Friday, February 26, 2016

makalah pentingnya membudayakan membaca alquran

PENTINGNYA MEMBUDAYAKAN MEMBACA
AL QURAN KE MASYARAKAT DALAM KAJIAN
SURAT AL ALAQ AYAT 1-5





KARYA ILMIAH


Oleh:
AINUN NAJIB
NIM : 112 165

 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2013




PENTINGNYA MEMBUDAYAKAN MEMBACA AL QURAN KE MASYARAKAT DALAM KAJIAN SURAT AL ALAQ AYAT 1-5

A.    PENDAHULUAN
Sejak awal kehadirannya, islam telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. hal ini antara lain dapat dilihat pada apa yang ditegaskan dalam Al-quran dan hadits, dan pada apa yang secara empiris dapat dilihat dalam sejarah. secara normatif teologis , sumber ajaran islam, Al-quran dan As-Sunnah yang diakui sebagai pedoman hidup yang dapat menjamin keselamatan hidup di dunia dan akhirat, amat memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Demikian pula secara historis dan empiris, umat islam telah memainkan peranan yang sangat signifikan dan menentukan dalam bidang pendidikan yang hasilnya hingga saat ini masih dapat dirasakan.
Al-quran melihat pendidikan sebagai sarana yang sangat strategis dan ampuh dalam mengangkat harkat dan martabat manusia dari keterpurukan sebagaimana dijumpai di abad jahiliyyah. Hal ini hal ini dapat dipahami Karena dengan pendidikan seseorang akan memiliki bekal untukmemasuki lapangan kerja, mendapatkan berbagai kesempatan dan peluang yang menjajikan masa depan, penuh dengan percaya diri, dan tidak mudah diperalat.
Sejalan dengan hal itu, Al-quran menegaskan tentang pentingnya tanggungjawab intelektual dalam berbagai kegiatan.Dalam kaitan ini, Al-quran selain manusia untuk belajar dalam arti seluas-seluasnya hingga akhir hayat, mengharuskan seseorang agar bekerja dengan dukungan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki.Pekerjaan yang dilakukan tanpa dukungan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki. Pekerjaan yang dilakukan tanpa dukungan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan dianggap tidak sah, bahkan akan mendapatkan kehancuran.[1]

B.     RUMUSAN MASALAH
Karena sangat pentingnya dalam membaca alquran, maka dalam makalah ini akan membahas tentang
1.      Apa pengertian budaya?
2.      Apa pengertian Alquran?
3.      Bagaimana pentingnya membudayakan membaca Alquran dalam kajian surat Al-alaq ayat 1-5?
4.      Bagaimana caramembangun masyarakat qur’ani?

C.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian budaya
Budaya dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola piker manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola piker, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.[2]
2.      Pengertian Alquran
Sebelum membahas pentingnya Alquran, makalah ini akan membahas pengertian Al-qur’an, Alquran adalah Kitab  Suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW,sebagai salah satu rahmat yang taka da taranya bagi alam semesta.
Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan mengamalkannya.Al Qur’an adalah Kitab Suci yang terakhir diturunkan Allah, yang isinya mencangkup pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang di turunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula mengamalkan dan mengajarkanya sampai merata rahmatnya di resaid an dikecap oleh penghuni alam semesta.
Setiap mukmin yakin,bahwa membaca Al-qur’an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat-ganda, sebab yang dibacanya itu adalah Kitab Suci. Al-qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang Mu’min, baik di kala senang maupun dikala susah, di kala gembira atau pun di kala sedih, malahan membaca Al-Qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al-qur’an Rasulullah menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian:”Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al-Qur’an ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta. Siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhoi oleh Allah.”
Dengan hadits diatas nyatalah, bahwa membaca Al-Qur’an, baik mengetahui artinya ataupun tidak, adalah termasuk ibadah, Amal shaleh dan memberi rahmat serta menfaat bagi yang melakukannya;memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tangga tempat Al-Qur’an itu dibaca. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas r.a. Rasulullah bersabda: “Hendaklah kamu beri nur (cahaya) rumah tanggamu dengan shalat dan dengan membaca Al-Qur’an.[3]
3.      Tentang membaca Al-qur’an diperintahkan oleh Allah terdapat pada surat Al-alaq ayat 1-5:
ù&tø%$#ÉOó$$Î/y7În/uÏ%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z`»|¡SM}$#ô`ÏB@,n=tãÇËÈù&tø%$#y7š/uurãPtø.F{$#ÇÌÈÏ%©!$#zO¯=tæÉOn=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO¯=tæz`»|¡SM}$#$tBóOs9÷Ls>÷ètƒÇÎÈ
Bacalah dengan Nama tuhanmu yang menciptakanmu.Dia telah menciptakan Manusia dari segumpal ‘darah , Bacalah dan Tuhanmu Yang Pemurah,Yang Mengajar Manusia dengan Qalam , Allah Mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya

