Thursday, March 17, 2016

makalah curve normal


Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami, sholawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti, dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah statistic pendidikan 1, bapak Drs. H. Ahmad Rohani HM., M.Pd. yang telah memberikan bimbingan kepada kami, sehingga dapat terselesaikannya makalah kami yang berjudul “Kurve dan Lengkungan Normal”. Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Pendidikan I.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.tidak ada gading yang tak retak.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


Semarang, 20 Oktober 2015

Penulis            





DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN


Dalam sebuah penelitian, statistika sangat penting digunakan untuk mengetahui apakah baik sampel, populasi, dan metode yang kita gunakan tersebut dapat digunakan atau tidak, apakah ada faktor-faktor lain yang memengaruhinya, dan lain sebagainya.
Salah satu bagian statistika yang juga sangat penting dalam penelitian adalah normalitas. Normalitas ini berguna untuk mengetahui apakah sampel yang kita ambil tersebut normal atau dengan kata lain dapat digunakan atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, dapat diketahui melalui suatu kurva distribusi normal.  
                Pada bab sebelumnya telah membahas teknik-teknik pokok yang biasa digunakan untuk mengadakan ddeskripsi distribusi bahan mentah, untuk membuat bahan-bahan mentah itu menjadi ada membutuhkan suatu tahapan. Permulaan yang kita tempuh adalah menyajikan tendensi sentral dan variabilitas distribusi gejala yang diselidiki. Akan tetapi, jika hanya sampai pada penyajian kerap kali tidak mencukupi. Biasanya penyidik menginginkan informasi yang jauh lebih daripada hanya deskripsi semata-mata. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan kami bahas tentang kurve normal tersebut.




B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah:
1.      Apa pengertian kurve normal?
2.      Apa saja ciri-ciri kurve normal?
3.      Bagaimana penggunaan kurve normal?

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pengertian kurve normal.
2.      Mengetahui ciri-ciri kurve normal.
3.      Mengetahui penggunaan dari kurve normal.


BAB II

PEMBAHASAN


Kurva menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1. Garis lengkung, 2. Grafik yang menggambarkan variable(misalnya yang memperlihatkan perkembangan) yang dipengaruhi oleh keadaan, 3. Garis ysng terdiri atas persambungan titik-titik.
Kurve normal adalah satu model distribusi dari sejumlah kemungkinan distribusi. Hal ini disebabkan karena penggunaan konsep kurve normal sangat luas dan dijadikan sebagai alat yang penting dalam pengembangan suatu teori, konsep kurve normal juga memberikan status khusus dalam pengembangan kaidah-kaidah ilmiah.
Kurva normal dalam pengertian lain yaitu kurva yang memiliki nilai sedang lebih banyak daripada nilai yang kurang atau nilai yang lebih.
Kurve Normal dibentuk dari distribusi normal yang digunakan sebagai alat menaksir atau meramalkan peristiwa yang lebih luas. Suatu data membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah mean adalah sama. Kurva normal bukan hanya satu kurva, melainkan mempunyai sejumlah kurva yang tidak terbatas yang mungkin dapat dibuat.
Distribusi normal pertama kali diperkenalkan oleh Abraham DeMoivre (1733) sebagai pendekatan distribusi binominal untuk n besar. Selanjutnya dikembangkan oleh Pierre Simon de Laplace dan dikenal dengan Teorema Moivre –Laplace. Laplace menggunakan distribusi normal untuk analisis galat suatu eksperimen.




B.     Ciri-ciri Kurve Normal
Bentuk kurve normal dapat dilihat dari grafik polygon sebagai berikut:

f









Nilai Variabel
            Kurva normal adalah kurva yang simetris. Bentuk kurva itu menyerupai genta (lonceng). Kurva normal adalah suatu polygon yang sudah dilicinkan, dan seperti telah kita pelajari, ordinatnya menunjukkan frekuensi, dan poros absisnya memuat nilai variable.
            Luas daerah pada kurve merupakan nilai rata-rata, sedangkan luas daerah kiri kiri dan kanan mendekati 50%. Kurve normal juga memiliki satu modus (disebut juga bimodal)
             




2.      Daerah Kurve Normal
Daerah Kurve Normal yaitu ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan sumbu alas disebut daerah kurve normal. Luas daerah kurve normal biasanya dinyatakan dalam persen atau proporsi. Dengan kata lain luas daerah kurve normal adalah seratus persen, apabila dinyatakan dalam persen, dan apabila dinyatakan dengan proporsi, luas daerah kurve normal adalah satu.






