AL QURAN KE MASYARAKAT
DALAM KAJIAN
SURAT AL ALAQ AYAT 1-5
KARYA ILMIAH
Oleh:
AINUN NAJIB
NIM : 112 165
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2013
PENTINGNYA MEMBUDAYAKAN MEMBACA AL QURAN KE
MASYARAKAT DALAM KAJIAN SURAT AL ALAQ AYAT 1-5
A. PENDAHULUAN
Sejak awal kehadirannya, islam telah
memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran. hal ini antara lain dapat dilihat pada apa yang ditegaskan dalam
Al-quran dan hadits, dan pada apa yang secara empiris dapat dilihat dalam
sejarah. secara normatif teologis , sumber ajaran islam, Al-quran dan As-Sunnah
yang diakui sebagai pedoman hidup yang dapat menjamin keselamatan hidup di
dunia dan akhirat, amat memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan.
Demikian pula secara historis dan empiris, umat islam telah memainkan peranan
yang sangat signifikan dan menentukan dalam bidang pendidikan yang hasilnya
hingga saat ini masih dapat dirasakan.
Al-quran melihat pendidikan sebagai
sarana yang sangat strategis dan ampuh dalam mengangkat harkat dan martabat
manusia dari keterpurukan sebagaimana dijumpai di abad jahiliyyah. Hal ini hal
ini dapat dipahami Karena dengan pendidikan seseorang akan memiliki bekal
untukmemasuki lapangan kerja, mendapatkan berbagai kesempatan dan peluang yang
menjajikan masa depan, penuh dengan percaya diri, dan tidak mudah diperalat.
Sejalan dengan hal itu, Al-quran
menegaskan tentang pentingnya tanggungjawab intelektual dalam berbagai
kegiatan.Dalam kaitan ini, Al-quran selain manusia untuk belajar dalam arti
seluas-seluasnya hingga akhir hayat, mengharuskan seseorang agar bekerja dengan
dukungan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki.Pekerjaan
yang dilakukan tanpa dukungan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang
dimiliki. Pekerjaan yang dilakukan tanpa dukungan ilmu pengetahuan, keahlian
dan keterampilan dianggap tidak sah, bahkan akan mendapatkan kehancuran.[1]
B.
RUMUSAN MASALAH
Karena sangat pentingnya dalam membaca
alquran, maka dalam makalah ini akan membahas tentang
1. Apa pengertian budaya?
2. Apa pengertian Alquran?
3. Bagaimana pentingnya membudayakan
membaca Alquran dalam kajian surat Al-alaq ayat 1-5?
4. Bagaimana caramembangun masyarakat
qur’ani?
C.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian budaya
Budaya dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
sebagai pikiran, akal budi atau istiadat. Secara tata bahasa, pengertian
kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir
manusia.Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan
akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola piker manusia,
sehingga dapat menunjuk pada pola piker, perilaku serta karya fisik sekelompok
manusia.[2]
2.
Pengertian Alquran
Sebelum membahas pentingnya Alquran, makalah ini akan
membahas pengertian Al-qur’an, Alquran adalah Kitab Suci yang merupakan sumber utama dan pertama
ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW,sebagai salah satu rahmat yang taka da taranya bagi
alam semesta.
Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan
mengamalkannya.Al Qur’an adalah Kitab Suci yang terakhir diturunkan Allah, yang
isinya mencangkup pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang di
turunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-qur’an, akan
bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan
memahaminya serta pula mengamalkan dan mengajarkanya sampai merata rahmatnya di
resaid an dikecap oleh penghuni alam semesta.
Setiap mukmin yakin,bahwa membaca Al-qur’an saja,
sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang
berlipat-ganda, sebab yang dibacanya itu adalah Kitab Suci. Al-qur’an adalah
sebaik-baik bacaan bagi orang Mu’min, baik di kala senang maupun dikala susah,
di kala gembira atau pun di kala sedih, malahan membaca Al-Qur’an itu bukan
saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang
yang gelisah jiwanya.
Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al-qur’an
Rasulullah menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, yang maksudnya demikian:”Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh
orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al-Qur’an
ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan
harta. Siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang
diridhoi oleh Allah.”
