A. PENDAHULUAN
Sejak awal
kehadirannya, islam telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. hal ini antara lain dapat dilihat
pada apa yang ditegaskan dalam Al-quran dan hadits, dan pada apa yang secara
empiris dapat dilihat dalam sejarah. secara normatif teologis , sumber ajaran
islam, Al-quran dan As-Sunnah yang diakui sebagai pedoman hidup yang dapat
menjamin keselamatan hidup di dunia dan akhirat, amat memberikan perhatian yang
besar terhadap pendidikan. Demikian pula secara historis dan empiris, umat
islam telah memainkan peranan yang sangat signifikan dan menentukan dalam
bidang pendidikan yang hasilnya hingga saat ini masih dapat dirasakan.
Al-quran melihat
pendidikan sebagai sarana yang sangat strategis dan ampuh dalam mengangkat
harkat dan martabat manusia dari keterpurukan sebagaimana dijumpai di abad
jahiliyyah. Hal ini hal ini dapat dipahami Karena dengan pendidikan seseorang
akan memiliki bekal untukmemasuki lapangan kerja, mendapatkan berbagai
kesempatan dan peluang yang menjajikan masa depan, penuh dengan percaya diri,
dan tidak mudah diperalat.
Sejalan dengan
hal itu, Al-quran menegaskan tentang pentingnya tanggungjawab intelektual dalam
berbagai kegiatan. Dalam kaitan ini, Al-quran selain manusia untuk belajar
dalam arti seluas-seluasnya hingga akhir hayat, mengharuskan seseorang agar
bekerja dengan dukungan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang
dimiliki. Pekerjaan yang dilakukan tanpa dukungan ilmu pengetahuan, keahlian
dan keterampilan yang dimiliki. Pekerjaan yang dilakukan tanpa dukungan ilmu
pengetahuan, keahlian dan keterampilan dianggap tidak sah, bahkan akan
mendapatkan kehancuran.[1]
Untuk itu dalam
bab ini, penulis akan menjelaskan tentang tafsir ayat-ayat pendidikan dalam
Al-quran yang disusun secara sistematis.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa saja
ayat-ayat Al-Quran yang mengandung tentang kewajiban belajar mengajar dan
bagaimana penafsiran ayat tersebut oleh para
ulama’ ?
C.
Pembahasan
1 kandungan surah Al-alaq [96]:02-05
اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الأكْرَمُ . خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan Nama tuhanmu yang
menciptakanmu. Dia telah menciptakan Manusia dari segumpal ‘darah , Bacalah dan Tuhanmu Yang Pemurah ,Yang Mengajar Manusia dengan Qalam
, Allah Mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya
Surah Al-alaq ini dinamai juga surah
Al-Qalam atau Iqra . surah ini termasuk dalam kategori surah makiyah dengan
jumlah ayatnya sebanyak 19 ayat . dalam surah Al-Alaq ini . ditegaskan
bahwasannya Nabi Muhammad diperintahkan Allah SWT untuk membaca yang dibarengi
dengan kekuatan (Qudrat) Allah bersama manusia, dan penjelasan sebagai
sifat-sifatnya. Kemudian Allah SWT menjelaskan perumpamaan yang menunjuksn
terhadap sebagai penentang individunya berikut balasan pahala yang menjalankan
amalnya.[2]
Para ulama tafsir pada umumnya
berpendapat bahwa ayat pertama sampai dengan ayat kelima ssurah ini termasuk
ayat-ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW,
yaitu pada waktu beliau berkhalwat digua
Hira’ . menurut Abudin Nata yang dikutip dari Ibnu Katsir menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad SAW pertama kali pertama kali menerima lima ayat surah Al-Alaq