                        2,27%         13,59%             34,13%         34,59%            13,59%          2,27%
                                                                       1S                     1S
                                                      2S                                                      2S
                                            3S                                                                         3S




1.      Tabel kurve normal
















Presentase daerah kurve (frekuensi)

Kolom yang dinyatakan dengan simbol z menyatakan deviasi-deviasi nilai-nilai dari M dalam satuan SD. Rumusnya adalah z = x/SD. X adalah deviasi sesuatu nilai dari M, atau x = X –M. Bilamana deviasi ini dibagi dengan SD, maka akan menunjukkan kepada kita seberapa jauh suatu nilai menyimpang dari M dalam satuan SD. Akan tetapi, oleh karena x/SD adalah z-score, maka angka-angka dalam kolom paling kiri dalam tabel kurve normal itu adalah z-score = 1,00 menunjukkan suatu nilai yang menyimpang 1 SD dari Mean; z = 1,96 menunjukkan suatu nilai menyimpang 1,96 SD dari Mean. Dan z = 2,58 menunjukkan bahwa suatu nilai menyimpang 2,58 SD dari M.



Diketahui:
§  Orang yang di selidiki          = 300 orang
§  Mean tinggi loncatan            = 160 cm
§  Standar deviasi                     =  13 cm
Pertanyaan 1 : berapa banyaknya orang yang dapat meloncat setinggi 180 cm ?
Perlu dicatat bahwa pertanyaan itu bukan hanya orang yang dapat meloncat setinggi 180 cm, ini berarti bahwa orang yang dapat  meloncat di atas 180 cm pun di pandang dapat meloncat setinggi 180 cm. Jadi, yang dimaksud oleh pertanyaan itu adalah berapa banyaknya orang yang dapat meloncat 180 cm ke atas.
Seperti telah dikatakan di atas, untuk menjawab pertanyaan ini kita harus mengubah deviasi loncatan ke dalam z-score. Angka kasar 180 cm menyimpang sebanyak 20 cm dari Mean, yaitu 160 cm. Karena SD  loncatan ada 13 cm, maka penyimpangan angka besar 180 cm itu sama dengan + 1,54. Tanda plus di depan z-score itu digunakan untuk menunjukkan bahwa deviasi ada di atas Mean.
     Dengan memeriksa tabel kurve normal kita dapat menemukan bahwa daerah kurve z = 1,54 ada 43,82%. Ingat ini adalah daerah kurve diantara M dan suhu titik yang jauhnya 1,45 SD di atas M, yang memiliki frekuensi (jumlah orang) yang meloncat setinggi 160 cm sampai 180 cm. Dengan demikian daerah kurve di atas + 1,54 SD = 50% - 43,82% = 6,18%.


f
13,82
                                                                +1,54SD
                                                        
                                                         160                          180
                                               Grafik 1
                                         Tinggi loncatan
             Karena jumlah orang yang dipersoalkan ada 300 orang, maka mereka yang yang dapat meloncat setinggi 180 cm adalah 6,18% x 300 orang = 18,54 orang atau dibulatkan sama dengan 18 atau 19 orang.
Pertanyaan 2 : berapa proporsi orang yang tidak melompat setinggi 140 cm ?
Pertanyaan ini pada dasarnya sama dengan pertanyaan yang pertama. Hanya jurusan deviasinya yang berbeda. Angka kasar 140 cm menyimpang sebanyak 20 cm dari M, yaitu 160 cm. Disalin ke dalam z-score penyimpangan itu menunjukkan -1,54 SD. Daerah diantara M dan titik 140 cm meliputi deviasi sebesar -1,54 itu ada 43,82%. Karena itu daerah diantara diantara titik 140 ke bawah ada 50% dikurangi 43,82% = 6,18%. Jadi, proporsi orang dapat meloncat setinggi 140 cm ada 6,18/100 = 0,0618,6,18/100 = 0,0618. Proporsi = 1/100 persen. Jadi 6,18% kalau dinyatakan dalam proporsi = 6,18/100  =0,0618.
Pertanyaan 3 : mereka yang dikualifikasikan dalam golongan 10% peloncat yang tertinggi dapat meloncat berapa cm tingginya?
Di sini yang dipersoalkan adalah berapa tinggi loncatan terendah sesorang sehingga ia dapat dikualifikasi dalam golongan 10% peloncat yang tertinggi dalam kelompok itu. Jadi, yang harus menjadi pokok pangkal kerja adalah bahwa daerah kurve yang dicantumkan dalam tabel kurve normal adalah daerah diantara M dan suatu titik atau nilai tertentuyang mempunyai z tertentu. Oleh sebab itu langkah kita ialah mencari dalam tabel suatu daerah sebesar 40% (dari 50% -10%).
f
                                                                       
