Sunday, March 6, 2016

makalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kepribadian (personality)merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan ( hasil praktek penanganan kasus)para ahli.Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”perilaku manusia,yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut.[1]
Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah faktor hereditas dan lingkungan. Di dalam makalah ini akan di bahas mengenai faktor-faktor tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kepribadian ?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia ?
  
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah dinamika organisasi psikofisik fungsional manusia yang menjelma dalam pola-pola tingkah laku spesifik dalam menghadapi medan hidupnya.Jadi manifestasi kepribadian adalah seluruh tingkah laku masusia itu sendiri.Setiap orang (individu) mempunyi keunikan fungsional sistem organisasi psikofisisnya dalam lingkungan hidup, dalam arti berinteraksi dengan dan dalam lingkungannya, maka tiap individu mempunyai kepribadian sendiri-sendiri dalam menyesuaikan diri, mengatasi, mengubah, ataupun menyerah dalam lingkungan tadi.[2]
Faktor-faktor pendukung terbentuknya kepribadian dan watak ialah unsur-unsur badan dan jiwa manusia dan lingkungan,yang kedua ini bisa di sebut sebagai faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen dan eksogen menjadi  determinan kepribadian manusia, karena pertumbuhan dan perkembangan manusia, berarti perkembangan kepribadian dan wataknya ditentukan dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan kedua fakor tersebut.[3]
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
1)      Faktor Endogen atau Genetika (Pembawaan)
Adalah faktor-faktor yang dibawa (dimiliki)anak semenjak dilahirkan,implisit sifat-sifat keturunan,sifat-sifat pembawaan, dan bakat. Sifat-sifat heredity yaitu segala sifat yang didapat anak ( keturunan dari ayah dan ibu,orang tua biologis) pada saat anak diciptakan atau dilahirkan. Sifat-sifat ini diperoleh dari perpaduan kromosom-kromosom spermatozoon dan ovum di mana pada kromosom itu terdapat ribuan gen, faktor sifat keturunan biologis.[4]
Pada masa konsepsi, seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom dari ibu, dan 23 kromosom dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang mampu menambah atau mengurangi potensi hereditas tersebut.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara tidak secara langsung adalah (1) kualitas sistem syaraf, (2) keseimbangan biokoimia tubuh, dan (3) struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah (1) sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi, dan temperamen (2) membatasi perkembangan kepribadian dan mempengaruhi keunikan kepribadian.
Dalam kaitan ini Cattel dkk., mengemukakan bahwa “kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisme individu itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik (perawakan, energi, kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual (cerdas, normal, atau terbelakang). Meskipun begitu batas-batas perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Contohnya: seorang anak laki-laki yang tubuhnya kurus, mungkin akan mengembangkan “self concept”  yang tidak nyaman, jika dia berkembang dalam kehidupan sosial yang sangat menghargai nilai-nilai keberhasilan atletik, dan merendahkan keberhasilan dalam bidang lain yang diperolehnya. Sama halnya dengan wanita yang wajahnya kurang, dia akan merasa rendah diri apabila berada dalam lingkungan yang sangat menghargai wanita dari segi kecantikan fisiknya.
Ilustrasi diatas menunjukkan, bahwa hereditas sangat mempengaruhi “konsep diri” individu sebagai dasar sebagai individualitasnya, sehingga tidak ada orang yang mempunyai pola-pola kepribadian yang sama, meskipun kembar identik.
Menurut C.S. Hall, dimensi-dimensi temperamen : emosionalitas, aktivitas, agresivitas, dan reaktivitas bersumber dari plasma benih (gen) demikian halnya dengan intelegensi.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hereditas terhadap kepribadian, telah banyak para ahli yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode tertentu. Dalam kaitan ini, Pervin (1970) mengemukakan penelitian-penelitian tersebut.
a.       Metode Sejarah (Riwayat) Keluarga
Galton (1870) telah mencoba meneliti kegeniusan yang dikaitkan dengan sejarah keluarga. Temuan penelitiannya manunjukkan bahwa kegeniusan itu berkaitan erat dengan keluarga. Temuan ini bukti yang mendukung teori hereditas tentang kegeniusan individu.
b.      Metode Selektivitas Keturunan
Tryon (1940) menggunakan pendekatan ini dengan memilih tikus-tikus yang pintar, cerdas “bright”, dengan yang bodoh “dull”. Ketika tikus-tikus dari kedua kelompok tersebut dikawinkan, ternyata keturunannya mempunyai tingkat kecerdasan yang berdistribusi normal.
c.       Penelitian terhadap Anak Kembar
Newman, Freeman, dan Halzinger (1937) telah meneliti kontribusi hereditas yang sama terhadap tinggi dan berat badan, kecerdasan dan kepribadian. Mereka menempatkan 19 pasangan kembar identik dalam pemeliharaan yang terpisah, 50 pasangan kembar identik dalam pemeliharaan yang sama, dan 50 pasangan kembar “fraternal” dalam pemeliharaan yang sama juga.
Hasilnya menunjukkan bahwa kembar identik yang dipelihara terpisah memiliki kesamaan satu sama lainnya dalam tinggi dan berat badan, serta kecerdasannya. Demikian juga kembar identik yang dipelihara bersama-sama, ternyata lebih mempunyai kesamaan dari pada kembar “faternal”

