Thursday, March 17, 2016

makalah agma hindu


A.    PENDAHULUAN
Agama Hindu adalah suatu agama yang lahir dan berkembang di India, jauh beratus tahun sebelum Masehi. Dipandang dari sudut ethnology (ilmu bangsa-bangsa), penduduk India merupakan campuran antara penduduk asli yang disebut dengan bangsa Dravida dengan suku pendatang yang berasal dari sebelah utara, yaitu bangsa Aria yang merupakan rumpun dari Jerman yang disebut juga Indo Jerman.
Agama Hindu merupakan agama ketiga terbesardi dunia setelah Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa. Penganut agama ini sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut Agama Hindu.
Bangsa Aria yang memisahkan diri dari induk bangsanya masuk ke India antara tahun 2000-1000 sebelum Masehi. Setelah datang ke India mereka menetap di sekitar lembah atau sungai Gangga yang juga dihuni oleh penduduk asli. Bangsa Aria berkulit Putih, berbadan tegap, hidung melengkung sedikit, namun peradabannya lebih rendah dari suku bangsa Dravida.
Akibat dari pembauran tersebut, maka terjadilah peleburan dua kebudayaan yang berbeda, yang kemudian melahirkan kebudayaan Hindu dan nantinya melahirkan agam Hindu. [1]
B.     Permasalahan
1.      Bagaimana Historis Ajaran Agama Hindu?
2.      Bagaimana pembawa kitab suci dan Sakramen Agama Hindu?
3.      Bagaimana Persepektif Islam Tentang Agama Hindu?





