BAB I
PENDAHULUAN
Data dan
statistik mempunyai hubungan yang sangat erat. Selain itu, keduanya juga
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan manusia sehari-hari,
dengan bidang ilmu pengetahuan, baik yang eksakta, sosial, ekonomi, bisnis dan
lain-lain. Data dan statistik serta fungsi keduanya, banyak memberikan kegunaan
yang sangat tidak ternilai bagi manusia, bagi kita semua.
Dengan data,
kita mengetahui gambaran perusahaan sekarang, masalah apa yang sedang dihadapi,
mengapa terjadi masalah-masalah tersebut, serta bagaimana cara pemecahannya.
Dengan data, kita dapat meramal atau memperkirakan, apa yang kira-kira bakal
terjadi di masa mendatang. Dengan data, kita pun bisa membuat perencanaan,
peramalan, mengontrol pelaksanaan, mengevaluasi target apakah tercapai atau
tidak, dan sebagainya. Dengan adanya data, kita dapat banyak mengetahui tentang
berbagai hal. Dengan data, kita bisa mengambil keputusan-keputusan,
kebijakan-kebijakan perusahaan, dan sebagainya.Pendeknya, fungsi dan manfaat
data sangat penting dan banyak sekali. Sering kali, akan berbahaya jika kita
mengambil kesimpulan dan keputusan tanpa didukung oleh data. Orang bilang
“Speak with data”, berbicaralah dengan data agar objektif dan lebih akurat.
Berdasarkanuraian latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1
Apakah
yang dimaksud dengan data statistik?
1.2.2
Bagaimanakah
sifat data statistik?
1.2.3
Bagaimanakah
penggolongan data statistik?
1.2.4
Bagaimanakah
teknik pengumpulan data statistik?
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari makalah ini adalah:
1.3.1
Untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan data statistik.
1.3.2
Untuk
mengetahui bagaimanakahsifat data statistik.
1.3.3
Untuk
mengetahui bagaimanakah penggolongan data statistik.
1.3.4
Untuk
mengetahui bagaimanakah teknik pengumpulan data statistik.
2.1 DefinisiData Statistik
Menurut Sudjana dalam bukunya yang
berjudul Metoda Statistika menjelaskan bahwa keterangan
atau ilustrasi mengenai suatau hal bisa berbentuk kategori,misalnya: rusak ,
senang, gagal, baik, puas, berhasil, dan sebagainya, atau bisa berbentuk
bilangan. Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.
Data
yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif , harganya berubah ubah atau
bersifat variable. Dari nilainya , dikenal dua golongan data kuantitatif ialah
data dengan variabel diskrit atau singkatnya data diskrit dan data dengan
variabel kontinu atau singkatnya data kontinu.
Hasil menghitung atau membilang
merupakan data diskrit sedangkan hasil pengkuran merupakan data kontinu.
Data yang bukan kuantitatif disebut
data kualitatif. Ini tiada lain daripada data yang dikategorikan menurut
lukisan kualitas obyek yang dipelajari. Golongan ini dikenal pula dengan nama
atribut misalnya: sembuh, rusak, gagal, berhasil, dsb.
Menurut sumbernya kita mengenal data
intern dan data ekstern. Pengusaha mencatat segala aktivitas perusahaannya
sendiri, misalnya: keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan barang digudang, hasil
penjualan dan lain-lain aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan itu. Data
yang diperoleh demikian merupakan data intern. Dalam berbagai situasi, untuk
perbandingan misalnya, diperlukan data dari sumber lain diluar perusahaan tadi.
Data demikian merupakan data ekstern.
Data ekstern dibagi menjadi data
ekstern primer atau disingkat: data primer, dan data ekstern sekunder atau
disingkat: data sekunder
Data yang baru dikumpulkan dan belum
pernah mengalami pengolahan apapun dikenal dengan nama data mentah.
2.2Sifat Data Statistik
Data statistik adalah data yang
berwujud angka. Sebagai
data angka,data statistik memiliki beberapa sifat tertentu yaitu:
1. Data statistik
memiliki nilai relatif atau nilai semu.
2. Data statistik
memiliki nilai nyata atau nilai sebenarnya.
3. Data statistik
memiliki batas bawah relatif, batas atas relatif batas bawah nyata dan batas
atas nyata.
4. Data statistik
yang berbentuk data kelompokan memiliki nilai tengah atau titik tengah
(midpoint).
5. Data statistik
sebagai data angka, dalam proses penghitungannya tidak menggunakan sistem
desimal (sistem perpuluhan).
6. Data statistik
sebagai data angka dalam proses penghitungan menggunakan sistem pembulatan
angka tertentu
Data statistik dapat digolongkan menjadi:
2.3.1
Menurut Sifat
1. Data
Kualitatif
Data kualitatif adalah yang berbentuk kategori atau atribut.