Surah Al-alaq ini dinamai juga surah Al-Qalam atau Iqra .surah ini termasuk dalam kategori surah makiyah dengan jumlah ayatnya sebanyak 19 ayat .dalam surah Al-Alaq ini . ditegaskan bahwasannya Nabi Muhammad diperintahkan Allah SWT untuk membaca yang dibarengi dengan kekuatan (Qudrat) Allah bersama manusia, dan penjelasan sebagai sifat-sifatnya. Kemudian Allah SWT menjelaskan perumpamaan yang menunjuksn terhadap sebagai penentang individunya berikut balasan pahala yang menjalankan amalnya.[4]
Para ulama tafsir pada umumnya berpendapat bahwa ayat pertama sampai dengan ayat kelima ssurah ini termasuk ayat-ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu  pada waktu beliau berkhalwat digua Hira’ . menurut Abudin Nata yang dikutip dari Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW pertama kali pertama kali menerima lima ayat surah Al-Alaq ini ketika beliau sedang bertahannuts(beribadah)di gua Hira’ . pada saat itu Malaikat Jibril datang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan menyuruhnya membaca ayat-ayat terssebut, dan setelah tiga kali Malaikat Jibril tersebut, barulah Nabi dapat membaca kelima ayat-ayat tersebut. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW merasakan sesuatu yang sangat beraat, berkeringat dan perasaan yang sulit digambarkan, hingga beliau meminta istrinya (Sayyidah Khadijah) untuk menyelimutinya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan cemas, kaget dan sebaginya. Setelah diselimuti oleh Khadijah. Khadijah kemudian berkata, bergembiralah enkau wahai suamiku !Karena Allah tidak tidak mungkin menyia-nyiakanmu selama-lamanya. Engkau adalah orang yang senantiasa benar dalam ucapan, rela menanggung penderitaan, rela menanggung penderitaan, member perhatian terhadap orang-orang yang lemah dan selalu menegakkan kebenaran.[5]
Dalam Q.S. Al-ALaq ayat pertama tersebut, secara harfiah menurut Al-Maraghi ayat tersebut dapat diartikan : “ jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak melakukannya,”[6] Secara ringkas, makna kandungan surah ini adalah : Wahai Muhammad jadilah engkau menjadi seorang pembaca. Kemudian bacalah apa yang telah diwahyukan Allah kepadamu. Jangsnlsh kamu mengira-ngira karena memang kamu tidak dapat membaca dan menulis.
Sementara itu menurut Baiquni, ayat tersebut juga mengandung perintah agar manusia memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanyakekuasaan dan kehendak Allah SWT,juga mengandung pesan ontologism tentang sumber ilmu pengetahuan. Pada ayat tersebut Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW agar membaca.Sedangkan yang dibaca itu ibyeknya yang bermacam-macam. Yaitu ada yang berupa ayat-ayat Allah tertulis sebagaimana surah Al-Alaq itu sendiri, dan dapat pula ayat-ayat Allah yang tidak tertulis seperti yang terdapat pada alam jagad raya dengan segala hokum kausalitas yang ada didalamnya, dan pada diri manusia. Berbagai ayat tersebut jika dibaca dalam arti dan telaah, diobservasi, diidentifikasi, dikategorisasi, dibandingkan,dianalisa dan disimpulkan akan mendapatkan ilmu pengetahuan.[7]
Jadi yang dimaksud dengan membaca dalam Qs.Al-alaq 1-5 dapat diimplementasikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam karena pendidikan agama islam lebih melandaskan pada pemahaman Al-qur’an dan Al-hadits. Dan dalam buku Antologi Studi Agama Islamkarya Abdurrahman Mas’ud disana dijelaskan tentang wahyu yang pertama diturunkan menurutnya memuat semangat untuk membaca dan menulis dan tradisi membaca dan menulis itu merupakan tradisi intelektual kaum muslimin yang berlangsung semenjak Nabi Muhammad SAW .oleh karena itu wahyu yang pertama ini merupakan pembebasan dan pencerdasan ummat.
