Monday, March 7, 2016

makalah menentukan jenis-jenis variabel penelitian kuantitatif


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal itu menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah penelitianpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan. Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting. variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[1]
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. lebih jelasnya akan di jelaskan pengertian variabel dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengertian variabel ?
2.      Apa saja macam-macam variabel ?
3.      Bagaimana jenis-jenis hubungan variabel ?

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Variabel
Sebelum kita membicarakan masalah variabel baiklah kita bicarakan dulu masalah konsep. Konsep merupakan  definisi yang dipergunakan oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial/ekonomi. Misalnya untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat, dikenal konsep pendapatan nasional, pendapatan perkapita, distribusi pendapatan, garis kemiskinan, dan tingkat pengangguran. Untuk menggambarkan pergerakan penduduk dikenal konsep migrasi, mobilitas. Untuk mengukur keberhasilan perusahaan dikenal dengan konsep laba maksimum, dll.
Penelitian merupakan suatu kegiatan berkaitan dengan pertanyaan tentang apa yang akan diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya. Variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran industri (kecil sedang dan besar), variabel jarak angkut (dekat,  sedang,  jauh), variabel sumber modal (modal dalam negeri dan modal asing), dan sebagainya.
Variabel mempunyai kaitaan erat dengan teori, teori adalah serangkaian konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Gambaran yang sistematis itu dijabarkan dengan menghubungnkan variabel yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain.[2]
Menurut Y.W. Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal, variabel penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Direktorat Pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.[3]
Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, produktifitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger juga menyatakan bahwa variabel juga dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dan realita yang dapat diuji kebenarannya. Dalam praktek penelitian, variabel tersebut harus diberi definisi operasional untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan melakukan pengukuran. Hubungan satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya merupakan hipotesis dalam penelitian. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara/tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan arah dari proses pengumpulan data, dan hendaknya/oleh karenanya harus diformulasikan sebagai berikut:
1)      Dinyatakan dalam bentuk sesederhana mungkin.
2)      Konsisten dengan teori yang ada atau konsisten dengan fakta yang diketahui. Harus rasionable (masuk akal).
3)      Menggambarkan hubungan antara variabel-variabel.
4)      Harus memberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji. Ini berarti bahwa variabel-variabel yang dicantumkan dalam hipotesis harus diukur (dikuantitatifkan) dan arah hubungan antara variabel-variabel harus jelas.
Hipotesis yang menyatakan hubungan dua variabel atau lebih disebut hipotests deskriptif yaitu hipotesis yang menyatakan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu. Dalam analisis statika dikenal dengan hipotesis kerja atau hipotesis altenatif sebagai lawan dari hiotesis nihil. Misalnya hipotesis nihilnya (Ho)mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara biaya promosi dengan volume penjialan, maka hipotesis alternatifnya (1) akan berbunyi ada hubungan yang nyata/ signifikan antara biaya promosi dengan volume penjualan pada taraf signifikasi/ alpha tertentu.[4]
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[5]

Penentuan Variabel Penelitian
Sesudah mengemukakan beberapa proposisi berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menentukan variabel-variabel  penelitian, yang selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antarvariabel. Suatu variabel dapat berbentuk dari pengelompokan yang logis dari buah atribut. Atribut-atribut yang ada dikelompokkan menjadi suatu variabel dapat berupa variabel diskrit atau variabel berkesinambungan.
Diskrit berarti tidak punya nilai pecahan, misalnya: jumlah anak, mobil, negara. Jadi variabel diskrit hanya dapat dinyatakan dalam satuan-satuan tidak dapat dibagi lagi. Sedangkan variabel bersambungan maksudnya di antara dua unit ukuran masih ada pengukuran yang lain di mana secara teoritis jumlahnya tidak terbatas.[6]

2.      Macam-macam variabel
Pada dasarnya banyaknya variabel sangat bergantung pada sederhana atau runtutnya penelitian. Makin sederhana rancangan penelitian variabelnya makin sederhana atau sedikit atau sebaliknya. Dalam tulisan ini, disebutkan macam-macam variabel tersebut.
a.       Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan:
1.      Variabel dependen (variabel tergantung)
2.      Variabel independen (variabel bebas)
3.      Variabel intervening
4.      Variabel moderator
5.      Variabel kendali
6.      Variabel rambang[7]

1.      Variabel dependen (variabel tergantung)
Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahsa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM persamaan struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.[8]

2.      Variabel independen (variabel bebas)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor yang dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam SEM (Structural Equation Model), pemodelan persamaan struktural, variabel independen disebut sebagai variabel eksogen. Variabel dependen disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.[9]

3.      Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel bebas bukan utama yang juga diamati oleh peneliti untuk menentukan sejauh manakah efeknya ikut mempengaruhinya hubungan antara variabel bebas utama dan variabel tergantung.[10] Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi  (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel variabel dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independent ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau memepunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator yang memeperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sanggat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar. [11]