Contoh:
-
Harga emas
hari ini mengalami kenaikan
-
Sebagian dari
produksi barang "A" pada perusahaan “x” rusak
2. Data
Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk bilangan.
Contoh:
-
Luas
bangunan hotel itu adalah 5700 m
-
Tinggi badan
Sandy mencapai 170 cm
-
Banyak perguruan
tinggj di kota "B" ada 4 buah
Data
kuantitatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu
a. Data
diskrit
Data
diskrit adalah
data yang diperoleh dengan cara menghitung atau membilang.
Contoh:
-
Banyak kursi yang diruangan ini ada 75 buah
-
Jumlah siswa yang mengikuti mata kuliah ini
mencapai 110 orang
-
Banyak anak pada keluarga Ali ada 3 orang
b. Data
Kontinu
Data
kontinu adalah
data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Contoh:
-
Panjang benda itu adalah 15 cm
-
Jarak antara kota Bandung dengan kota Cirebon
adalah 130 cm
-
Berat badan Adi adalah 58 kg
1. Data
Intern
Data intern adalah data yang
diperoleh dari dalam objek penelitian itu sendiri.
Contoh: pengusaha
mencatat segala aktivitas perusahaanya sendiri, misalnya keadaan pegawai,
pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya,
dll, sesuai dengan kativitas yang terjadi di dalam perusahaan itu.
2. Data
Ekstern
Data ekstern adalah data yang
diperoleh dari luar objek penelitian sebagai bahan pembanding.
Contoh: kondisi lingkungan dari
suatu perusahaan, letak geografis perusahaan, dll
Data ekstern dibagi menjadi dua
bagian, yaitu
a. Data
Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan
diolah sendiri oleh suatu organisasi serta diperoleh langsung dari objeknya.
Contoh:
- Pemerintah melalui Biro Pusat Statistik (BPS)
ingin mengetahui jumlah penduduk Indonesia, maka BPS mengirimkan petugas –
petugasnya untuk mendatangi secara langsung rumah tangga yang ada di Indonesia.
- Perusahaan susu “SEGAR JAYA” ingin mengetahui
jumlah konsumsi susu yang diminum oleh masyarakat di Kelurahan Kejaksaan, maka
petugas dari perusahaan tersebut secara langsung mendatangi rumah tangga –
rumah tangga yang ada di Kelurahan Kejaksaan.
b. Data
Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah
jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data itu dicatat
dalam bentuk publikas – publikasi,
Contoh:
Misalkan seorang peneliti memerlukan data mengenai jumlah penduduk di sebuah kota
dari tahun 1960 sampai 1970, maka orang itu dapat memperoleh di BPS.
c. Data
Mentah
Data mentah adalah data yang baru di
kumpulkan dan belum pernah mengalami pengolahan.
Contoh:
data siswa, data sekolah, data sarana sekolah
1. Data
Nominal
Data nominal yaitu data statistik
yang menyusun angkanya didasarkan atas penggolongan atau klasifikasi tertentu
dengan kriteria yang sangat tegas batasanya. Angkanya tidak mempunyai arti
hitung. Angka yang diterapkan hanya merupakan simbol/tanda dari objek yang
dianalisis.
Contoh: jenis kelamin, agama,
pekerjaan, media massa, dll.
Misalkan seorang
peneliti menghadapi data yang berkaitan dengan jenis kelamin (perempuan dan
laki-laki). Agar peneliti dapat menggunakan statistik dalam analisisnya,
dituntut untuk melakukan perubahan data tersebut menjadi bentuk angka. Jika
peneliti menggunakan angka 1 sebagai simbol siswa perempuan dan angka 2 sebagai
simbol siswa laki-laki, maka angka 1 dan angka 2 merupakan inisial simbol dari
jenis kelaminperempuan dan laki-laki. Untk selanjutnya peneliti akan selalu
berhadapan dengan angka 1 dan angka 2. Dalam hal ini angka 2 tidak berarti
lebih besar dari angka 1, karena angka-angka tersebut hanya sebagai simbol atau
kode saja. Sepanjang angka-angka yang digunakan oleh peneliti hanya sebagai
simbol, maka angka tersebut dimasukkan sebagai kelompok data yang berskala
nominal
2. Data
Ordinal
Data ordinal yaitu data statistika
yang cara menyusun angkanya didasarkan atas urutan kedudukan (ranking) atau dengan golongan dengan
besaran pada setiap kriteria bisa jadi tidak sama, juga memiliki tingkatan
besar – kecil atau tinggi – rendahnya.
Contoh: hasil ujian suatu SMA
menyatakan bahwa:
1.
Siswa A sebagai juara 1
2.
Siswa B sebagai juara 2
3.
Siswa C sebagai juara 4, dst.