C.    PEMBAHASAN

1.      Historis ajaran Agama Hindu
Agama Hindu merupakan suatu fase perkembagan agama di India yang berkembang dan dikenal sampai sekarang ini. Agama ini dapat dikatakan suatu hasil evolusi dari agama yang dibawa oleh bangsa Aria dengan peradaban bangsa Dravida yang dalam perkembangannya mengalami beberapa proses. Yaitu proses agama Weda, berkembang menjadi agama Brahma dan selanjutnya menjelma menjadi agama Hindu seperti yang dikenal sekarang ini, ada juga yang menamainya dengan masa agama Upanishad.[2] Karena dalam perjalanan sejarah agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga periode:
1.      Periode Agama Weda
Periode ini diperkirakan berkembang sejak masuknya bangsa Aria ke India sampai tahun 1500 sebelum Masehi. Pada zaman ini hidup keagamaan orang Hindu didasarkan kepada kitab weda samhita yang berarti pengumpulan weda. Kata weda berasal dari “wid” yang artinya tahu. Menurut tradisi Hindu kitab weda merupakan buah ciptaan dewa Brahma sendiri. Isinya diwahyukan oleh dewa Brahma kepada para reshi dan para pendeta dalam bentuk mentera-mantera yang kemudian disusun sebagai puji-pujian oleh para reshi.
Selanjutnya Adjiddan Noor menambahkan bahwa kitab weda ini mulai diubah, hanya saja dapat diketahui bahwa sebagian nyanyian-nyanyiannya mulai dikumpulkan kira-kira tahun 1500-600 sebelum Masehi. Sebelumnya kitab weda diwariskan dari lisan ke lisan atau dihafal orang.
Kitab weda terdiri dari 4 (empat) kumpulan, yakni: pertama Rig Weda. Kedua Sama Weda. Ketiga Yajur Weda dan keempat adalah Atharwa Weda.
Rig Weda berisi mantera-mantera dalam bentuk nyanyian digunakan untuk mengundang para dewa agar hadir pada upacara-upacara korban yang dipersembahkan kepada mereka (dewa-dewa). Imam-imam atau pendeta-pendeta yang mengajukan pujian ini disebut: Hotr.
Sama Weda hampir sama dengan Rig Weda, hanya diberi “sama” atau lagu. Imam atau pendeta yang menyanyikannya disebut Udgtr.
Yajur weda berisi yajur atau rapal. Rapal tersebut dipakai untuk mengubah korban menjadi makanan pada dewa. Pendeta atau imamnya disebut Adwaryu.
Sedangkan Atharwa weda, berisi mantera-mantera khusus untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, dan sebagainya. Kegiatan ini dipimpin oleh Atharwan (golongan pendeta).
Kitab weda hanya boleh dipelajari oleh golongan Brahmana, Kesatria, dan Waisya. Sedangkan bagi golongan lain tidak diperkenankan membacanya. Kitab weda ditulis dalam bahsa Sansekerta.
2.      Periode Agama Brahma
Periode ini berkembang diperkirakan antara athun 1500-500 sebelum Masehi. Karena itu agama ini dikatakan kelanjutan dari agama weda. Kehidupan beragama pada periode ini didasarkan pada kitab Brahma, yaitu bagian ke dua kitab weda yang kedua. Kitab ini ditulis oleh para iman Brahmana dalam bentuk prosa. Isinya memberikan keterangan tentang korban, membicarakan nilai serta mencoba mencari asal-usul korban.
Adapun ciri-ciri zaman ini antara lain: pertama; korban mendapat tekanan yang besar, kedua; para Brahmana mendapat kekuasaan yang lebih besar, ketiga; berkembangnya kasta dan asrama, keempat; dewa-dewa berubah perangainya, dan kelima; timbulnya kitab Sutra.
Berikut ini penulis singgung sedikit masalah korban, kasta, dan asrama.
a.       Korban
 Pada zaman weda korban masih menjadi alat untuk mempengaruhi para dewa, agar mereka (para dewa) berkenan menolong kehidupan mereka. Di samping itu korban juga digunakan untuk memaksa dewa menolong manusia. Jadi korban dipandang memiliki magis (kekuatan) yang lebih dari pada dewa. Fungsi korban diperbesar/diperluas sehingga menjadi alat untuk memperoleh kekuasaan baik di dunia maupun di akhirat, atas yang tampak dan tidak tampak, atas yang bernyawa atau tidak.
b.      Kasta
Kasta  adalah statatifikasi masyarakat india pada masa lampau yaitu produk sosial historis masyarakat yakni membeda-bedakan harkat martabat  manusia berdasarkan keturunan. Dalam agama Brahma mengenal adanya kasta yaitu kasta Brahmana yaitu kasta tertinggi terdiri dari pendeta dan ulama’, Ksatria terdiri dari  prajuit,bangsawan dan raja,Waisya terdiri dari kaum buruh,petani dan saudagar, dan Sudra terdiri dari hamba sahaya dan orang-orang hina. [3]
c.       Asrama
Asrama adalah tingkatan hidup. Dalam agama Brahmana disebutkan adanya empat tingkat hidup yang harus diakui oleh penganutnya.[4]
a)      Brahmacarin (anak akan meninggalkan rumah menuju ketempat guru sebagai siswa).
b)      Grhata, anak sudah dewa dan masuk hidup perkawinan.
c)      Vanaprastha (pada usia lanjut, orang pergi kehutan, segala urusan rumah tangga diserahkan kepada anak laki=laki dan ada kalanya ia masuk hutan beserta istrinya)
d)     Sanyasin tingkat pertama yang telah terlepas dari kehidupan dunia, meskipun ia masih hidup di dunia

3.      Periode Agama Hindu
Periode ini di mulai pada masa tarih Masehi sampai sekarang ini. Abdul Manaf dalam bukunya sejarah agama-agama menyebutnya masa agama hindu ini dengan masa agama Upanishad.
Setelah mereka pergi ke hutan untuk mendalami ilmu dan dapat memahami kitab dengan lebih mendalam, maka akhirnya muncul renungan-renungan yang filosofis dan akhirnya muncul kitab yang bernama Aranyaka (kitab-kitab rimba).
Upanishad (Upani=di dekat, shad=duduk) jadi Uphanishad artinya duduk bersimpuh di dekat guru untuk dapat mendengarkan wejangan-wejangan filosofis tentang hakikat Atman dan di dalamnya di uraikan hubungan Atman dengan Brahman.[5]