ini ketika beliau sedang bertahannuts(beribadah)di gua Hira’ . pada saat itu
Malaikat Jibril datang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan menyuruhnya membaca
ayat-ayat terssebut, dan setelah tiga kali Malaikat Jibril tersebut, barulah
Nabi dapat membaca kelima ayat-ayat tersebut. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW
merasakan sesuatu yang sangat beraat, berkeringat dan perasaan yang sulit
digambarkan, hingga beliau meminta istrinya (Sayyidah Khadijah) untuk
menyelimutinya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan cemas, kaget dan
sebaginya. Setelah diselimuti oleh Khadijah. Khadijah kemudian berkata,
bergembiralah enkau wahai suamiku ! Karena Allah tidak tidak mungkin menyia-nyiakanmu
selama-lamanya. Engkau adalah orang yang senantiasa benar dalam ucapan, rela
menanggung penderitaan , rela menanggung penderitaan, member perhatian terhadap
orang-orang yang lemah dan selalu menegakkan kebenaran.[3]
Dalam Q.S. Al-ALaq ayat pertama
tersebut, secara harfiah menurut Al-Maraghi ayat tersebut dapat diartikan : “
jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah
yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak melakukannya,”[4]
Secara ringkas, makna kandungan surah ini adalah : Wahai Muhammad jadilah engkau
menjadi seorang pembaca. Kemudian bacalah apa yang telah diwahyukan Allah
kepadamu. Jangsnlsh kamu mengira-ngira karena memang kamu tidak dapat membaca
dan menulis.
Sementara itu menurut Baiquni, ayat
tersebut juga mengandung perintah agar manusia memiliki keimanan, yaitu berupa
keyakinan terhadap adanyakekuasaan dan kehendak Allah SWT,juga mengandung pesan
ontologism tentang sumber ilmu pengetahuan. Pada ayat tersebut Allah SWT
menyuruh Nabi Muhammad SAW agar membaca. Sedangkan yang dibaca itu ibyeknya
yang bermacam-macam. Yaitu ada yang berupa ayat-ayat Allah tertulis sebagaimana
surah Al-Alaq itu sendiri, dan dapat pula ayat-ayat Allah yang tidak tertulis
seperti yang terdapat pada alam jagad raya dengan segala hokum kausalitas yang
ada didalamnya, dan pada diri manusia. Berbagai ayat tersebut jika dibaca dalam
arti dan telaah, diobservasi, diidentifikasi, dikategorisasi,
dibandingkan,dianalisa dan disimpulkan akan mendapatkan ilmu pengetahuan.[5]
2.
Kandungan
Surah Al-Ghasyiyah[88]:16-20
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى
الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ.
“Maka apakah
mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana
ia ditinggalkan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana
ia dihamparkan?” (AlGhasyiyah[88]:16-20)
Surah
Al-Ghosyiyah termasuk kedalam surah Makiyah. Adapun jumlah ayatnya sebanyak 26
ayat. Dalam ayat ini berbicara mengenai Al-Ghasyiyah (hari kiamat). Dalam
keterangan ayat Allah SWT membagi umat manusia dihari kiamat nanti terbagi ke
dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang akan masuk surge dan kelompok yang akan
masuk neraka .
Kamudian
pandangan manusia akan dihadapkan untuk melihat ke berbagai tanda dan bukti
kekuasaan Allah SWT . kamudia pandangan manusia itu berlalu melewati Nabi
Muhammad, dan teringatlah akan keterangannya
yang menyatakan bahwa :”Tempat Kembali itu hanya Allah SWT”.
