Friday, February 26, 2016

Hadis Tentang Hilang/Musnahnya Ilmu Pengetahuan

Hadis Tentang Hilang/Musnahnya Ilmu Pengetahuan
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: HADIS TARBAWI
Dosen Pengampu: Abdul Karim,SS,MA



Disusun oleh:
1.Ainun Najib             (112155)
2. Mustaghfirotun       (112)
3. Etris Sutrisni (112175)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUSJURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 2013


  1. Pendahuluan
Diantara pertanda dekatnya hari kiamat ialah lenyapnya ilmu (agama) dan munculnya kebodohan (dalam masalah agama). Lenyapnya ilmu ini ialah diawfatkan-Nya para pemilik ilmu, yaitu para ulama, seperti yang disebutkan dalam hadis lainnya bahwa Allah tidak akan mencabut ilmu secara langsung dari dada pemiliknya, melainkan dengan jalan mewafaatkan para ulama.[1] 
Lenyapnya ilmu merupkan hal yang pasti terjadi sebagaimana Rasulullah bersabda: sesungguhnya Allah swt tidak mencabut ilmu (agama) dengan cara mencabut langsung dari hamba-hamba (Nya), tapi Ia mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama, hingga tiada seorang ulama pun yang tertingal, maka manusia mengambil pemimpin-pemimpin yang jahil (bodoh dalam masalah agama). Lalu mereka di Tanya (tentang masalah agama), maka mereka memberikan fatwa tanpa pengetahuan, karena itu mereka menjadi sesat dan menyesatkan. (H.R. Bukhori Muslim).
Apabila Allah hendak mencabut ilmu, maka Dia tidak mencabutnya secara langsung dari kelabu para pemiliknya, yakni para ulama, melainkan dengan cara mewafatkan mereka sehingga tiada lagi di atas bumi ini seorang ‘alimpun. Apabila keadannya sudah sampai demikian, maka manusia mengangkat orang –orang yang bodoh menjdai pemimpin (agama) mereka, yaiti mereka yang apabila ditanyai masalah agama, mereka memberi fatwa tanpa ilmu. Pada akhirnya tersesatlah mereka, lagi menyesatkan, stetelah itu timbullah kerusakan dimana-mana, yang akaibatnya membawa kebinasaan bagi bagi semuanya[2]. 
Sebagi manusia yang  beragama yang sepatutnya dilakukan adalah memepelajari ilmu agama karena penyebab atau pertanda dekatnya hari kiamat adalah hilangnya ilmu agama sehingga terjadilah kebodohan yang mengakibatkan kerussakan dimana-mana meskipun hari kiamat pasti terjadi setidaknya kita sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk bumi kita.
Maka dalam makalah ini pemakalah akan berusaha untuk membuka wawasan kita tentang lenyapnya ilmu demi sebuah pengetahuan yang akan kita renungkan bersama-sama.

B.     Rumusan Masalah:
Berdasarkan uraian diatas dapat di ambil beberapa permasalahan yang harus dibahas, diantaranya sebagai berikut:
1.      Apa sebab-sebab musnahnya ilmu dan hadis yang menegaskan?
2.      Bagaimana penjelasan dosa bisa menghilangkan ilmu.?


C.PEMBAHASAN
1.Sebab-sebab musnahnya ilmu.
في رفع العلم وظهورالجهل
عن انس بن مالك رضي الله عنه قال : الا احد ثكم حديثا سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يحدثكم احد بعدي سمعه منه : "ان من اشراط الساعة ان يرفع العلم ويظهر الجهل ويفشو الزنا ويشرب الخمر ويذهب الرجال وتبقى النساء حتى يكون لخمسين امراة قيم واحد"
Lenyapnya ilmu agama dan munculnya kebodohan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: ingatlah, akan kuceritakan kepadamu sebuah hadits yang kudengar dari Rasulullah SAW, yang tak seorangpun sesudahku menceritakan nya kepadamu. Aku mendengar beliau bersabda ,” sesungguhnya, diantara tanda hari kiamat akan tiba ialah dilenyapkannya ilmu agama dan munculnya kebodohan, merajalelanya perzinaan, meluasnya peminum khamar, berkurangnya jumlah kaum lelaki berlebihannya kaum wanita sehingga lima puluh orang wanita mempunyai pelindung seorang lelaki saja,”(8:58-S.M.)
في قبض العلم
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "يتقارب الزمان ويقبض العلم وتظهر الفتن , ويلقى الشح ويكثر الهرج"قالوا: وما الهرج ؟ قال :"القتل"
Dicabutnya ilmu
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW. Bersabda,”termasuk diantara tanda-tanda hari kiamat ialah semakin cepatnya masa, dicabutnya ilmu agama, merajalelanya bencana, orang- dibuatnya kikir, dan banyaknya HArj.” Sahabat bertanya,” apa Harj itu (wahai Rasulullah)?” Beliau menjawab,”Pembunuhan.”
في قبض العلم بقبض العلماء
عن عبد الله بن عمر وبن العاص رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :"ان الله لايقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتي اذا لم يترك عالما , اتخذ الناس رؤوسا جهالا , فسئلوا, فافتوا بغير علم , فضلوا واضلو"
Dicabutnya ilmu karena wafatnya ulama
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a.: aku mendengar Rasulullah SAW. Bersabda,” sesungguhnya, Allah tidak mencabut dengan melenyapkan dari dalam dada manusia, tetapi dengan mewafatkan ulama sehingga setelah tidak ada seorang pun ulama, mereka mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin. Mereka ditanya, tetapi mereka-pemimpin –pemimpin yang bodoh itu--- memberikan petunjuk tanpa ilmu. Kemudian tersesatlah mereka dan menyesatkan orang lain pula.”(8:60---S.M).[3]
Lenyapnya Ilmu (agama) dan munculnya ketidaktahuan terhadap ilmu (agama):