                                                                        40%    



                                                                                   
                                                             160                       
Grafik 2
Tinggi Loncatan
Karena dalam tabel kurve normal ternyata tidak kita jumpai daerah sebesar 40,00%, maka kita cari angka yang terdekat dengan itu, yaitu 39,9%. Z-score pada daerah ini adalah 1,28. Jadi, angka kasar yang kita cari adalah suatu angka kasar yang menyimpang 1,28 SD ke jurusan atas daripada distribusi, atau +1,28 SD karena 1 SD = 13 cm, maka deviasi sebesar +1,28 SD berarti +1,28 SD kali 13 cm = +16,64 cm. Dengan demikian jawaban yang kita cari adalah : Mereka yang dikualifikasi dalam golongan 10% peloncat tertinggi harus dapat meloncat lebih tinggi daripada 176,64 cm  (dari 160 cm + 16,64 cm).
Pertanyaan 4 : berapa tinggi loncatan yang hanya dapat dicapai oleh 5% dari kelompok itu?
Sebelum kita menjawab pertanyaan ini perlu diingatkan kembali suatu kenyataan yang kita jumpai dalam kebanyakan penyelidikan sesuatu gejala atau variabel. Seperti telah dikatakan dalam fasal tentang bentuk kurve normal, frekuensi inilah variabel yang ada di sekitar Mean jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan frekuensi nilai variabel yang menjauhi M. Frekuensi yangminimal diperoleh oleh nilai-nilai yang berada di samping di ujung-ujung distribusi. Dengan pengertian itu kita memahami maksud pertanyaan itu, yaitu mencari nilai-niali yang mempunyai frekuensi maksimal 5% dari frekuensi seluruhnya.
Satu hal lagi yang perlu kita ketahui ialah bahwa karena pertanyaan itu tidak menegaskan di ujung distribusi sebelah mana yang dimaksudnya, maka kita mengambil keputusan bahwa yang dimaksudkan adalah 2 ½ % frekuensi di bagian kurve sebelah bawah. Cara begini adalah suatu kelaziman : jika suatu pertanyaan atau statemen tidak menyatakan arah deviasinya yaitu di loncatan ekstrim yang tertinggi saja atau loncatan ekstrim yang terendah saja, maka kita harus memandang presentase yang dinyatakan itu mencakup kedua arah, ke arah atas dan ke arah bawah distribusi.






f



                                                  47,50% 47,50%



                 2,50                                                                                    2,50
      x                             160                             x
           +-1,96SD                                 +1,96SD
 


Grafik 3
Tinggi Loncatan
Di sini kita harus mencari dua angka yaitu X1 yang mewakili maksimal tinggi loncatan dari 2½ distribusi yang terendah, dan X2 yang mewakili minimal loncatan 2 ½ % distribusi yang tertinggi.
Jalan untuk memecahkan soal ini serupa benar dengan jalan memecahkan soal nomor tiga. Pertama-tama kita mencari daerah sebesar 47,50% dalam tabel kurve normal (47,50% diperoleh dari 50,00% dikurangi 2,50%). Daerah ini dimiliki oleh nilai-nilai dari M sampai titik-titik ± 1,96 SD dari M. Dengan ditemukannya deviasi dalam z-score sebesar ± 1,96 itu kita sudah memperoleh jawaban terhadap ertanyaannya. X1 terletak -1,96 SD, atau 1,96 x 13 cm = 25,48 cm di bawah Mean. Jadi, loncatan tertinggi dari individu-individu dalam golongan 2 ½ % terendah adalah 134,52 cm (dari 160 cm – 25,48 cm). Selanjutnya X2 terletak + 1,96, atau 25,48 cm di atas Mean. Jadi, loncatan terendah dari individu-individu dalam golongan 2 ½ % teratas adalah 185,42 cm (dari 160 cm + 25,48 cm).
Pertanyaan 5 : berapa persen jumlah orang yang dapat meloncat setinggi 170 cm sampai 190 cm?
Daerah yang dipersoalkan adalah daerah di bawah kurve yang dibatasi oleh poros-poros ordinat yang didirikan pada nilai 170 dan 190. Daerah itu dicari dengan mengurangi daerah diantara M dan nilai 190 dengan daerah diantara M dan nilai 170. Keterangannya adalah seperti pada gambar
f
                                                                        27,94%
                                                                                   



