ) ª!$# öÏÿøótGó$#ur šÎ7/Rs%Î! tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur 3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ öNä3t7¯=s)tGãB ö/ä31uq÷WtBur ÇÊÒÈ  
“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

C. Akidah Dalam Kehidupan Pribadi Dan Sosial
Nilai dalam kehidupan tentunya telah diatur sedemikian rupa oleh masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat mengerti akan ketetapan dan batas-batas dalam bersikap terhadap sesama dan lingkungannya[3].
Salah satunya tercermin dengan bersikap bijaksana dalam berprilaku dan interaksi sosialnya.
Adapun aqidah yang seharusnya tegak pada masyarakat Islam yang aqidah “laa ilaaha illallah muhammadan rasuulullah”. Makna dari ungkapan tersebut adalah bahwa masyarakat islam benar-benar memuliakan dan menghargai aqidah itu dan juga berusaha untuk memperkuat aqidah tersebut didalam akal maupun hati. Masyarakat itu juga mendidik generasi islam untuk memiliki aqidah tersebut serta berusaha menghalau pemikiran-pemikiran yang tidak benar dan syubhat yang menyesatkan. Yang nantinya diharapkan dapat diserap  dengan lebih baik oleh mereka yang menerimanya.
Demikianlah aqidah dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat dan demikianlah hendaknya pengaruh aqidah dalam setiap masyarakat yang menginginkan menjadi masyarakat islam, saat ini dan dimasa yang akan datang.
Sesungguhnya aqidah islamiyyah dangan segala rukun dan karaktristiknya adalah merupakan dasar yang kokoh dan membangun masyarakat yang kuat, karena itu bangunan yang tidak tegak diatas aqidah islamiyah maka sama dengan membangun diatas pasir yang mudah runtuh.
Begitulah nilai-nilai aqidah dalam kehidupan pribadi dan sosial yang mengandung nilai-nilai yang akan membentuk pribadi yang baik, bijak dan bermanfaat untuk lingkungannya sehingga nanti secara otomatis dapat menciptakan masyarakat yang rukun yang berakhlak mulia serta bermanfaat.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dengan mengamati secara cermat aliran sesat akidah di muka bumi ini serta perilaku pengikutnya, kita mengetahui bahwa aliran itu terbentuk karena kelemahan akal pikiran. Orang-orang sesat itu lebih mengutamakan penyimpangan dari pada jalan petunjuk dan cenderung mempertahankan kebatilan. Sebab – sebab kesesatan akidah : Penyimpangan pemikiran dari metode yang lurus (benar), Penyimpangan jiwa dari akhlak yang benar, kelemahan kepribadian
Adapun cara Penetapan Metode Akidah itu sendiri adalah : 1. Taklif:  Dan Amaliah (Teori Dan Praktek), 2. Tuhan Menggariskan Akidah, 3. CaraMenetapkan ‘Aqidah
Nilai Akidah Dalam Kehidupan Pribadi Dan Sosial adalah : Aqidah dapat mengendalikan perasaan seseorang yang kemudian membuat pemilik perasaan-perasaan itu memiliki pertimbangan penuh dalam melakukan tindakan-tindakannya. Sehingga apa yang kita lakukan adalah perbuatan yang berdasarkan pada kaidah bahwa Allah melihat dan mengamati kita dimana saja dan kapan saja. Hal itu akan membuat kita tidak akan terdorong oleh luapan-luapan perasaan atau tidakan yang melampaui batas-batas ketentuan Allah



DAFTAR PUSTAKA

Hasan habanakah Abdurrahman Al-maidani, 1998, Pokok-Pokok Akidah Islam, Jakarta : Gema Insani press.
Shaltut Mahmud, 1984, Aqidah dan Syariah Islam, Jakarta : Bumi Aksara.
Animismu.blogspot.com. selasa 23-04-2013 21:30


      




[1] Hasan Habanakah Abdurrahman Al-Maidani, 1998, Pokok-Pokok Akidah Islam, Jakarta : Gema Insani press, hal 573 - 587
[2] Shaltut Mahmud, 1984, Aqidah dan Syariah Islam, Jakarta : Bumi Aksara, hal 49 - 52
[3] Animismu.blogspot.com. selasa 23-04-2013 21:30

No comments:

Post a Comment