Diriwayatkan dari Anas ra: Rasulullah SAW pernah bersabda ”Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah:
1.Ilmu agama akan di ambil kembali ( dengan meninggalnya para ulama’)
2. ketidaktahuan (terhadap agama) merajalela
3. Zina dilegalkan dan dilakukan secara luas dan terbuka
4. meminum minuman beralkohol telah menjadi kebiasaan.





Diriwayatkan dari Annas ra: Aku akan menyampaikan kepada anda sebuah hadis yang tidak akan pernah lagi ada orang yang menyampaikannya setelah aku. Aku mendengar rasulullah SAW bersabda:” Diantara tanda-tandahari kiamat adalah sebagai berikut:
1.      Ilmu (agama) lenyap (dengan meninggalnya para ulama’)
2.      Ketidaktahuan (terhadap agama)  merajalela
3.      Zina dilakukan secara luas dan terbuka
4.      Jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dengan perbandingan 50:1”
5.       Dosa Datang , Ilmu Pengetahuan Menyingkir.[4]

2.      Penjelasan tentang dosa yang menghilangkan ilmu
            Abdullah bin Mas’ud ra. Pernah bertutur:
“Aku menilai seseorang lupa dengan ilmu yang pernah dipelajarinya lantaran satu dosa yang pernah diprbuatnya” (Mawa’izh as shahabah, shalih ahmad al syami).
Ibnu Mas’ud ra menyebutkan bahwa diantara mudharat dari dosa adalah hilangnya ilmu dari hati kita. Dalam keseharian kita berapa banyak dosa yang lahir dari penglihatan, pendengaran, lisa, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh kita. Tidak terkecuali hati kita. Mata sering tidak control untuk memendang perkara yang mendatangkan murka Allah SWT. Aurat lawan jenis, acara-acara yang mengundang birahi, telinga kita biasa mendengar gunjingan, kata-kata dusta , sumpah palsu, nyanyian setan dan lagu- lagu yang melupakan kita dari dzikir kepada Allah SWT. Berapa banyak manusia yang terluka lantaran kata-kata pedas dan menyinggung perasaan yang terlontar dari lisan kita. Berbohong dan dusta terkadang menjadi rutinitas kita sehari hari. Entah kita sebgai politisi, pedangang, petani, pejabat, atau bahkan ustadz. Tangan kita pernah mengambil milik orang lain tanpa hak, menyentuh wanita yang bukan mahram,dll. Berapa banyak kaki kita melangkah ketempat-tempat yang Allah tidak ridho’I terlebih hati kita riya dan sum’ah justru kita nikmati , dendam hasad, prasangka buruk terhadap orang lain sangat sulit kita hindari.
            Pernahkah kita menghitung berapa ayat, surat, dan bahkan juz di Al qur’an yang dulu pernah kita hafal dan sekarang tinggal menyisakan surat-surat pendek saja. Pernahkah kita mengevaluasi berapa jumlah hadis nabi saw yang telah hilang dari hafalan kita. Dan sudah tak terhitung berapa bnayak persoalan aqidah,hadis, tafsir, fiqih, ushul fiqih,dll. Yang kini telah menyingkir dari benak kita. Tentu penyebabnya karena teramat banyak dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat dalam hidup kita.
            Jika Ibnu Mas’ud ra menyebut bahwa satu dosa menyebabkan hilangnya ilmu, bagaimana gebyar dosa kita yang kita erbuat setiap hari? Inilah rahasia mengapa tiada ilmu tiada yang betah hingga dihati kita. Jika ingin ilmu yang kita pelajri setia menemani kita dan bahkan setiap saat bisa bertambah, maka cara yang kita tempuh adalah menghentikan dosa dan kesalahan sekecil apapun dengan dekuat tenaga dan usaha serta ikhtiar kita.
Wallahu a’lam bishawab….lentera dan kehidupan.blogspot.com.
Dari riwayat muslim dari abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:




Zaman saling berdekatan ilmu di hilangkan, berbagai fitnah bermunculan, kebahilan dilemparkan( kedalam hati) dan pembunuhan semakin banyak.
Dari Bukhari meriwayatkan dari syaqiq, beliau berkata “aku pernah bersama ‘abdullah dan abu musa keduanya berkata’ Nabi SAW bersabda:




“sesungguhnya menjelang hari kiamat aka nada beberapa hari dimana kebodohan akan turun dan ilmu akan dihilangkan.semua yang terkandung dalam hadis ini termasuk tanda-tanda kiamat yang sudah kita saksikan secara jelas. Ilmu telah berkurang,kebodohan Nampak,kebahkhilan dilemparkan kedalam hati fitnah tersebar dan banyak pembunuhan.
Ungkapan “dicabutnya ilmu” maka tidak ada yang tersisa kecuali benar-benar kebodohan yang murni. Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan daanya para ulama’, karena mereka saat itu adalah orang yang tidak dikenal ditengah-tengah mereka.
Ada pun ilmu dunia maka ia terus bertambah,ia bukanlah makna yang dimaksud dalam berbagai hadis. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW.:




“lalu mereka ditanya kemudian mereka akan member fatwa tanpa ilmu,maka mereka sesat lagi mengesakan orang lain,kesesatan hanya terjadi ketika bodoh terhadap ilmu agama.
Para ulama yang sebanarnya adalah mereka yang mengamalkan ilmu mereka, mengarahkan kepada umat dan menunjuki mereka jalan kebenaran dan petunjuk karena sesunggunya ilmu tanpa amalan adalah sesuatu yang tidak bermanfaat, bahkan akan menjadi musibah bagi pemiliknya.
Dijelaskan pula riwayat al bukhori:

“dan berkurangnya pengamalan”
Jika ini terjadi pada masa imam adz-dzahabi  maka bagaimana pula pada zaman kita sekarang?karena tiap kali zaman itu jauh dari masa kenabian, maka ilmu pun semakin sedikit dan banyak kebodohan. Ilmu senantiasa berkurang, sementarakebodohan makin banyak orang yang tidak mengenal kewajiban-kewajiban dalam islam.










D.Kesimpulan
Lenyapnya ilmu merupkan hal yang pasti terjadi sebagaimana Rasulullah bersabda: sesungguhnya Allah swt tidak mencabut ilmu (agama) dengan cara mencabut langsung dari hamba-hamba (Nya), tapi Ia mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama, hingga tiada seorang ulama pun yang tertingal, maka manusia mengambil pemimpin-pemimpin yang jahil (bodoh dalam masalah agama). Lalu mereka di Tanya (tentang masalah agama), maka mereka memberikan fatwa tanpa pengetahuan, karena itu mereka menjadi sesat dan menyesatkan. (H.R. Bukhori Muslim).
Ungkapan “dicabutnya ilmu” maka tidak ada yang tersisa kecuali benar-benar kebodohan yang murni. Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan daanya para ulama’, karena mereka saat itu adalah orang yang tidak dikenal ditengah-tengah mereka. Ada pun ilmu dunia maka ia terus bertambah,ia bukanlah makna yang dimaksud dalam berbagai hadis. Dan juga diantara mudharat dari dosa adalah hilangnya ilmu dari hati kita. Dalam keseharian kita berapa banyak dosa yang lahir dari penglihatan, pendengaran, lisa, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh kita. Tidak terkecuali hati kita. Mata sering tidak control untuk memendang perkara yang mendatangkan murka Allah SWT.
Sebagi manusia yang  beragama yang sepatutnya dilakukan adalah memepelajari ilmu agama karena penyebab atau pertanda dekatnya hari kiamat adalah hilangnya ilmu agama sehingga terjadilah kebodohan yang mengakibatkan kerusakan dimana-mana meskipun hari kiamat pasti terjadi setidaknya kita sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk bumi kita.



 E. Daftar Pustaka
1. Sayyid Ahmad al-Hasyimi,Syarah Mukhtarul Ahhadiits Hadis-Hadis Pilihan (Berikut Penjelasannya), Sinar Baru Algensindo,1993.hlm. 262
2. Zaqi Al-din’Abd al-Azhira Mardziri,Ringkasan shahih muslim:mizan media utama,bandung.hlm 1076
3. Imam Az-Zabidi,Ringkasan shahih al-bukhari:mizan media utama,bandung.hlm 39-40
4. www.lentera dan kehidupan.blogspot.com
5.www.tribunilmu.com





[1] Sayyid Ahmad al-Hasyimi,Syarah Mukhtarul Ahhadiits Hadis-Hadis Pilihan (Berikut Penjelasannya), Sinar Baru Algensindo,1993.hlm. 262
[2] Ibid hlm.hlm.283-284

[3] Ringkasan shahih muslim,mizan media utama,bandung,hal 1076
[4] Ringkasan shahih Al-bukhari,mizan media utama,bandung,hal 39-40

No comments:

Post a Comment