Dengan Qs.Al-alaq 1-5 disana mengandung perintah untuk membaca dan membaca merupakan salahsatu pelantara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan .maka dengan ayat itu pula sudah jelas ,bahwa islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap ummat manusia untuk membaca ,sehingga tidak muncul masyarakat jahiliyah modern .artinya , masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap masabodoh dan pengingkaran terhadap kebenaran ilmiah ,sedangkan masyarakat belajar ditandai dengan adanya tradisi semangat membaca dan menjeajah segala macam ilmu dan darimanapun asalnya ,sikap inilah yang dilahirkan masyarakat ilmu dalam islam, ditandai dengan tradisi meneliti ,melakukan experimen dan menulis
Ada beberapa kiat praktis yang bisa mengantarkan masyarakat ini menjadi masyarakat Qurani:
Pertama,jadikan membaca Al-Qur’an sebagai budaya sehari-hari, dalam keluarga kita, bersama orang tua, anak-anak, istri atau suami atau bersama teman-teman dan sahabat kita di masjid. Awali hari kita dengan membaca Al-Qur’an dan akhiri hari kita juga dengan membaca Al-Qur’an. Bawalah Al-Qur’an kemanapun kita pergi, kecuali ketika kita buang hajat. Jadikanlah ia teman duduk kita, teman mengobrol kita, teman berbagi perasaan kita. Jadikan membaca Al-Qur’an sebagai kebutuhan primer kita, jangan sampai ia dijadikan sebagai kebutuhan sekunder. Dengan demikian dalam sehari kita harus membaca Al-Qur’an secara rutin. Jangan sampai terlewatkan satu hari pun kecuali kita membaca Al-Qur’an.
Jika hari itu kita belum sempat membaca Al-Qur’an, minimal kita sempatkan mendengar Al-Qur’an lewat media yang memungkinkan. Dengan membudayakan membaca Al-Qur’an ini, akan tumbuh rasa memiliki Al-Qur’an. Dan secara otomatis kita akan merasa ada suatu yang hilang jika dalam sehari tidak ada satu pun huruf Al-Qur’an yang kita lafalkan.
Kedua,setelah kita akrab dengan bacaan Al-Qur’an, maka latihlah dengan menghafalkan beberapa ayat dan surat. Ulangilah bacaan tersebut dalam shalat kita atau di saat kita senggang. Rasakanlah bahwa mendendangkan Al-Qur’an akan lebih indah dari semua bentuk nyanyian, lebih membawa ketenangan dan ketentraman dan tentunya mendatangkan pahala yang berlipat. Jadikanlah ia wirid kita pagi, siang dan sore. Sehingg lidah kita selalu basah dengan Al-Qur’an.
Ketiga, tingkatkan budaya membaca Al-Qur’an dan menghafalnya dengan upaya memahami Al-Qur’an. Baik lewat terjemah Al-Qur’an, belajar dengan seorang ulama, kelompok kajian atau dengan membaca beberapa buku tafsir shahih yang menjelaskan kandungan Al-Qur’an. Dan tanyakan hAl-hal yang belum jelas kepada ahlinya. Jangan sampai memahami Al-Qur’an dengan pendapat sendiri, apalagi jika belum memenuhi syarat-syarat baku yang telah ditetapkan agama ini.
Keempat,mengamalkan Al-Qur’an semaksimal mungkin. Perhatikanlah bahwa ada ayat-ayat Al-Qur’an yang menunggu respon cepat kita untuk mengamalkannya, seperti ayat zakat, sedekah, shalat, puasa, menyantuni fakir miskin dan lainnya. Akan lebih indah jika dalam mengamalkan ayat-ayat tersebut dilakukan secara berjamaah (bersama-sama). Karena jika dilakukan secara berjamaah, akan membawa nuansa tersendiri dalam jiwa kita. Semua akan merasa bahwa keluarga, saudara, teman, dan semua orang bersama-sama mendukung mengamalkan Al-Qur’an. Semoga cita-cita membangun masyarakat Qurani bisa terwujud dengan langkah-langkah sederhana ini[8]
Penutup
Ada pun pengertian membaca sebagai berikut, Membaca adalah merupakan aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Dalam pengertian awam, membaca membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap-sikap yang baru.
. Berbagai definisi tentang membaca telah dipaparkan di atas, dan dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan fisik atau mental, yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses tranmisi pemikiran untukmengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). 






DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Baiquni,Islam san Ilmu Pengetahuan Modern,Mizan,Bandung 1988,
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, JIlid X, Dar Al—Fikr, Beirut,t.tp.t,th
Al malik fahd li thiba’at al mushaf asy syarif,Al qur’an dan terjemahnya.Al Qurr’anul karim.Saudi Arabia.1421H.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Semarang:Widya Karya,2005)
Tafsir Pendidikan Studi Ayat-ayat Berdimensi Pendidikan yang mengutip buku M.M. Al-Hijazi, Terjemah Ayat-ayat Tarbiyah (cuplikan sesuai Kurikulum), CV Senjaya Offset,Bandung.1996.
Abibudin NAta, Tafsir Ayat-ayat pendidikan (tafsir Al-ayat At-Tarbawi), Raja Grafindo Persada, Jakarta.2002, hal.40.untuk lebih jelas lihst juga dalam Abi Al-fida’Ismail ibn Katsir,Jilid IV,Maktabah Al-Tijariyyah,Makkah
http://www.minbarindo.com/Sosial_Kemasyarakatan/Membangun_Masyarakat_Qur%E2%80%99ani.aspx





[1] Hal ini senada dengan sebuah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Rasulullah bersabada: “jika sesuatu pekerjaan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya,” untuk  lebih jelas lihat Ahmad Al-Hasyim Bek dalm Mukhtar Al-Ahadits Al-Nabawi, Maba’ah Al-Hijazi,mesir, 1367 H/1948 M, hal 19  yang dikutip dari buku tafsir pendidikan
[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Semarang:Widya Karya,2005)
[3] Al malik fahd li thiba’at al mushaf asy syarif,Al qur’an dan terjemahnya.Al Qurr’anul karim.Saudi Arabia.1421H.
[4] Tafsir Pendidikan Studi Ayat-ayat Berdimensi Pendidikan yang mengutip buku M.M. Al-Hijazi, Terjemah Ayat-ayat Tarbiyah (cuplikan sesuai Kurikulum), CV Senjaya Offset,Bandung.1996.Hal.19.
[5]Abibudin NAta, Tafsir Ayat-ayat pendidikan (tafsir Al-ayat At-Tarbawi), Raja Grafindo Persada, Jakarta.2002, hal.40. untuk lebih jelas lihst juga dalam Abi Al-fida’Ismail ibn Katsir,Jilid IV,Maktabah Al-Tijariyyah,Makkah,hal.528
[6] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, JIlid X, Dar Al—Fikr, Beirut,t.tp.t,th,hal198
[7] Ahmad Baiquni,Islam san Ilmu Pengetahuan Modern,Mizan,Bandung 1988,Cet.1.hal 34
[8]http://www.minbarindo.com/Sosial_Kemasyarakatan/Membangun_Masyarakat_Qur%E2%80%99ani.aspx

No comments:

Post a Comment