Kata أَفَلَا يَنْظُرُونَ itu jika diartikan ke dalam istilah bahasa Indonesia adalah: Apakah
mereka tidak melihat ? sementara , kedalam bahasa ilmiahnya adalah : Apakah
mereka melakukan penelitian (observasi) dan sejenisnya[6]
Dalam hal ini
menjadi tidak aneh, apakah mereka itu melupakan sehingga tidak melihat bagaimana
unta itu diciptakan. Unta itu diciptakan
tanpa ada contoh sebelumnya. Dengan demikian, Allah sebagaimana penciptaannya
adalah pasti Dia MAha Mengetahui dan Melihat.tidakkah engkau melihat leher
leher dan betapa panjangnya leher itu, kemudian lihatkah kakinya yang mampu
berjalan digurunpasir yang sangat luas, kemudian tidak melihat kempisnya yang
mampu menampung persediaan air untuk beberapa hari lamanya. Atau apakah tidak
pernah melihat bagaimana langit beserta isinya bagaimana langit ditinggikan beserta
isinya dan bagaimana langit ditinggikan serta planet-planet yang digantungkan
dilangit dengan putaran dan perjalanan yang begitu cepat dank eras. Atau
tidakkah melihat melihat gunung-gunung tersebut ditancapkan laksana pelita yang
dapat member petunjuk bagi orang-orang yang sedang bepergian orang yang takut
dapat menyadarkan diri padanya. Demikian pula orang-orang yang sedang berlibur.
Demikian pula orang-orang yang sedang berlibur. Atau tidakkah mereka dapat melihat bagaimana bui itu dihamparkan dan menjadi
sumber bagi kehidupan manusia.
Dengan demikian
maka keseluruhan dari unta,gunung, langit dan bumi meruoakan satu kesatuan yang
utuh yang berada pada satu system. Hal itulah terpenting yang dilihat oleh Nbi
Muhammad SAW sebagai penuntun yang diseur oleh Al-Quran yang menunjukkan keapda
adanya Allah Yang Memiliki Kuasa terhadap segala sesuatu. Dengan demikian, maka
Allah SWT menyeru: Wahai Muhammad ajaklah manusia itu untuk melkukan penelitian
terhadap segala sesuatu yang dimiliki
Allah sehingga mereka dapat menggunakan akal pikirannya.
Disamping itu,
janganlah engkau berputus asa lantaran mereka tidak mendengarkan dan mengikuti
perintahmu, karena engkau hanya sebagai pemberi peringatan semata. Pada hari
itu mereka tidak ada sesuatu yang mengusainya kecuali itu hanyalah Allah Sang
Pemilik hati mereka. Dialah yang akan memberi mereka keimanan. Jika mereka
menolak seruan atau ajakanmu, maka kamu tidak mempunyai tanggungjawab apapun
terhadap diri mereka di akhirat nanti. Dengan demikian, kamu tidak akan mempertanggungjawabkan
dosa orang-orang yang menentang dan menolak seruanmu, maka sepenuhnya hanya
Allah yang akan memberi sika kepada mereka dengan siksaan yang amat pedih,
karena hanya kepada-Nyalah mereka itu akan kembali dan hanya kepada-Nyalah
mereka itu akan dihisab atas perbuatan yang telah dilakukannya.
3.
Kandungan
Surah Ali Imron [03]:190-191
انَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي
الألْبَابِلَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk,
dan dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi sambil berkata: "Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini
dengan sia-sia! Maha Suci Engkau! Maka peliharalah kami dari siksa
neraka."
Surah Ali imron ini termasuk ke
dalam surah madaniyah, jumlah ayatnya sebanyak 200 Ayat. Surah ini dinamakan
dengan surah Ali imron (Keluarga imron) karena memuat dan menceritakan kisah
keluarga imran di dalamnya itu di sebutkan mengenai kelahiran Nabi Isa A.S
peristiwanya hampir sama dengan Kisah Nabi Isa A.S diceritakan pula mengenai
kisah maryam anak dati keluarga Imran dan ibunda dari isa A.S baik adam maupun
isa keduanya sama sama tidak dilahirkan melalui percampuran layaknya seorang
suami dan istri. Sungguh hal ini adalah kekuasaan Allah Swt.