4.      Variabel intervening
Variabel intervening adalah suatu faktor yang secara teoritik berpengaruh terhadap fenomena yang diamati akan tetapi variabel itu sendiri tidak terlihat, diukur, maupun dimanipulasikan sehingga efeknya terhadap fenomena yang bersangkutan harus disimpulkan dari efek variabel bebas dan variabel moariabel bebas dan variabel moderator. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan  bahwa variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel inipenyela atau antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. [12]

5.      Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel bebas yang efeknya terhadap variabel tergantung yang dikendalikan oleh peneliti dengan cara menjadikan pengaruhnya netral. Dengan kata lain, variabel bebas yang semula dibiarkan bervariasi kini dibatasi sehingga variasinya minimal atau hilang sama sekali.[13]
Dengan arti lain variable Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen atau terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variable ini sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitaian yang bersifat membandingkan. Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan pemasaran. Variabel independennya pendidikan ( SMU dan SMK) variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya adalah produk, yang dipasarkan lokasi pemasarannya sama, alat-alat yang digunakan sama, ruang tempat pemasan sma. Dengan adanya variabel kontrol tersebut maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap kemampuan pemasaran dapat diketahui lebih pasti.[14]
b.      Menurut Yatim Riyanto (1996:9-12),yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan bahwa, variabel dapat dibedakan berdasarkan hasil pengamatan dan atau hasil pengukuran. Ada 4 (empat) tingkat variabel yang dihasilkan dari pengukuran dan atau pengamatan, yaitu sebagai berikut :
1.      Data nominal berkait dengan variable nominal
2.      Data ordinal berkait dengan variable ordinal
3.      Data interval berkait dengan variable interval
4.      Data rasio bertkait dengan variable rasio
1.      Variable nominal
Adalah variable yang bersifat deskrit dan saling pisah antara kategori satu dengan yang lain. Misalnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status perkawinan, dan sebagainya.
2.      Variable ordinal
Adalah variable yang disusun berdasarkan tingkat yang berurutan, jadi merupakan rangking yang berurutan, Variabel yang tersusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu.variabel ordinal memiliki variabel bertingkat yang menunjukkan urutan (order). Urutan ini menggambarkan adanya gradasi atau peringkat, jarak tingkat yang satu dengan tingkat yang lainnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Penetapan kejuaraan dalam perlombaan lari ( juara satu, dua, dan tiga) merupakan sebuah contoh variabel ordinal. Selisih waktu yang dicapai pelari nomor satu dan nomor  berikutnya ridak menjadi masalah, yang penting adalah nomor satu lebih cepat dari nomor dua dan seterusnya misalnya : dalam lomba ditentukan juara kesatu, kedua, dan ketiga.
3.      Variable interval
Adalah variable yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Variabel yang skala pengukurannya memiliki satuan atau unit tertentu.




4.      Variable rasio
Adalah variable yang dalam kuantitatifnya mempunyai hanya nol mutlak.[15]

c.       Menurut Yatim Riyanto (1996:1) yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan bahwa berdasarkan sifatnya, variabel dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut :
1)      Variabel aktif adalah variabel yang memungkinkan untuk dimanipulasi atau diubah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh peneliti.
2)      Variabel atribut adalah variabel yang sifatnya tetap, dan dalam kondisi yang wajar sifat-sifat itu sukar diubah. Variabel ini identik dengan variabel nominal.[16]

3.      Jenis-jenis hubungan variabel
Ada 3 jenis hubungan antar variabel:
1.      Hubungan simetris
Variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam hal ini terdapat 4 kelompok hubungan yang smetris :
1)      Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2)      Kedua variabel merupakan akibat dari suatu vaktor yang sama.
3)      Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada, yang lain pun pasti disana.
4)      Hubungan yang bersifat kebetulan semata.

2.      Hubungan timbal balik (reciprocal)
Hubungan timabal balik adalah suatu variabel dengan variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, di mana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi akibat. Yang dimaksudkan ialah apabila pada suatu waktu, variabel X memengaruhi Y, pada waktu lainnya variabel Y memengaruhi variabel X.
3.      Hubungan asimetris/tidak simetris
Hubungan variabel ini dimaksudkan sebagai satu variabel atau lebih memengaruhi variabel yang lainnya. Menurut S Margono, (1997:137-138) ada enam tipe hubungan tidak simetris, yaitu sebagai berikut :
1)      Hubungan antara stimulus den respons.
2)      Hubungan antara disposisi daan respons
3)      Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku
4)      Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu
5)      Hubungan antara dua variabel
6)      Hubungan antara tujuan dan cara
Berbagai macam hubungan tidak simetris menurut S. Margono dikutip dalam buku yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan meliputi:
1.      Hubungan tidak simetris dua variabel
Sebagian besar penelitian sosial-ekonomi diarahkan pada hubungan tidak simetris, yaitu hubungan antara variabel pengaruh atau (interdependent variabel) dan varibel terpengaruh (dependent variabel). Kedua variabel ini merupakan variabel pokok, hubungan variabel pokok ini dapat berupa hubungan antara dua variabel (hubungan bivariat) atau lebih dari dua variabel. Biasanya antara satu variabel dengan variabel terpengaruh dengan variabel lainnya (hubungan multivariat).
2.      Hubungan tidak simetris tiga variabel
Ada cara lain untuk memasukkan kedalam analisis, variabel tambahan yang memengaruhi variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Pengaruh variabel ketiga atau keempat tersebut dapat dikontrol, baik melalui sistem analisis maupun cara penentuan sampel. Dengan demikian, peneliti tanpa gangguan dari variabel-variabel tersebut.
Selain dengan memasukkan variabel ketiga ke dalam analisis, peneliti dapat juga mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan sampel. Yaitu dengan cara antara lain:
1.      Variabel penekan dan variabel pengganggu
Jika suatu berdasarkan hasil analisis awal, dapat saja disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel, tetapi variabel kontrol itu dimasukkan, hubungan itu menjadi tampak.