2.      Pembawa Kitab Suci, Sakramen, Hukum Agama Hindu
            Dalam hinduisme,sakramen yang paling penting untuk anak laki-laki Upanayana, “pengenalan pada pengetahuan”,sebab dengan ini anak memperoleh hak untuk mempelajari kitab-kitab suci hindu.upacara ini diselengarakan pada saat usia delapan tahun  bagi kasta brahmana,usia sebelas tahun bagi kasta ksatria, dan usia dua belas tahun bagi kasta vaisya.kemudian si anak didandani memakai baju khusus kemudian disuruh duduk di belakang api suci dengan pemimpin upacara (pendeta), pemimpin upacara lalu menyerahkan tongkat dan menobatkan  pemuda itu  dengan tali rangkap tiga yang dililitkan melalui bahu kiri  dan di bawah lengan kanan. Kemudian pemimpin  mengadakan dialog  tentang permintaan dan perlindungan Dewi Safitri,sambil meletakan tangan  bahu si anak dan  menyentuh hati dan pusar dan kemudia si anak memperoleh kelahiran  dua kali (dvija). Dvija ini memberikan makna  bawasanya seorang pemuda ini nantinya diangkat disitus illahi  yang lebih tinggi.[6]
 Dalam ajaran hindu identik dengan hukum karma yaitu amal perbuatan manusia dan akibatnya, atau hukum pembalasan. Tiap-tiap perbuatan mempunyai akibat,perbuatan baik akibatnya baik ,perbuatan buruk akibatnya buruk. Seluruh perbuatan yang dilakukan hidup ini  merupakan rangkaian sebab dari pada  kehidupan alam berikutnya,yang harus dijalankan di dunia ini pula dengan dilahirkan kembali (reincarnasi),mederita atau mati (Abu Ahmadi,1991).
Orang hindu beranggapan bahwa orang mati itu rohnya sementara waktu masuk surga atau neraka, kemudian lahir lagi ke bumi dengan wujud yang lain, wujud baru itu tergantung karmanya.wujud barunya bisa jadi tidak sesuai dengan wujud awal misalnya  berupa batu,tumbuh-tumbuhan hewan atau manusia, mungkin juga dewa.Kelahiran  kembali (reincarnasi) ini berlangsung terus menerus sesuai dengan hukum karma.[7]
3.      Pandangan agama islam tentang agama hindu
1.      Tentang ketuhan
                  Sejak 1.500 SM hingga sekarang orang india atau orang-orang yang beragama Hindu umumnya tengelam dalam penyembahaan berhala dan dewa-dewa. Menurut istilah penyembahan semacam itu disebut animisme yakni anggapan adanya roh pada setiap benda mati. Perbuatan tersebut dalam islam disebut pebuatan syirik,sedangkan orangnya disebut musyrik.[8]
                  Ditegaskan dalam al-quran  bahwa manusia dilarang menyembah apapun kecuali ALLAH SWT. Berikut termuat dalam firman Nya QS.Al-ikhlas 1-5:
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ   ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ   öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ôs9qムÇÌÈ   öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ  
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

2.      Terhadap hukum karma dan rencarnasi
            Hukum karma atau hukum akibat (the law of cause and offect),yang maksudnya segala amal ada buahnya,hal ini dalam islam serupa tapi tidak sama. Dalam agama hindu orang masug surga adalah tidak kekal,tetapi hanya sementara saja.misalnya perbuatan amal baik manusia 20 tahun didunia  akan mendapat balasan juga hanya 20 tahun saja. Tetapi menurut islam ,orang yang masug surga atau neraka dapat dapat kekal selama-lamanya,walaupun kadang –kadang harus mampir ke neraka  sebab berlakunya hukum itu ada di tanggan Allah SWT.
            Mengenai rencarnasi  agama hindu mengajarkan bahwa manusia  yang lahir di dunia ini ,baik yang kaya dan orang miskin,buta ,tuli,bisu dllitu semuanya itu semuanya adalah buah perbuatannya di waktu yang dulu. Sedangkan dalam islam anggapan semacam itu tidak ada.Puah perbuatan manusia itu akan dirasakan besok di alam akhirat.di situ manusia akan mendapatkan pembalasan berupa amal baik ataukah buruk  senyata-nyatanya.[9]
3.      Tentang Kasta
              Agam hindu mengenal empat kasta,yaitu penggolongan klasifikasi tingkatan tertinggi ,hingga tingkatan terrendah.Tetapi dalam islam tidak ada aturan itu. Menurut islam seorang muslim  adalah saudara muslim seagama,senasip dan sepenaggungan dan mempunyai hak-hak yang sama tidak pandang kaya ,miskin,kulit hitam kulit putih dll.
              Perbedaan ini  dalm islam seorang musliim  perbedaanya terletak  pada ketaqwaanya saja,yang paling taqwa dialah yang paling mulia disisi ALLAH SWT.yang hal ini telah dijelaskan Allah dalam surat Nya QS Al Hujarat ayat 10 dan 13:
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ  
10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.[10]