3. Data
Interval
Data interval yaitu data statistika
yang terdapat jarak (rentang) yang sama di antara hal-hal yang sedang
diselidiki atau dipersoalkan dan tidak mempunyai angka 0 mutlak.
Contoh:
-
Nilai siswa mempunyai rentang 0
sampai dengan 10
-
Temperatur dalam ruangan mempunyai
rentang dari 0 sampai dengan 100 derajat celsius
4. Data
Rasio
Data rasio yaitu memiliki ciri-ciri
dari ketiga golongan tersebut di atas, juga memiliki nilai nol murni (absolut) dalam
artian secara matematis.
Contoh: ukuran berat, panjang/tinggi, umur,dll.
Misalkan seseorang yang mempunyai
berat badan 100 kg adalah 2 kali beratnyadari orang yang mempunyai berat badan
50 kg. Jika berat suatu benda adalah 0, maka benda tersebut benar-benar tidak
mempunyai berat.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan teknik pengambilan sampel dari sebuah populasi yang
menjadi sebuah objek teliti.Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling
adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang representetif dari populasi. Pengambilan
sampel ini harus dilakukan sdemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
benar-benar berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan opulasi
yang sebenarnya.
Beberapa cara pengambilan sampel
penelitian yang lazim dilakukan adalah berikut ini:
1. Sensus
Cara
pengumpulan data, jika setiap anggota populasi diteliti satu persatu.Sensus
adalah pencatatan data secara menyeluruh (complete enumenation) terhadap elemen
yang menjadi objek penelitian, tanda perkecualian keuntungan menggunakan hasil
yang diperoleh merupakan nilai karateristik yang sebenarnya (true value) karena
sasaran penelitian mencakup keseluruhan objek yang berada dalam populasi.
Adapun
kelemahannya ialah, sensus merupakan cara pengumpulan data yang memakan waktu,
tenaga, biaya dan peralatan.
Contoh 7:
Misalkan
Kepala SMA “X” ingin mengetahui rata-rata tingi badan siswa-siswa di sekolahnya
yang berjumlah 600 orang. Apabila setiap siswa diukur tinggi badannya, kemudian
dicatat, maka cara pengumpulan data seperti ini dinamakan sensus.
2. Cara Random
Cara
pengambilan sampel dengan teknik random disebut dengan random sampling, dan
sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik random sampling
memungkinkan peneliti dapat mengambil sampel secara objektif karena setiap unit
dalam yang menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama utnuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Random yang
digunakan dalam teknik ini bisa dalam bentuk undian, ordinal, dan randomisasi dari table
bilangan random.
Cara undian dilakukan
dengan memberikan nomor pada unit sampling dalam populasi, kemudian dilakukan
pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan ukuran
sampel yang ditentukan.
Cara ordinal dilakukan
dengan membuat daftar secara berurutan dari unit sampling yang pertama sampai
yang terakhir, kemudian diambik satu per satu dengan pola tetentu, misalnya
diambil yang bernomor genap atau yang bernomor ganjil atau mengguanakan
kelipatan lima, sepulauh, lima belas, dan sebagainya.
Cara ketiga yaitu dengan
menggunakan table bilangan random.Pengguanaan tabel bilangan random untuk
mencari sampel dari polpulasi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Berilah nomor
pada semua unit yang menjadi anggota populasi. Misalnya untuk polpulasi sebesar
500, diberi nomor dari 000 sampai 500. Sampel yang akan diambil misalnya 20.
b. Pilihlah
secara random baris dan kolom dari
daftar bilangan random yang akan digunakan, misalnya baris 2 kolom 10-14. Dari
baris kedua pada kolom 10-14, pilih secara berurutan ke bawah digit yang ketiga
pertamanya sesuai dengan nomor populasi.
c. Bilangan yang
terambil dengan table random, adalah 414, 268, 164, 364, 243, 460, dan
seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.
Sampling
ialah cara pengumpulan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil
saja dari seluruh element yang menjadi objek penelitian. Dengan kata lain,
sampling adalah cara mengumpulkan data dengan mencatat atau meneliti sampelnya
saja.
Kebaikan
sampling ialah pekerjaan dan pengumpulan data akan dapat dilaksanakan dengan
waktu, tenaga, biaya dan alat yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
sensus.
Kelemahannya
ialah jika sampel tersebut tidak bersifat representatif, maka kesimpulan yang
dikenakan terhadap populasi akan tidak sesuai dengan kenyataan yang terdapat
pada populasi.
Tidak
semua anggota populasi yang diteliti, tetapi hanya sebagian anggota populasi
saja yang diteliti.Akan tetapi yang sebagian itu harus menggambarkan keadaan
populasi yang sebenarnya.Dengan demikian sebagian dari anggota populasi itu
dikatakan bersifat representatif.