                                                                                   
21,02%



                                                             160     170                  190
                                                       +0,77SD
                                                            +2,315D
Grafik 4
Tinggi Loncatan
Nilai 190 cm menyimpang sebanyak +2,31 SD (diperoleh dari 190-160/13). Ini meliputi daerah kurve sebanyak 48,96%.
Nilai 170 cm menyimpang sebanyak +0,77 SD (diperoleh dari 170-160/13). Ini mencakup daerah kurve sebesar 27,94%.
Karena daerah kurve diantara nilai 170 dan 190 adalah daerah diantara M (yaitu 160) dan nilai 190 dikurangi dengan daerah dari M dan nilai 170, maka daerah yang dipersoalkan itu ada 48,96% - 27,94% = 21,02%.
Jadi jawaban terhadap pertanyaan kelima itu adalah 21,02%.
Pertanyaan 6 : Berapa banyaknya orang yang dapat meloncat setinggi 130 cm sampai 150 cm?
Pada dasarnya sama dengan pertanyaan kelima, bedanya hanyalah terletak pada jurusan deviasinya, yaitu ke arah nilai-nilai yang lebih rendah daripada Mean. Dengan memeriksa grafik 31 di atas, tetapi dengan gambaran bahwa segala peristiwa terjadi di sebelah kiri daripada Mean, kita dapat menarik kesimpulan juga bahwa ada 21,03% orang yang dapat meloncat tinggi 130 cm sampai 150 cm, atau kira-kira ada 63 orang, yaitu 21,02% dari 300 orang, yang dapat mencapai loncatan yang berjarak 20 cm itu.
Pertanyaan 7 : Berapa proporsi orang yang dapat meloncat setinggi 147 cm?
Sama halnya dengan pertanyaan pertama, yang dimaksudkan oleh pertanyaan ini adalah berapa orang yang dapat meloncat 147 ke atas. Ini dapat dicari dengan menambahkan daerah diantara Mean dan nilai 147 dengan daerah dari M ke atas.
Nilai 147 menyimpang -1 SD, dan ini meliputi daerah kurve seluas 34,13%. Daerah dari Mean ke atas mencakup 50,00%. Dengan demikian daerah yang meliputi loncatan 147 cm ke atas ada 34,13% +50,00% = 84,13%.

f





                                                  34,13% 50,00%



                                               147        160
                                          -1SD

Tinggi Loncatan





a)                  Pengertian Kurve Normal
Kurva normal adalah kurva yang memiliki nilai sedang lebih banyak daripada nilai yang kurang atau nilai yang lebih. Kurve Normal dibentuk dari distribusi normal yang digunakan sebagai alat menaksir atau meramalkan peristiwa yang lebih luas
b)                 Ciri-ciri Kurve Normal
1.      Bentuk Kurve Normal
Bentuk kurva normal menyerupai bentuk genta (bel). Kurva normal merupakan suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinatnya memuat frekuensi dan absisnya memuat nilai variabel.
2.      Daerah Kurve Normal
Ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan absisnya disebut daerah kurve normal.


Dengan adanya makalah ini semoga kita bisa lebih memahami tentang  mata kuliah Statistik Pendidikan I, khusunya pada pembahasan Kurve dan Lengkungan Normal. Dan kami menyadari dalam pembuatan makalah ini kami merasa banyak kekurangan dan kesalahan, kritik dan saran dari dosen dan saudara-saudara yang sangat membangun sangat kami harapkan, supaya kesalahan-kesalahan yang terjadi sekarang tidak terulang kembali dalam makalah-malaklah berikutnya. Atas Kritik dan Saran para pembaca, kami ucapkan terima kasih.




·         Arikunto, Suharsimi. (1990). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
·         Hadi, Sutrisno (2015). Statistik. Yogyakarta : pustaka pelajar
·         Hadi, Sutrisno (2004). Statistik jilid 2. Yogyakarta : pustaka pelajar


No comments:

Post a Comment