D.    ANALISIS
Menurut analisis kami,orang-orang pemeluk agama Hindu umumnya tengelam dalam penyembahaan berhala dan dewa-dewa. penyembahan semacam itu disebut animisme yakni anggapan adanya roh pada setiap benda mati. Perbuatan tersebut dalam islam disebut pebuatan syirik. Kami juga beranggapan Hindu sendiri merupakan tergolong dalam aliran  politeisme karena memuja banyak dewa,namun tidaklah sepenuhnya demikian,dalam agama hindu dewa bukanlah tuhan tetapi menurut umat hindu tuhan itu Yang Maha Esa tiada duanya. Hal ini ditegaskan dalam ajaran filsafat hindu Adwaita Wedanta bawasanya ada satu kekuatan yang menjadi sumber yang ada yaitu Brahma yang memanifestasikan Diri Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.Terhadap hukum karma dan rencarnasi menurut islam ,orang yang masug surga atau neraka dapat kekal selama-lamanya,walaupun kadang –kadang harus mampir ke neraka  sebab berlakunya hukum itu ada di tangan Allah SWT.

E.     KESIMPULAN
1.      Sejarah perkembangan agama Hindu dapat diklasifikasikan menjadi empat periode yaitu:
1)      Periode Weda
Periode ini diperkirakan berkembang sejak masuknya bangsa Aria ke India sampai tahun 1500 sebelum Masehi.
2)      Periode Agama Brahma
Periode ini berkembang diperkirakan antara athun 1500-500 sebelum Masehi. Karena itu agama ini dikatakan kelanjutan dari agama weda.
3)      Periode Agama Hindu
Periode ini di mulai pada masa tarih Masehi sampai sekarang ini.
2.      Sakramen Hukum karma dan Roh
Sakramen dalam hindu bertujuan untuk memproleh kelahiran ke dua kali yang berguna meningkatkan  drajat  seorang ketingkatan illahi yang lebih tinggi.Dalam ajaran hindu identik dengan hukum karma yaitu amal perbuatan manusia dan akibatnya, atau hukum pembalasan. Sedangkan Roh sendiri Orang hindu beranggapan bahwa orang mati itu rohnya sementara waktu masuk surga atau neraka, kemudian lahir lagi ke bumi dengan wujud yang lain, wujud baru itu tergantung karmanya.
3.      Persepektif agama islam tentang agama hindu
a)      Tentang ketuhanan
Umumnya umat hindu tengelam dalam penyembahaan berhala dan dewa-dewa.Ditegaskan dalam al-quran  bahwa manusia dilarang menyembah apapun kecuali Allah SWT
b)      Terhadap hukum karma dan rencarnasi Tetapi menurut islam ,orang yang masug surga atau neraka dapat dapat kekal selama-lamanya,walaupun kadang –kadang harus mampir ke neraka  sebab berlakunya hukum itu ada di tanggan Allah SWT.
c)      Agam hindu mengenal empat kasta,yaitu penggolongan klasifikasi tingkatan tertinggi ,hingga tingkatan terendah.Tetapi dalam islam tidak ada aturan tersebut.
Daftar pustaka
Jirhanudin, Perbandingan Agama,PT.Pustaka Pelajar,Yogyakarta:2010
Ketut Wiana,Raka Santeri,Kasta Dalam Hindu,Yayasan Dharma Nharadha,Denpasar:1993
Mariasusai Dhavamony,Fenomenologi agama,Penerbit Canisius,Yogyakarta:1995
Choiron,Perbandingan Agama,buku daros,kudus;2009





[1] Jirhanudin, Perbandingan Agama,PT.Pustaka Pelajar,Yogyakarta:2010,hlm.63-64
[2] Ibid,Jirhanudin,hlm.66
[3] Ketut Wiana,Raka Santeri,Kasta Dalam Hindu,Yayasan Dharma Nharadha,Denpasar:1993,hlm.18
[4] Op.cit,Jirhanudin,hlm.70
[5] Op.cit,Jirhanudin,hlm.70-71
[6]  Mariasusai Dhavamony,Fenomenologi agama,Penerbit Canisius,Yogyakarta:1995,hlm.194
[7] Choiron,Perbandingan Agama,buku daros,kudus;2009,hlm.88
[8] Ibid,hlm.95
[9] Ibid,hlm.95-96
[10] Ibid,choiron,hlm.96-97

No comments:

Post a Comment