d.      Keragaman Konstitusi (Postur) Tubuh
Hippocrates menyakini bahwa temperamen manusia dapat dijelaskan bardasarkan cairan-cairan tubuhnya. Kretsvhmer telah mengklasifikasikan postur tubuh individu pada tiga tipe utama, dan satu tipe campuran. Pengklasifikasian ini didasarkan pada penelitiannya terhadap 260 orang yang dirawatnya. Berikut ini adalah tipe pengklasifian tubuh menurut Kretschmer.
                        a)      Tipe Piknis (Stenis): pendek, gemuk, perut besar, dada dan bahunya bulat.
                        b)      Tipe Asthenis (Leptoshom): tinggi dan ramping, perut kecil, dan bahu sempit.
                        c)      Tipe Atletis: postur tubuhnya harmonis (tegap, bahu lebar, perut kuat, otot kuat).
                       d)      Tipe Displastis: tipe penyimpangan dari tiga bentuk di atas.
Tipe-tipe ini berkaitan dengan: (1) gangguan mental, seperti tipe piknis berhubungan dengan manik depresif, dan asthenis. (2) karaktritis individu yang normal, seperti tipe piknis mempunyai sifat-sifat bersahabat dan tenang, sedangkan asthenis bersifat serius, tenang dan senang menyendiri.[5]
2)      FaktorEksogen/ Lingkungan ( Environment)
a.       Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pemebentukan kepribadian anak. Alasannya adalah (1) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (2) anak banyak yang menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota keluarga merupakan ‘’significant people’’ bagi pembenukan kepribadian anak.
Baldwin dkk. (1994), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak . pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan juga autoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan perilaku (1) menciptakan iklim kebebasan (2) bersikap respek terhadap anak (3) objektif, dan (4) mengambil keptusan secara rasional. Sementara yang autoritarian ditandai dengan sikap kesewenang-wenangan atau diktator dalam memberikan perlakuan kepada anak.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian: labih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri, dan lebih konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim authoritarian.[6]
b.      Faktor kebudayaan
Bidang kebudayaan suatu pendapat mengatakan bahwa kehidupan kebudayaan menentukan dalam lapang pikiran manisia. Tanpa latar belakang kebudayaan yang tinggi maka perkembangan kebudayaan manusia (masyarakat akan terlambat, kurang pesat, bahkan mencapai kemajuan-kemajuan yang berarti. Paham Culturalisme mengatakan bahwa lapangan kebudayaan merupakan landasan, fondasi dari perkembangan manusia.[7]
Kluckhohn berpendapat bahwa, “kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari.”
Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian ini dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang budayanya maju dengan masyarakat primitif, yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam gaya hidupnya (life style), seperti cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir (cara memendang sesuatu).[8]
c.       Pengaruh faktor pendidikan (education)/Sekolah
Faktor pendidikan penting sekali di dalam kehidupan manusia.pendidikan adalah bimbingan secara sadar dan sistematis agar seoarang dapat mengembangkan segala potensi yang ada padanya dan untuk menanamkankepada seseorang sifat-sifat dan  kecakapan-kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut pandangan ilmu jiwa setiap anak mempunyai potensi yang akan berkembang,pendidik berkewajiban untuk menanamkan sifat-sifat baik, misalnya sifat-sifat patriotik, susila dan sebagainya dan kecakapan-kecakapan dalam bidang-bidang hukum, dokter, ahli bangunan, politik, pegawai dan sebagainya. Untuk menuju kepada tujuannyayaitu manusia berbudaya, manusia yang mengenal, memiliki,memelihara, mengembangkan, mencipta nilai-nilai kebudayaan. Maka tiap-tiap pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan tegas, dan selalu bersifat memengaruhi perkembangan anak didik secara aktif.[9]
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu diantaranya sebagai berikut :
1)      Iklim emosional kelas
2)      Sikap dan perilaku guru
3)      Disiplin (tata tertib)
4)      Prestasi belajar
5)      Penerimaan teman sebaya.[10]
d.      Faktor ekonomi
faktor ekonomi menyangkut kedudukan sosial ekonomi atau kejayaan seseorang atau keluarga atau bangsa.sebab jika ekonomi “kuat” maka segala kebutuhan dapat terpenuhi dan  sebaliknya jika ekonomi “lemah” akan serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan materi.[11]
e.       Faktor sosial atau kemasyarakatan
Faktor sosial atau kemasyarakatan adalah pergaulan dan hubungan sosial yang dari keluarga,sekolah,masyarakat,tempat kerja dan sebagainya. Teoti-teori kaum Utopi mengatakan bahwa pergaulan sosial tidak mempunyai pengaruh terhadap perkembangan manusia.
Penguasaan sesuatu oleh diri sendiri memakan waktu yang lama, dan tak akan maju. Dengan hidup dalam pergaulan sosial, di mana ada kesempatan tukar menukar barang-barang kebutuhan, tukar menukar pikiran, pengalaman dan sebagainya. Pergaulan sosial sangat penting dalam kehidupan manusia, yang mendorong arah usaha-usaha untuk maju.[12]
f.       Faktor politik
Kehidupan politik adalah kehidupan yang berhubungan dengan hal-hal kenegaraan, misalnya : kebebasan, kedaulatan, dan sebagainya. jika suku bangsa (manusia) tertindas oleh bangsa lain, tidak ada kebebasan, tidak ada kedaulatan, maka perkembangan bangsa itu akan terhambat, kehidupan politik itu sendiri bersifat kompleks, menyangkut kehidupan yang lain (ekonomi, kebudayaan, agama dan sebagainya).
Dengan adanya kebebasan, kemerdekaan, berarti adanya suatu kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, ini mempunyai pengaruh terhadap perkembangan. Pergaulan sosial memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengadakan tukar pikiran dengan oranglain, sehingga dapat mendorong ke arah kemajuan pada waktu yang akan datang.[13]
g.      Faktor religi (agama)
suatu pendapat mengatakan agama mempunyai pengaruh yang menentukan dalam perkembangan manusia. Misalnya : bangsa Arab, sebelum agama Islam timbul, bansa Arab hidup terpecah belah. Dengan timbulnya agamaIslam, maka timbullah persatuan antara suku-suku bangsa arabmenujunkepada suatu integrasi kebudayaan dengan dasar agama Islam.[14]
Agama memberi landasan untuk pengembangan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan agama yag kuat dan berkembang di masyarakat dan negara, diharapkan pendidikan dan pengembangan moralitas individu dan masyarakat menjadi baik dan maju, berarti watak individu, masyarakat dan bangsa menjadi subur.[15]






