Surah
Ali imran dan Al-Baqarah disebut juga surah Al-zahwani (dua surah yang
cemerlang) karena keduanya mengungkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para
ahli kitab, seperti kisah tentang kelahiran Nabi Isa A.S kedatangan nabi
Muhammad Saw[7]
Begitu juga dalam ayat ke 190-191 Allah Swt terungkap mengenai
orang-orang yang menggunakan akal hawa nafsu untuk memepelajari dan mengkaji
hal-hal yang ada di langit dan di bumi.Sementara menurut Abuddin Nata, kajian
mengenai akal dan bahwa nafsu ini merupakan hal yang sangat penting, karena
mengingat dampak yang ditimbulkan dari kedua potensi tersebut bagi kehidupan
manusia sangatlah besar.[8]
Dalam
Al-Quran kata akal terkadang sering diidentikkan dengan luub yang
jamaknya al-abab. Sehingga ulul albab diartikan sebagai
orang-orang yang berakal. Seperti yang terdapat dalam Q.S. Ali imran di atas.
Dalam ayat tersebut terlihat, bahwa orang yang berakal (ulul albab)
adalah orang yang melakukan dua hal yaitu tadzakur(selalu mengingat
allah), dan tafakur (selalu memikirkan ciptaan allah). Dalam kesepakatan
yang lain Abi Fida Ismail,[9]
mengungkapkan bahwa dimaksud dengan ulul albab adalah:
العقول التم الزكية الى تدرك الشي بهمقئقها على جليتها وليس الصم
البكم الذين لايعقلون
Yaitu orang orang yang akalnya sempurana dan bersih yang dengannya
dapat ditemukan berbagi keistimewaan dan keagungan mengenal sesuatu, tidak
seperti orang yang buta dan gagu yang tidak dapt berfikir.
Dalam melakukan dua hal tersebut, ia sampai
kepada hikmah yang berada dibalik diproses mengingat dan berpikir,yaitu
mengetahui ,memahami dan menghayati bahwa di balik fenomena alam dan segala
sesutau yang ada di dalamnya menunjukkan adanya sang pencipta yaitu Allah Swt
pada kesempatan yang lain Muhammad Abduh mengungkapkan bahwa dengan merenungkan
penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam akan membawa manusia
menyaksikan tentang Ke-Esaan Allah Swt,
yaitu adanya aturan yang ada di buatnya serta karunia dan berbagi manfaat yang
terdapat di dalamnya[10]
Selanjutnya menurut Abuddin Nata melalui
pemahaman yang di lakukan oleh para musaffir terhadap ayat tersebut di
atas akan di jumpai peran dan fungsi akal tersebut secara lebih luas lagi.
Obyaek-obyek yang di pikirkan akal dalam ayat tersebut adalah al-khalaq(batasan
dan ketentuan yang menunjukkan adanya keteraturan dan ketelitian);al-samawat
(segala sesuatu yang ada di atas kita dan terlihat dengan mata); al-ardl (tempat dimana kehidupan berlangsung
di atasnya); ikhtilaf al-lail wa an-nahar (pergantian siang dan malam
secara beraturan);al-ayat (dalil-dalil yang yang menunjukkan adanya allah dan
kekuasaan-Nya).[11]
Semua itu menjadi obyek atau sasaran di mana akal memikirkan dan mengingatnya.
Tugasnya bahwa di dalam penciptaan langit dan bumi serta keindahan ketentuan
dan keistimewaan penciptaannya, serta adanya pergantian siang dan malam serta
berjalannya waktu tiap perdetik sepanjang tahun, yang pengaruhnya tampak pada
perubahan fisik dan kecerdasan yang di sebabkan pengruh panasnya matahari dan
dinginnya malam , serta pengruhnya pada bintang dan tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya adalah menunjukkan bukti Ke-Esaan Allah Swt dan kesempurnaan ilmu
dan kekuasaannya.
Bukti empiris menunjukkan bahwa adanya
perbedaan alam berikut cuacanya berpangaruh terhadap berbagai makhluk yang
hidup di dalamnya . di daerah pegunungan misalnya kita jumpai tumbuh-tumbuhan
seperti sayur mayur, anggur, apel, tomat, tersebut memiliki sifat dan karakter
yang khas. Sedangkan di daerah pantai misalnya kita jumpai tumbuh-tumbuhan yang berbeda pula.
