Tuesday, March 15, 2016

makalah gerakan modernisasi dalam dunia islam

 A.    Latar Belakang Masalah
Islam sebagai sebuah agama dengan penyebaran jumlah penganutnya yang meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun,dalam sejarah perkembangannya telah berkali-kali mengalami pasang surut.
Bermula dari jazirah arabia pada abad ke-6 M, Islam kemudian menyebar ke berbagai pelosok bumi. Pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah Islam bahkan mampu menaklukkan sebagai daratan Eropa,tepatnya di Andalusia,Spayol. setalah berjaya beberapa abad lamanya,kekuasan dan kedigdayaan Dinasti Umayyah dan Abbasiyah akhirnya meredup,hingga akhirnya Spanyol kembali dikuasai oleh kaum kriten Eropa.
Berabad kemudian, Islam kembali menaruh catatan emas dalam sejarah melalui tiga kerajaan besar yang cukup berpengaruh didunia, yakni kerajaan Ustmani di Turki,Syafawi dipersia dan Mughal di India. Setelah  bertahan nyaris tiga abad lamanya,kerajaan-kerajan ini pun akhirnya meredup dan runtuh. Keruntuhan ini tak lain disebabkan olrh faktor internal yaitu intrik politik dikalangan elit penguasa, serta akibat faktor eksternal yaitu peperangan dengan bangsa-bangsa non muslim.
Hikmah dari keruntuhan tiga kerajaan ini, khususnya kerajaan Turki Ustmani telah menyadarkan umat Islam pada satu kenyataan bahwa umat Islam telah tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan dari bangsa lain, khususnya bangsa Eropa.
Kesadaran tersebut telah melahirkan tokoh-tokoh besar sebagai pelopor pembaharuan atau modernisasi dikalangan umat Islam, diantaranya yang terkenal yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab, Said Muhammad Sanusi dan Jamaludin Al-Afgani.
Ide pembaharuan atau modernisasi ini pun akhirnya sampai pula ke negeri kita Indonesia, salah satunya adalah melalui kontak antara jamaah haji Indonesia dengan jemaah dari bangsa lain ditanah suci.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Modernisasi Dalam Islam?
2.      Bagaimana Perkembangan Gerakan Modernisasi Islam?
3.      Apa Pengaruh Modernisasi Islam Terhadap Indonesia?
4.      Apa Saja Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam di Indonesia?