Dengan hadits diatas nyatalah, bahwa membaca
Al-Qur’an, baik mengetahui artinya ataupun tidak, adalah termasuk ibadah, Amal
shaleh dan memberi rahmat serta menfaat bagi yang melakukannya;memberi cahaya
ke dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya
kepada keluarga rumah tangga tempat Al-Qur’an itu dibaca. Didalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas r.a. Rasulullah bersabda: “Hendaklah kamu
beri nur (cahaya) rumah tanggamu dengan shalat dan dengan membaca Al-Qur’an.[3]
3.
Tentang membaca Al-qur’an diperintahkan oleh Allah
terdapat pada surat Al-alaq ayat 1-5:
ù&tø%$#ÉOó$$Î/y7În/uÏ%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z`»|¡SM}$#ô`ÏB@,n=tãÇËÈù&tø%$#y7/uurãPtø.F{$#ÇÌÈÏ%©!$#zO¯=tæÉOn=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO¯=tæz`»|¡SM}$#$tBóOs9÷Ls>÷ètÇÎÈ
Bacalah dengan Nama tuhanmu yang
menciptakanmu.Dia telah menciptakan Manusia dari segumpal ‘darah , Bacalah dan
Tuhanmu Yang Pemurah,Yang Mengajar Manusia dengan Qalam , Allah Mengajarkan
Manusia apa yang tidak diketahuinya
Surah Al-alaq ini dinamai juga surah
Al-Qalam atau Iqra .surah ini termasuk dalam kategori surah makiyah dengan
jumlah ayatnya sebanyak 19 ayat .dalam surah Al-Alaq ini . ditegaskan
bahwasannya Nabi Muhammad diperintahkan Allah SWT untuk membaca yang dibarengi
dengan kekuatan (Qudrat) Allah bersama manusia, dan penjelasan sebagai
sifat-sifatnya. Kemudian Allah SWT menjelaskan perumpamaan yang menunjuksn terhadap
sebagai penentang individunya berikut balasan pahala yang menjalankan amalnya.[4]
Para ulama tafsir pada umumnya
berpendapat bahwa ayat pertama sampai dengan ayat kelima ssurah ini termasuk
ayat-ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW,
yaitu pada waktu beliau berkhalwat digua
Hira’ . menurut Abudin Nata yang dikutip dari Ibnu Katsir menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad SAW pertama kali pertama kali menerima lima ayat surah Al-Alaq
ini ketika beliau sedang bertahannuts(beribadah)di gua Hira’ . pada saat itu
Malaikat Jibril datang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan menyuruhnya membaca
ayat-ayat terssebut, dan setelah tiga kali Malaikat Jibril tersebut, barulah
Nabi dapat membaca kelima ayat-ayat tersebut. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW
merasakan sesuatu yang sangat beraat, berkeringat dan perasaan yang sulit
digambarkan, hingga beliau meminta istrinya (Sayyidah Khadijah) untuk
menyelimutinya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan cemas, kaget dan
sebaginya. Setelah diselimuti oleh Khadijah. Khadijah kemudian berkata,
bergembiralah enkau wahai suamiku !Karena Allah tidak tidak mungkin
menyia-nyiakanmu selama-lamanya. Engkau adalah orang yang senantiasa benar
dalam ucapan, rela menanggung penderitaan, rela menanggung penderitaan, member
perhatian terhadap orang-orang yang lemah dan selalu menegakkan kebenaran.[5]
Dalam Q.S. Al-ALaq ayat pertama
tersebut, secara harfiah menurut Al-Maraghi ayat tersebut dapat diartikan : “
jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah
yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak melakukannya,”[6]
Secara ringkas, makna kandungan surah ini adalah : Wahai Muhammad jadilah
engkau menjadi seorang pembaca. Kemudian bacalah apa yang telah diwahyukan
Allah kepadamu. Jangsnlsh kamu mengira-ngira karena memang kamu tidak dapat
membaca dan menulis.