Melalui upaya inilah manusia dapat
mencapai kebahagian dan keselamatan hidup. Dalam tafsir Al-Maraghi lebih lanjut
di katakan: “Bahwa keberuntungan dan kemenangan akan tercipta dengan
mengingat keagungan allah Swt dan memikirkan terhadap segala makhluk-nya”.[12]
Kebahagian tersebut dapat dilihat dari munculnya berbagai temuan manusia dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya merupakan
generalisasi atau teorisasi terhadap gejala-gejala dan hokum-hukum Yng terdapat
di raya ini.
Penemuan dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut menghantarkan orang yang berakal untuk
mensyukuri dan menyakini segala penciptaan allah itu ternyata sangat bermanfaat
dan tidak ada yang sia sia. Dalam
hubungan ini orang yang berkata:
ربنا ما خلقت هذا
باطلا سبحانك فقنا عذاب النار ( Ya Tuhan kami, Engkau tidak ciptakan semua ini dalam keadaan
sia-sia, Maha Suci ENgkau Ya Allah, dan karenanya jauhilah kami dari api neraka).
Kandungan Surah At-taubah [09]: 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ
لِيَنْفِرُواكَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَة
ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون
“Dan tidak sepatutnya orang-orang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap
golongan dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk member peringatan pada kaumnya apabila
mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (Q.S.
At-Taubah[09]:122)
Jumlah
surah At-Taubah terdiri dari 129 ayat , surah ini termasuk dalam kategori surah
Madiniyah (surah yang di turunkan setelah Rasulullah S.A.W hijrah ke madinah).
Surah ini di sebut surah At-taubah karena di sebutkan berulang kali tentang
pengampunan di dalam surah tersebut. Selain di sebut surah At-taubah ,surah ini
di sebut juga surah Al-Baraah yang berarti pelepasan diri karena telah di
lakukan perjanjian damai kaum musyrik.
Disurah
ini menjelaskan tentang keimanan, hukum dan kisah. Allah Swt penjelasan tentang
keimanan dalam surah ini menyangkut
keberadaan Allah Swt yang selalu menyertai hamba-hambanya yang
beriman,pembalasan amal manusia,setiap sesuatu berjalan sesuai dengan sunnatullah
perlindungan allah terhadap orang orang yang beriman, dan ayat ini berbicara
tentang fungsi dan kedudukan Nabi Muhammad Saw.
Adapun
dalam aspek hokum, surah ini berbicara tentang nafkah,pemanfaatn serta
macam-macam kekayaan menurut aturan islam, jizyah, perjanjian,
perdamaian, kewajiban umat islam terhadap Nabi Muhammad Saw, sebab sebab orang
islam melakukan perang total, dan beberapa dasar politik tata Negara serta
peperangan dalam islam. Sementara dalam aspek sejarah, menceritakan tentang
Nabi Muhammad Saw Dan Abu Bakar As-Sidiq
Ketika berada di suatu gua di bukit Tsur ketika beliau berhijrah, surah ini
juga menceritakan tentang peristiwa perang Hurain dan perang Tabuk.