C.    Pembahasan
1.      Pengertian modernisasi islam
Dalam masyarakat Barat “modernisme” mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha-usaha untuk mengubah aham-paham, adat istiadat, intitusi-intitusi dan lama lain sebagainya, agar semua itu menjadi sesuai dengan pendapat dan keadaan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[1]
Kata modernisasi yang berasal dari kata “modern”, atau “modernisasi”, seperti kata lainnya yang berasal dari barat, telah dipakai dalam bahasa indonesia yang berarti “terbaru, mutakhir, atau bisa berarti sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman”.
Pembaharuan dalam islam timbul sebagai reaksi dan respon umat islam terhadap imperialisme barat yang telah mendominasi dalam bidang politik dan budaya pada abad 19. Namun, imperialisme barat bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan adanya pembaharuan dalam  islam.
Kata modern yang dikenal dalam bahasa indonesia jelas bukan istilah original atau asli melainkan “diekspor” atau diambil dari bahasa asing (modernization), berarti “terbaru” atau “mutakhir” menunjuk kepada prilaku waktu yang tertentu (baru). Akan tetapi, dalam pengertian yang luas modernisasi selalu saja dikaitkan dengan perubahan dalam semua aspek kawasan pemikiran dan aktifitas manusia. Secara teoritis dikalangan sarjana muslim mengartikan modernisasi lebih cenderung kepada suatu cara pandang meminjam definisi Harun Nasution, modernisasi adalah mencakupikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat istiadat, intitusi-intitusi lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam perspektif posmodernis yang berasal dari tradisi filsafat, bahwa modernisasi bisa disebut sebagai semangat yang menyemangati masyarakat intelektual dan semangat yang dimaksud adalah semangat untuk progress, semangat untuk meraih kemajuan, dan untuk humanisasi manusia yang dilandasi oleh semangat keyakinan yang sangat optimistik dari kaum modernis akan kekuatan rasio manusia.
Sedangkan Fazlur Rahman,[2] sarjana asal pakistan mendefinisikan modernisasi dengan “usaha-usaha untuk melakukan harmonisasi antara agama dan pengaruhmodernisasi yang berlangsung di dunia Islam.
Mukti Ali, mengartikan midernisasi sebagai “upaya menafsirkan islam melalui pendekatan rasional untuk mensesuaikannya dengan perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi didunia modern yang sedang berlangsung”.
Membicarakan gerakan modernisasi islam, maka kita harus mengetahui sejarah modernisasi di barat terlebih dahulu.. karena dari gerakan modernisasi dibarat lah yang mempengaruhi modernisasi di islam.
Modernisme, modernisasi dan modernitas merupakan padanan kata dari pembaharuan. Modernisasi lahir didunia barat, yang muncul sejak renaisans terkait dengan masalah agama. Menurut masyarakat barat kata modernisasi itu mengandung pengertian pikiran, ide, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.[3]
Modernisasi ditandai dengan rasionalitas dan kreatifitas manusia dalam mencari jalan mengatasi kesulitan hidupnya didunia ini. Maka dari itu, modernisme khususnya dibarat, adalah suatu antroposentrisme yang hampir tak terkekang.[4]
Bila kita menilik pada sejarah dibarat, modernisasi terjadi sejak abad ke-15,dimana sebelumnya, barat berada pada zaman kegelapan (dark age). Awal mula sejarah modernisasi terjadi pada era Renaissannce, yang secara harfiah berarti kelahiran kembali. Pada era ini muncul lah aliran-aliran pemikiran seperti Rasionalisme, empirisme dan sebagainya yang kemudian merubah dunia alam pemikiran dibarat. Kemajuan dalam bidang pemikiran ini juga diikuti dengan kemajuan dalam bidang teknologi, sains, pengetahuan, industri, militer, dan diberbagai bidang lainnya. Dalam bidang industri, era renaissance melahirkan revolusi industri yang merubah dan mempengaruhi pergerakan industri diseluruh Eropa. Dampak dari berbagai kemajuan dalam berbagai bidang juga menimbulkan negara-negara yang maju dan berusaha menguasai negara-negara lainnya. Maka era koloniasasi pun dimulai. Negara-negara seperti inggris, perancis, spanyol, dan portugal berlomba-lomba dalam memajukan militer nya dan menancapkan pengaruhnya dinegara-negara lainnya.
Namun pada intinya, gerakan modernisasi dibarat, semula berawal dari munculnya era Renaissance, yang mana dengan era ini menimbulkan berbagai kemajuan diberbagai bidang, pemikiran, industri, militer, sains, pengetahuan dan berbagai bidang lainnya.
Dengan sadarnya umat islam waktu itu, akan ketertinggalan mereka dari barat, umat muslim sadar, mereka harus mengejar ketertinggalan dari baarat. Dengan banyak nya pelajar-pelajar muslim yang belajar kebarat, dan kemudian kembali ke negara aslinya, mereka juga membawa pengetahuan dan ilmu dari barat yang mempengaruhi perkembangan modernisasi di islam.
Namun, gerakan modernisasi islam tidak biasa dilepaskan dari tokoh-tokoh pembaharu gerakan ini. Figur-figur penting inilah yang menjadi magnet bagi tokoh-tokoh  lainnya dalam melakukan modernisasi. Tercatat tokoh-tokoh penting seperti Jamaluddin Afghani,kemudian muridnya, Muhammad Abduh, dan murid Abduh, Muhammad rasyid Ridha yang mengusung gerakan modernisasi di mesir. Ada juga Sayyid Ahmad Khan di india, Namik Kemal di turky, dan Bey Gasprinski di Crimea, dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya dari berbagai  negara di dunia. Mereka inilah yang membawa gerakan modernisasi.
2.      Perkembangan gerakan modernisasi islam
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam islam timbul terutama sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia islan dan barat. Dengan adanya kontak itu, umat islam abad XIX sadar bahwamereka telah mengalami kemunduran dibandingan dengan barat.
Kesadaran itu membuat umat islam berusaha mengejar ketertinggalan serta memulihkan kembali kekuatan islam seperti sebelumnya, upanya ini pada umumnya didorong oleh dua faktor yang saling mendukung. Faktor yang pertama yaitu pemurnian ajaran islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam. Pembaharuan ini ditandai dengan kemunculan gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1787 M) di Arabia, kemudian gerakan Sanusiyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi (1787-1859 M) asal Aljazair. Faktor yang kedua yaitu gagasan untuk menimba ilmu pengetahuan yang dilanjutkan dengan penterjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa islam.
Gerakan pembaharuan ini pun akhirnya merambah pula kedunia politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan pan Islamisme (persatuan islam sedunia) yang awalnya gagasan ini diusung oleh Wahhabiyah dan Sanusiyah. Namun baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir islam terkenal, Jamaludin Al-Afgani (1839-1897 M) asal Afganistan. Meskipun lahir di Afganistan, usianya dihabiskan di berbagai bagai bagian dunia islam: india, mesir, iran, dan turki. Dia mengembara ke eropa, dari saint petersburg sampai paris dan london. Dimana pun dia tinggal dan kemana pun dia pergi, Jamaluddin senantiasa mengumandangkan ide-ide pembaharuan dan modernisasi islam.
Bersama muridnya, Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905) dari Mesir, Jamaluddin pergi ke paris untuk menerbitkan majalah Al-Urwah al-Wutsqa (Lelien Indissoluble) yang berarti “ikatan yang teguh”. Abduh menjadi pemimpin redaksi, dan Jamaluddin menjadi redaktur politik. Nomor perdana terbit 13 Maret 1884 (15 jumadi ula 1301), memuat artikel-artikel dalam bahasa arab, perancis dan inggris. Terbit setiap kamis, majalah itu penuh dengan artikel-artikel ilmiah dan mengorbankan semangat umat untuk kembali kepada Al-Quran dan As sunnah Nabi, serta menyerukan perjuangan umat islam agar terlepas dari belenggu penjajahan eropa. Majalah al urwah al Wutsga tersebar di kawasan timur tengah, Afrika utara, india, dan kota-kota besar di eropa. Sayangnya, majalah ini hanya sempat beredar 28 nomor saja dan terpaksa berhenti terbit pada bulan oktober 1884. Hal ini disebabkan pemerintah kolonial inggris melarang majalah itu masuk ke mesir dan india, lalu pemerintah Turki Usmani juga melarangnya beredar diwilayah kekuasaannya, sehingga Al-Urwah al-Wutsqa kehilangan daerah pemasarannya. Namun dalam masa delapan bulan beredar, majalah muslim pertama di dunia itu berhasil menanamkan benih-benih modernisasi dikalangan umat islam.
.      3.   Pengaruh Modernisasi Islam Terhadap Indonesia
Gerakan pembaharuan yang berkembang di berbagai tempat khususnya dikawasan Timur Tengah telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Ide gerakan pembaharuan tersebut masuk ke Indonesia melalui berbagai saluran, antaranya lewat kontak para intelektual muslim Indonesia dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah haji Indonesia dengan jemaah luar.
Bermula dari pembaharuan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau, yang disusul oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia yang ditandai dengan berdirinya organisasi Jami’atul Khair (1905), organisasi ini pada dasarnya terbuka untuk semua golongan muslim, namun mayoritas anggotanya adalah orang-orang Arab.
Kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI)di Bogor (1909) dan Solo (1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka, Jawa Barat (1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di Bandung (1920-an), Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti) di Candung, Bukittinggi (1930), dan Partai-partai Politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932) yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari organisasi pendidikan Thawalib dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938[5].
Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern, yang dikemudian hari berperan aktif dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia.[6]
    
Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.kemunduran kerajaan Utsmani yang merupakan pemangku khalifah Islam setelah abad ke-17 M telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab dipinggiran imperium Utsmani.
Gerakan pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia muslim, termasuk salah satunya ke Indonesia.
Adapun bentuk-bentuk pembaharuan di Indonesia yaitu:
a)        Gerakan Puritanisme
Gerakan ini pertama kali diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd. Gerakan puritanisme ini masuk ke Indonesia melalui tiga orang yang baru pulang dari haji ditanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka melakukan penentangan terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat Minangkabau yang telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat dan bid’ah.
Karena aktifitas mereka di anggap cukup membahayakan keberadaan kaum tua atau kaum adat, maka kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada tahun 1821-1837 M terjadilah Perang Paderi.
Dalam pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan. Kekalahan ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi Belanda tidaklah membuat patah semangat para tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi gerakannya semakin hebat. Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di alihkan ke dalam gerakan pembaharuan pendidikan.
b)        Gerakan Reformisme
Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk kembali kepada dasar Islam yang asli. Kelompok ini berusaha menerapkan sistem ajaran Islam seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.
c)         Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu Islam untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Islam, sehingga mereka akan menjadi masyarakat yang maju. Namun sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat dalam ajaran Islam yang tercemar oleh takhayul, bid’ah dan khurafat harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara yang ditempuh melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan menggunakan kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang kekuasaan Barat yang kafir.
d)        Gerakan Neo-sufisme
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu dari kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru itu adalah aktifisme.
Bentuk aktifisme dalam gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis. Bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri tanpa banyak bergantung kepada uluran kelompok atau bangsa lain.
Di antara unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata kunci inilah umat Islam melakukan pembaharuan, terutama menentang segala bentuk penjajahan dan keterbelakangan. Gerakan ini banyak mewarnai berbagai pemberontakan Islam di tanah air dalam masa-masa penjajahan, misalnya pemberontakan petani Banten pada tahun 1888 M[7].