Contoh:
Apabila
jumlah siswa yang diukur tinggi badannya hanya 60 orang saja, dengan perincian:
Kelas I diambil 20 orang siswa,
Kelas II diambil 20 orang siswa,
Kelas III diambil 20 orang siswa,
Maka cara pengumpulan data seperti
ini dinamakan sampling.
3. Cara strata
Penarikan
secara strata ini terutama ditujukan untu yang berkelompok (memiliki stratum),
dengan tujuan agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok
yang ada paada populasi dapat tewakili. Pada sampling itu, banyaknya sampel
pada setiap strata itu sama.
Misalnya kiat
akan meneliti penugasan siswa terhadap matematika. 30.000 siswa disebuah kabupaten, yang terdiri
dari 15.000 siswa SD, 10.000 siswa SMP, dan siswa SMA, samp[el yang dibuthkan
misalnya 600 orang.
Perhitungan sampelnya dapat dilakukan sebagai berikut:
Anggota sampel sebanyak 600 siswa dari 30.000 siswa adalah 1/50. Maka untum
siswa SD diambil 1/50 x 15.000= 300 siswa, untuk siswa SMP diambil 1/50 x
10.000 = 200 siswa, dan untuk siswa SMA diambi 1/50 x 5.000= 100 siswa.
4. Cara Quota
Pengambialn
data denga cara quota (quota sampling) didasari pada pertimbanagan-pertimbangan
tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil sampel dari suatu penelitian
denga cara menentukan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah, tekni
sampling semacam itu disebut dengan quota sampling.
Langkah-langkah
pengambilan sampel adalah menetapkan besarnya jumlah sampel yang diperlukan,
kemudian menetapaka jumlah atau banyaknya jatah, maka jatah atau quantum itulah
yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
5. Cara sistematik
Cara sistematik
hampir sama dengan cara random, anmaun dilakuakan secara sistematik, yaitu
mengikuti suatu pola tertentu dari momor anggota populasi yang dipilih secara
random, berdasarakan jumlah sampel yang sudah ditetapakan sbelumnya.
Misalkan kiat
menghendaki sebuah sampel yang berukuran dari 60 ari sebuah populasi yang
berukuaran 600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001
sampai 600, bagilah individu out menjadi 60 kelompok (subpopulasi), yang setiap
kelompoknya terdiri dari 10
individu. Subpopulasi pertama beris individu bernomor 001 sampai dengan 010,
subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai dengan 020, dan
seterusnya sampai subpopulasi yang ke-60 berisi individu yang bernomor 591
sampai dengan 600.
BAB III
PENUTUP
Dari
pembahasan pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa:
1. Data
statistik merupakan kumpulan fakta atau angka atau
segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenaranya, yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan analisis serta sebagai sistem yang mengaturnya sehingga
dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan.
2. Data
statistik memiliki beberapa sifat tertentu yaitu: memiliki nilai
relatif, nilai nyata, batas bawah relatif, batas atas dan batas bawah, nilai tengah, tidak menggunakan sistem desimal, penghitungan menggunakan sistem
pembulatan angka tertentu.
3. Data statistik digolongkan menjadi tiga
yaitu menurut sifat, sumber, dan cara penyusunan angka.
4. Ada beberapa teknik pengumpulan data
yaitu: sensus, random, strata, quota, dan sistematik
Adapun saran
yang penulis sampaikan adalah agar pembaca dapat menggunakan pemecahan masalah
secara statistik, lebih tepat jika mengikuti tahapan yang ilmiah. Data yang
baik tentu saja harus yang mutakhir, cocok (relevan), denganmasalah penelitian
dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, lengkap akurat, objektif dan konsisten.
Pengumpulan data sedapat mungkin di peroleh dari tangan pertama. Data yang baik
sangat di perlukan dalam penelitian, sebab bagaimanapun canggihnya suatu
analisis data jika tidak di tunjang oleh data yang baik, maka hasilnya kurang
dapat di pertanggungjawabkan.
Data
statistika tidak hanya cukup dikumpulkan dan diolah, tetapi juga perlu
disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan di mengerti oleh pengambil
keputusan. Penyajian data ini bisa dalam bentuk tabel atau grafik/diagram. Ada
beberapa jenis tabel, yaitu antara lain:
tabel biasa, tabel distribusi frekuensi, tabel distribusi frekuensi relatif, ,
tabel distribusi frekuensi kumulatif, tabel distribusi frekuensi
relatif-kumulatif. Sedangkan grafik terdiri atas: grafik garis (line chart), grafik batangan (bar chart/ histogram), grafik lingkaran
(pie chart), grafik gambar, dan
grafik berupa peta (cartogram).
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik 2. Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fak. Psikologi UGM Yogyakarta.
Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……...……………………………………………………………………... ii
ii
|
No comments:
Post a Comment