Ketika
Al-Qur’an mengemukakan tentang keengganan orang-orang yang tidak konsisten
terhadap Rasullah Saw untuk melakukan peperangan di jalan Allah dan
menentangnya dengan tersembunyinya (mencekik dari dalam), maka jelaslah sifat
merka yang tidak memiliki komitmen
terhadap islam dan rasulullah. Menurut M.M Al-Hijazzi, huruf (ل) dalam ayat tersebut
menunjukkan keengganan berperang dan mereka
meninggalkan Nabi sendirian di madinah. Oleh karena itu, maka turunlah
ayat ini untuk menertibkan mengorganisir kelompok mereka. Menurut Ibnu Abbas
pertempuran ini khusus yang di ikuti oleh Rasullah.[13]
Dalam kesempatan yang lain ada sebuah ungkapan yang senada dengan Al-Quran,
ungkapan tersebut adalah:
ماكان لاهل المدينة ومن حولهم من الاعراب ان يختلفوا عن رسول الله
“Tidakkah sepantasnya bagi
penduduk Madinah dan sekitarnya dari kalangan Arab asing untuk tidak patuh pada
Rasulullah SAW”
Perlu di
ketahui, bahwa ayat tersebut khusus menegaskan tentang kondisi umum untuk
seseorang pergi mencari ilmu,apabila rasulullah Saw tidak pergi berperang. Jika
di tinjau dari kondisi seperti ini, maka tidaklah pantas bagi kaum muslimin
untuk keluar semuanya ke medan perang. Atau pergi untuk melaksanakan
pertempuran ini kifayah merupakan fardu kifayah, karena jika ada
sebagaian yang pergi ke medan perang maka sebagaian yang lainnya tidak wajib
untuk melakukannya.
4.
Kesimpulan
Tujuan dari pendidikan tersebut juga
harus disesuaikan dengan kepercayaan masing-masing. Sebab, dalam proses
pendidikan diharapkan mampu menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan lain-lain.
Selain itu, tujuan dari pendidikan
itu harus disesuaikan dengan adanya pandangan hidup manusia. Oleh karena itu,
kita sebagai umat yang beragama Islam harus memiliki tujuan dalam pendidikan
sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam memilih pemimpin, juga harus
memilih pemimpin yang pandai. Dengan pemimpin yang pintar, maka managemen
kepemimpinan juga dapat mensukseskan adanya kinerja suatu kepemimpinan.
[1] Hal ini senada dengan sebuah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh
imam Bukhari, Rasulullah bersabada: “jika sesuatu pekerjaan diserahkan bukan
pada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya,” untuk lebih jelas lihat Ahmad Al-Hasyim Bek dalm
Mukhtar Al-Ahadits Al-Nabawi, Maba’ah Al-Hijazi,mesir, 1367 H/1948 M, hal 19 yang dikutip dari buku tafsir pendidikan
[2] Tafsir Pendidikan Studi Ayat-ayat Berdimensi Pendidikan yang
mengutip buku M.M. Al-Hijazi, Terjemah Ayat-ayat Tarbiyah (cuplikan sesuai
Kurikulum), CV Senjaya Offset,Bandung.1996.Hal.19.
[3] Abibudin NAta, Tafsir Ayat-ayat pendidikan (tafsir Al-ayat
At-Tarbawi), Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2002, hal.40. untuk lebih jelas
lihst juga dalam Abi Al-fida’Ismail ibn Katsir,Jilid IV,Maktabah
Al-Tijariyyah,Makkah,hal.528
[5] Ahmad Baiquni,Islam san Ilmu Pengetahuan Modern,Mizan,Bandung
1988,Cet.1.hal 34
[6] Abibudin Nata,op.cit.hal.49
[7] Al-Hijazi, loc.cit., hal. 10-11
[8] Abuddin Nata, loc.cit,. hal. 129
[9] Imam Abu Al-fida Isma’il ibn Katsir
Al-Quraisyi Al-Damsyiqi, Tafsir ibn Katsir, jilid IV, Al-Maktabah
At-tijariyah, Makkah,
1407H./1986,hal.225
[10] Muhammad Abduh, Tafsir Al-Manar,juz
IV, tth, Mesir, hal.267
[11] Abuddin Nata, loc.cit,. hal. 132 Untuk lebih
jelas lihat Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jili II,Dar
Al-Fikr, ttp.tth. hal. 160
[12] Ibid., hal. 162
[13] Al-Hijazi,op.cit,. hal.
17-18
No comments:
Post a Comment