D.    Kesimpulan
Modernisasi Islam adalah upaya menafsirkan Islam melalui pendekatan rasional untuk mensesuaikannya dengan perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia modern yang sedang berlangsung.
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul terutama sebagai  hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu, umat Islam sadar bahwa mereka telah mengalami kemunduran dibandingan dengan Barat. Kesadaran itu membuat umat Islam berusaha mengejar ketertinggalan serta memulihkan kembali kekuatan Islam seperti sebelumnya.
Ide gerakan modernisasi Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai saluran, antaranya lewat kontak para intelektual muslim Indonesia dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah haji Indonesia dengan jemaah luar.
Bentuk-bentuk pembaharuan Islam di Indonesia yaitu; gerakan puritanisme, gerakan reformisme, gerakan radikalisme dan gerakan neo-sufisme.


E.     Daftar Pustaka
Harun Nasution,Islam Rasioal Gagasan dan Pemikiran,Cet.ke-1(Bandung:Mizan,1995),
Nurcholish Madjid,Islam Doktrin Dan Peradaban-Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan,Kemanusiaan,dan Kemodernan,(Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina,1992),
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam.Jakarta,1998.
Nurcholis Madjid,Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta.2000.
Mundzirin Yusuf, dkk, SejarahPeradaban Islam di Indonesia, Cet. I (Yogyakarta: PenerbitPustaka, 2006),











[1] Harun Nasution,Islam Rasional Gagasan Dan Pemikiran,Cet.ke-1,(Bandung:Mizan,1995),hal.181.
[2] Nurcholish madjid,Islam doktrin Dan Peradaban-Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah keimanan,Kemanusian,dan Kemedernan.(jakarta:Yayasan Wakat paramadina,1992),hal.25.
[3] Yusran Asmuni,Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam.Jakarta.1998.hal.1
[4] Nurcholis Madjid,Islam Doktrin dan peradaban, Jakarta. 2000. Hal.450

[6]Mundzirin Yusuf, dkk, SejarahPeradaban Islam di Indonesia, Cet. I (Yogyakarta: PenerbitPustaka, 2006), hal. 195.



No comments:

Post a Comment