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang memepengaruhi kepribadian yaitu faktor hereditas atau genetika yang meliputi unsur fisik yang diturunkan oleh orang tua seperti bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Selanjutnya faktor lingkungan yaitu antara lain lingkungan keluarga, sekolah, ekonomi, kebudayaan, agama dan sebagainya. Di samping itu, meski kepribadian seseorang itu relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan.



















DAFTAR PUSTAKA

Fudyartanta Ki.2007.Psikologi Kepribadian,Yogyakarta:Zenith Publisher
Fudyartanta Ki.2011.Psikologi Umum 1&2, Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Yusuf Syamsu.2005.Teori Kepribadian, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya




[1] Prof. Dr . H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Teori Kepribadian, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, hal.01
[2] Ki. Drs. Rbs. Fudyartanta, S.Psi, Psikologi kepribadian, Yogyakarta:Zenith Publisher, hal.12
[3]Ibid, hal.14
[4] Ki Fudyartanta, Psikologi Umum 1&2, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, hal.66
[5]Op. Cit, Prof. Dr . H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, hal.20-24
[6]Op. Cit, Prof. Dr . H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd,hal.27-29
[7]Op.Cit, Ki Fudyartanta, hal.78
[8]Op.Cit, Ki. Drs. Rbs. Fudyartanta, S.Psi, hal.30
[9]Op.Cit, Ki Fudyartanta, hal. 72
[10]Op.Cit, Prof. Dr . H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, hal.31-33
[11]Op. Cit, Ki. Drs. Rbs. Fudyartanta, S.Psi hal.18
[12]Op. Cit, Ki Fudyartanta, hal.80
[13]Op.Cit, Ki Fudyartanta,  hal.79-80
[14]Op.Cit, Ki Fudyartanta, hal.79
[15]Op.Cit, Ki. Drs. Rbs. Fudyartanta, hal.20

No comments:

Post a Comment