Sementara
itu menurut Baiquni, ayat tersebut juga mengandung perintah agar manusia
memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanyakekuasaan dan kehendak Allah SWT,juga mengandung pesan
ontologism tentang sumber ilmu pengetahuan. Pada ayat tersebut Allah SWT
menyuruh Nabi Muhammad SAW agar membaca.Sedangkan yang dibaca itu ibyeknya yang
bermacam-macam. Yaitu ada yang berupa ayat-ayat Allah tertulis sebagaimana
surah Al-Alaq itu sendiri, dan dapat pula ayat-ayat Allah yang tidak tertulis
seperti yang terdapat pada alam jagad raya dengan segala hokum kausalitas yang
ada didalamnya, dan pada diri manusia. Berbagai ayat tersebut jika dibaca dalam
arti dan telaah, diobservasi, diidentifikasi, dikategorisasi,
dibandingkan,dianalisa dan disimpulkan akan mendapatkan ilmu pengetahuan.[7]
Jadi yang dimaksud dengan membaca dalam
Qs.Al-alaq 1-5 dapat diimplementasikan dalam pembelajaran pendidikan agama
islam karena pendidikan agama islam lebih melandaskan pada pemahaman Al-qur’an
dan Al-hadits. Dan dalam buku Antologi Studi Agama Islamkarya Abdurrahman
Mas’ud disana dijelaskan tentang wahyu yang pertama diturunkan menurutnya
memuat semangat untuk membaca dan menulis dan tradisi membaca dan menulis itu
merupakan tradisi intelektual kaum muslimin yang berlangsung semenjak Nabi
Muhammad SAW .oleh karena itu wahyu yang pertama ini merupakan pembebasan dan
pencerdasan ummat.
Dengan Qs.Al-alaq 1-5 disana mengandung
perintah untuk membaca dan membaca merupakan salahsatu pelantara untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan .maka dengan ayat itu pula sudah jelas ,bahwa
islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap ummat manusia untuk
membaca ,sehingga tidak muncul masyarakat jahiliyah modern .artinya ,
masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap masabodoh dan pengingkaran
terhadap kebenaran ilmiah ,sedangkan masyarakat belajar ditandai dengan adanya
tradisi semangat membaca dan menjeajah segala macam ilmu dan darimanapun
asalnya ,sikap inilah yang dilahirkan masyarakat ilmu dalam islam, ditandai
dengan tradisi meneliti ,melakukan experimen dan menulis
Ada beberapa kiat praktis
yang bisa mengantarkan masyarakat ini menjadi masyarakat Qurani:
Pertama,jadikan membaca Al-Qur’an sebagai
budaya sehari-hari, dalam keluarga kita, bersama orang tua, anak-anak, istri
atau suami atau bersama teman-teman dan sahabat kita di masjid.
Awali hari kita dengan membaca Al-Qur’an dan akhiri hari kita juga dengan
membaca Al-Qur’an. Bawalah Al-Qur’an kemanapun kita pergi, kecuali ketika
kita buang hajat. Jadikanlah ia teman duduk kita, teman mengobrol kita, teman
berbagi perasaan kita. Jadikan membaca Al-Qur’an sebagai kebutuhan primer kita,
jangan sampai ia dijadikan sebagai kebutuhan sekunder. Dengan demikian
dalam sehari kita harus membaca Al-Qur’an secara rutin. Jangan sampai
terlewatkan satu hari pun kecuali kita membaca Al-Qur’an.
Jika hari itu kita belum sempat membaca Al-Qur’an,
minimal kita sempatkan mendengar Al-Qur’an lewat media yang memungkinkan.
Dengan membudayakan membaca Al-Qur’an ini,
akan tumbuh rasa memiliki Al-Qur’an. Dan secara otomatis kita akan merasa ada
suatu yang hilang jika dalam sehari tidak ada satu pun huruf Al-Qur’an yang
kita lafalkan.
Kedua,setelah kita akrab dengan bacaan
Al-Qur’an, maka latihlah dengan menghafalkan beberapa ayat dan surat. Ulangilah
bacaan tersebut dalam shalat kita atau di saat kita senggang. Rasakanlah bahwa
mendendangkan Al-Qur’an akan lebih indah dari semua bentuk nyanyian, lebih
membawa ketenangan dan ketentraman dan tentunya mendatangkan pahala yang
berlipat. Jadikanlah ia wirid kita pagi, siang dan sore. Sehingg lidah kita selalu
basah dengan Al-Qur’an.
Ketiga, tingkatkan budaya membaca Al-Qur’an dan
menghafalnya dengan upaya memahami Al-Qur’an. Baik lewat terjemah Al-Qur’an,
belajar dengan seorang ulama, kelompok kajian atau dengan membaca beberapa buku
tafsir shahih yang menjelaskan kandungan Al-Qur’an. Dan tanyakan hAl-hal yang
belum jelas kepada ahlinya. Jangan sampai memahami Al-Qur’an dengan pendapat
sendiri, apalagi jika belum memenuhi syarat-syarat baku yang telah ditetapkan
agama ini.