2.      Variabel antara (intervening variabel)
Suatu variabel antara apabila dengan masuknya variabel tersebut, hubungan yang semula tampak  antara dua variabel kemudian menjadi lemah atau atau bahkan lenyap.
3.      Variabel anteseden
Merupakan hasil yang lebih mendalam danri penelusuran hubungan kausal antara variabel-variabel.
Untuk dapat diterima sebagai varibel anteseden ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1)      Hubungan yang ada adalah variabel anteseden dan variabel pengaruh,  variabel pengaruh dan variabel pengaruh.
2)      Apabila variabel anteseden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak leyap (variabel anteseden tidak memengaruhi hubungan antara kedua variabel)
3)      Apabila variabel pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel anteseden dan variabel terpengaruh harus lenyap.[17]









Kesimpulan
1. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya. Variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran industri (kecil sedang dan besar), variabel jarak angkut (dekat,  sedang,  jauh), variabel sumber modal (modal dalam negeri dan modal asing), dan sebagainya.

2. Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan:
a.       Variabel dependen (variabel tergantung)
b.      Variabel independen (variabel bebas)
c.       Variabel intervening
d.      Variabel moderator
e.       Variabel kendali
f.       Variabel rambang
3. berdasarkan sifatnya, variabel dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut :
a.       Variabel aktif adalah variabel yang memungkinkan untuk dimanipulasi atau diubah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh peneliti.
b.      Variabel atribut adalah variabel yang sifatnya tetap, dan dalam kondisi yang wajar sifat-sifat itu sukar diubah. Variabel ini identik dengan variabel nominal.[18]
4. Ada 3 jenis hubungan antar variabel:
a.       Hubungan simetris
Variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya.



b.      Variabel antara (intervening variabel)
Suatu variabel antara apabila dengan masuknya variabel tersebut, hubungan yang semula tampak  antara dua variabel kemudian menjadi lemah atau atau bahkan lenyap.
c.       Variabel anteseden
Merupakan hasil yang lebih mendalam danri penelusuran hubungan kausal antara variabel-variabel.
5. Berbagai macam hubungan tidak simetris menurut S. Margono dikutip dalam buku yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan meliputi:
a.       Hubungan tidak simetris dua variabel
b.      Hubungan tidak simetris tiga variabel
6 .Selain dengan memasukkan variabel ketiga ke dalam analisis, peneliti dapat juga mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan sampel. Yaitu dengan cara antara lain:
a.       Variabel penekan dan variabel pengganggu
b.      Variabel antara (intervening variabel)
c.       Variabel anteseden

Daftar Pustaka
[1] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 130.
[1] Masrukhin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kudus: STAIN KUDUS, 2009, hlm. 133.
[1] Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998,  hlm. 208.
[1] Sugiyono , Statistika Untuk Penelitian , Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 3.





[1] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 130.
[2] Masrukhin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kudus: STAIN KUDUS, 2009, hlm. 133.
[3] Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998,  hlm. 208.
[4] Op. Cit, Nurul Zuriah, hlm. 132-136.
[5] Op.Cit., Masrukhin, hlm. 134.
[6] Op. Cit, Nurul Zuriah, hlm. 145-146.
[7] Op. Cit., Amirul Hadi, hlm. 205.
[8] Sugiyono , Statistika Untuk Penelitian , Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 3.
[9] Ibid., hlm. 4.
[10] Op. Cit., Amirul Hadi, hlm. 206.
[11] Op. Cit., Sugiyono,  hlm. 5.
[12] Ibid, hlm. 5.
[13] Op. Cit.,  Masrukhin, hlm 134-136.
[14] Op. Cit., Sugiyono, hlm. 6-7.
[15] Op. Cit., Amirul Hadi, hlm. 207.
[16] Op. Cit, Nurul Zuriah, hlm. 157-158.
[17] Ibid, hlm. 146-154.
[18] Op. Cit, Nurul Zuriah, hlm. 157-158. 

No comments:

Post a Comment