Keempat,mengamalkan Al-Qur’an semaksimal
mungkin. Perhatikanlah bahwa ada ayat-ayat Al-Qur’an yang menunggu respon cepat
kita untuk mengamalkannya, seperti ayat zakat, sedekah, shalat, puasa,
menyantuni fakir miskin dan lainnya. Akan lebih indah jika dalam
mengamalkan ayat-ayat tersebut dilakukan secara berjamaah (bersama-sama).
Karena jika dilakukan secara berjamaah, akan membawa nuansa tersendiri dalam
jiwa kita. Semua akan merasa bahwa keluarga, saudara, teman, dan semua orang
bersama-sama mendukung mengamalkan Al-Qur’an. Semoga cita-cita membangun
masyarakat Qurani bisa terwujud dengan langkah-langkah sederhana ini[8].
Penutup
Ada pun pengertian
membaca sebagai berikut, Membaca adalah merupakan aktivitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor
luar. Dalam pengertian awam, membaca membaca
adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan
sikap-sikap yang baru.
. Berbagai definisi tentang membaca
telah dipaparkan di atas, dan dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan
fisik atau mental, yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan
simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan
diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh
informasi sebagai proses tranmisi pemikiran untukmengembangkan intelektualitas
dan pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning).
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Baiquni,Islam san Ilmu Pengetahuan Modern,Mizan,Bandung 1988,
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, JIlid X, Dar Al—Fikr,
Beirut,t.tp.t,th
Al malik fahd li thiba’at al mushaf asy
syarif,Al qur’an dan terjemahnya.Al
Qurr’anul karim.Saudi Arabia.1421H.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Semarang:Widya Karya,2005)
Tafsir
Pendidikan Studi Ayat-ayat Berdimensi Pendidikan yang mengutip buku M.M.
Al-Hijazi, Terjemah Ayat-ayat Tarbiyah (cuplikan sesuai Kurikulum), CV Senjaya
Offset,Bandung.1996.
Abibudin NAta, Tafsir Ayat-ayat
pendidikan (tafsir Al-ayat At-Tarbawi), Raja Grafindo Persada, Jakarta.2002,
hal.40.untuk lebih jelas lihst juga dalam Abi Al-fida’Ismail ibn Katsir,Jilid
IV,Maktabah Al-Tijariyyah,Makkah
http://www.minbarindo.com/Sosial_Kemasyarakatan/Membangun_Masyarakat_Qur%E2%80%99ani.aspx
[1] Hal ini senada dengan
sebuah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Rasulullah bersabada:
“jika sesuatu pekerjaan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya,” untuk lebih jelas lihat
Ahmad Al-Hasyim Bek dalm Mukhtar Al-Ahadits Al-Nabawi, Maba’ah Al-Hijazi,mesir,
1367 H/1948 M, hal 19 yang dikutip dari
buku tafsir pendidikan
[2] Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Semarang:Widya Karya,2005)
[3] Al malik fahd li
thiba’at al mushaf asy syarif,Al qur’an
dan terjemahnya.Al Qurr’anul karim.Saudi Arabia.1421H.
[4] Tafsir Pendidikan
Studi Ayat-ayat Berdimensi Pendidikan yang mengutip buku M.M. Al-Hijazi,
Terjemah Ayat-ayat Tarbiyah (cuplikan sesuai Kurikulum), CV Senjaya
Offset,Bandung.1996.Hal.19.
[5]Abibudin NAta, Tafsir
Ayat-ayat pendidikan (tafsir Al-ayat At-Tarbawi), Raja Grafindo Persada,
Jakarta.2002, hal.40. untuk lebih jelas lihst juga dalam Abi Al-fida’Ismail ibn
Katsir,Jilid IV,Maktabah Al-Tijariyyah,Makkah,hal.528
[6] Ahmad Musthafa
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, JIlid
X, Dar Al—Fikr, Beirut,t.tp.t,th,hal198
[7] Ahmad Baiquni,Islam san Ilmu Pengetahuan Modern,Mizan,Bandung
1988,Cet.1.hal 34
[8]http://www.minbarindo.com/Sosial_Kemasyarakatan/Membangun_Masyarakat_Qur%E2%80%99ani.aspx
No comments:
Post a Comment