BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan
pedoman. Karena hal itu menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh
karena itu sebuah penelitianpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan
dapat dijadikan pegangan. Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita
teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini
menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa
adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa
mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam
penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas
dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting. variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.[1]
Secara teoritis
variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. lebih
jelasnya akan di jelaskan pengertian variabel dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian variabel ?
2. Apa saja macam-macam variabel ?
3. Bagaimana jenis-jenis hubungan variabel ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Variabel
Sebelum kita membicarakan masalah
variabel baiklah kita bicarakan dulu masalah konsep. Konsep merupakan definisi yang dipergunakan oleh para peneliti
untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial/ekonomi. Misalnya
untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat, dikenal konsep pendapatan
nasional, pendapatan perkapita, distribusi pendapatan, garis kemiskinan, dan
tingkat pengangguran. Untuk menggambarkan pergerakan penduduk dikenal konsep
migrasi, mobilitas. Untuk mengukur keberhasilan perusahaan dikenal dengan
konsep laba maksimum, dll.
Penelitian merupakan suatu kegiatan
berkaitan dengan pertanyaan tentang apa yang akan diteliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel adalah konsep yang
mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya
promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya. Variabel
dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau
lebih. Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran
industri (kecil sedang dan besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang,
jauh), variabel sumber modal (modal dalam negeri dan modal asing), dan
sebagainya.
Variabel mempunyai kaitaan erat
dengan teori, teori adalah serangkaian konsep, definisi dan proposisi yang
saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis
tentang suatu fenomena. Gambaran yang sistematis itu dijabarkan dengan
menghubungnkan variabel yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk
menjelaskan fenomena tersebut.
Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain.[2]
Menurut Y.W. Best yang disunting
oleh Sanpiah Faisal, variabel penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh
peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.
Direktorat Pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan
penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan
kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila
landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.[3]
Kerlinger menyatakan bahwa variabel
adalah sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi,
penghasilan, pendidikan, status sosial, produktifitas kerja, dan lain-lain. Di
bagian lain Kerlinger juga menyatakan bahwa variabel juga dapat dikatakan
sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different
values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Proposisi adalah pernyataan tentang
sifat dan realita yang dapat diuji kebenarannya. Dalam praktek penelitian,
variabel tersebut harus diberi definisi operasional untuk memudahkan dalam
mengidentifikasi dan melakukan pengukuran. Hubungan satu
variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya merupakan hipotesis dalam
penelitian. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara/tentatif tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan arah
dari proses pengumpulan data, dan hendaknya/oleh karenanya harus diformulasikan
sebagai berikut:
1) Dinyatakan dalam bentuk sesederhana mungkin.
2) Konsisten dengan teori yang ada atau konsisten dengan fakta yang
diketahui. Harus rasionable (masuk akal).
3) Menggambarkan hubungan antara variabel-variabel.
4) Harus memberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji. Ini
berarti bahwa variabel-variabel yang dicantumkan dalam hipotesis harus diukur
(dikuantitatifkan) dan arah hubungan antara variabel-variabel harus jelas.
Hipotesis yang menyatakan hubungan
dua variabel atau lebih disebut hipotests deskriptif yaitu hipotesis yang
menyatakan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu. Dalam analisis
statika dikenal dengan hipotesis kerja atau hipotesis altenatif sebagai lawan
dari hiotesis nihil. Misalnya hipotesis nihilnya (Ho)mengatakan bahwa tidak ada
hubungan antara biaya promosi dengan volume penjialan, maka hipotesis
alternatifnya (1) akan berbunyi ada hubungan yang nyata/ signifikan antara
biaya promosi dengan volume penjualan pada taraf signifikasi/ alpha tertentu.[4]
Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.[5]
Penentuan
Variabel Penelitian
Sesudah mengemukakan beberapa
proposisi berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menentukan
variabel-variabel penelitian, yang
selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antarvariabel. Suatu
variabel dapat berbentuk dari pengelompokan yang logis dari buah atribut.
Atribut-atribut yang ada dikelompokkan menjadi suatu variabel dapat berupa
variabel diskrit atau variabel berkesinambungan.
Diskrit berarti tidak punya nilai
pecahan, misalnya: jumlah anak, mobil, negara. Jadi variabel diskrit hanya
dapat dinyatakan dalam satuan-satuan tidak dapat dibagi lagi. Sedangkan
variabel bersambungan maksudnya di antara dua unit ukuran masih ada pengukuran
yang lain di mana secara teoritis jumlahnya tidak terbatas.[6]
2.
Macam-macam variabel
Pada dasarnya banyaknya variabel
sangat bergantung pada sederhana atau runtutnya penelitian. Makin sederhana
rancangan penelitian variabelnya makin sederhana atau sedikit atau sebaliknya.
Dalam tulisan ini, disebutkan macam-macam variabel tersebut.
a. Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan:
1. Variabel dependen (variabel tergantung)
2. Variabel independen (variabel bebas)
3. Variabel intervening
4. Variabel moderator
5. Variabel kendali
1. Variabel dependen (variabel
tergantung)
Variabel tergantung adalah variabel
penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel
lain. Variabel
ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahsa
indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam SEM persamaan struktural, variabel dependen disebut
sebagai variabel indogen.[8]
2.
Variabel independen (variabel bebas)
Variabel bebas adalah suatu variabel
yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor yang dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam SEM
(Structural Equation Model), pemodelan persamaan struktural, variabel
independen disebut sebagai variabel eksogen. Variabel dependen disebut sebagai
variabel output, kriteria, konsekuen.[9]
3.
Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel
bebas bukan utama yang juga diamati oleh peneliti untuk menentukan sejauh
manakah efeknya ikut mempengaruhinya hubungan antara variabel bebas utama dan
variabel tergantung.[10] Variabel
ini merupakan variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel variabel dengan
dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independent ke dua. Hubungan
perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau memepunyai anak, dan
akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator
yang memeperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin
kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sanggat baik, dan hubungan
semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar. [11]
4.
Variabel intervening
Variabel intervening adalah suatu
faktor yang secara teoritik berpengaruh terhadap fenomena yang diamati akan
tetapi variabel itu sendiri tidak terlihat, diukur, maupun dimanipulasikan sehingga
efeknya terhadap fenomena yang bersangkutan harus disimpulkan dari efek
variabel bebas dan variabel moariabel bebas dan variabel moderator. Variabel
intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan
tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela yang
terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen
tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Dalam hal ini Tuckman (1988)
menyatakan bahwa variabel intervening
adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel
inipenyela atau antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variabel dependen. [12]
5.
Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel
bebas yang efeknya terhadap variabel tergantung yang dikendalikan oleh peneliti
dengan cara menjadikan pengaruhnya netral. Dengan kata lain, variabel bebas
yang semula dibiarkan bervariasi kini dibatasi sehingga variasinya minimal atau
hilang sama sekali.[13]
Dengan arti lain variable Adalah
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel independen atau terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variable ini sering digunakan oleh peneliti, bila akan
melakukan penelitaian yang bersifat membandingkan. Contoh: pengaruh
jenis pendidikan terhadap ketrampilan pemasaran. Variabel independennya
pendidikan ( SMU dan SMK) variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya adalah
produk, yang dipasarkan lokasi pemasarannya sama, alat-alat yang digunakan
sama, ruang tempat pemasan sma. Dengan adanya variabel kontrol tersebut maka
besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap kemampuan pemasaran dapat diketahui
lebih pasti.[14]
b.
Menurut
Yatim Riyanto (1996:9-12),yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan bahwa, variabel dapat dibedakan berdasarkan
hasil pengamatan dan atau hasil pengukuran. Ada 4 (empat) tingkat
variabel yang dihasilkan dari pengukuran dan atau pengamatan, yaitu sebagai
berikut :
1. Data nominal berkait dengan variable nominal
2. Data ordinal berkait dengan variable ordinal
3. Data interval berkait dengan variable interval
4. Data rasio bertkait dengan variable rasio
1. Variable nominal
Adalah variable yang bersifat deskrit dan saling pisah antara kategori
satu dengan yang lain. Misalnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
perkawinan, dan sebagainya.
2. Variable ordinal
Adalah variable yang disusun berdasarkan tingkat yang berurutan, jadi
merupakan rangking yang berurutan, Variabel
yang tersusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu.variabel ordinal
memiliki variabel bertingkat yang menunjukkan urutan (order). Urutan ini
menggambarkan adanya gradasi atau peringkat, jarak
tingkat yang satu dengan tingkat yang lainnya tidak dapat diketahui dengan
pasti. Penetapan kejuaraan dalam perlombaan lari ( juara satu, dua, dan tiga)
merupakan sebuah contoh variabel ordinal. Selisih waktu yang dicapai pelari
nomor satu dan nomor berikutnya ridak
menjadi masalah, yang penting adalah nomor satu lebih cepat dari nomor dua dan
seterusnya misalnya : dalam lomba ditentukan juara kesatu, kedua, dan ketiga.
3. Variable interval
Adalah variable yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam pengukuran
tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Variabel yang skala pengukurannya memiliki satuan atau unit
tertentu.
4. Variable rasio
Adalah variable yang dalam kuantitatifnya mempunyai hanya nol mutlak.[15]
c.
Menurut
Yatim Riyanto (1996:1) yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan bahwa berdasarkan sifatnya, variabel
dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut :
1)
Variabel
aktif adalah variabel yang memungkinkan
untuk dimanipulasi atau diubah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
peneliti.
2)
Variabel
atribut adalah variabel yang sifatnya
tetap, dan dalam kondisi yang wajar sifat-sifat itu sukar diubah. Variabel ini
identik dengan variabel nominal.[16]
3. Jenis-jenis hubungan variabel
Ada 3 jenis hubungan antar variabel:
1.
Hubungan
simetris
Variabel dikatakan mempunyai
hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi
oleh variabel lainnya. Dalam hal ini terdapat 4 kelompok hubungan yang smetris :
1) Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2) Kedua variabel merupakan akibat dari suatu vaktor yang sama.
3) Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu
berada, yang lain pun pasti disana.
4) Hubungan yang bersifat kebetulan semata.
2.
Hubungan
timbal balik (reciprocal)
Hubungan timabal balik adalah suatu
variabel dengan variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik
bukanlah hubungan, di mana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi akibat.
Yang dimaksudkan ialah apabila pada suatu waktu, variabel X memengaruhi Y, pada
waktu lainnya variabel Y memengaruhi variabel X.
3. Hubungan asimetris/tidak simetris
Hubungan variabel ini dimaksudkan
sebagai satu variabel atau lebih memengaruhi variabel yang lainnya. Menurut S
Margono, (1997:137-138) ada enam tipe hubungan tidak simetris, yaitu sebagai
berikut :
1) Hubungan antara stimulus den respons.
2) Hubungan antara disposisi daan respons
3) Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku
4) Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu
5) Hubungan antara dua variabel
6) Hubungan antara tujuan dan cara
Berbagai macam hubungan tidak simetris menurut S. Margono dikutip
dalam buku yang dikutip dalam bukunya Nurul Zuriah Metodologi Penelitian Sosial
dan Pendidikan meliputi:
1.
Hubungan
tidak simetris dua variabel
Sebagian besar penelitian
sosial-ekonomi diarahkan pada hubungan tidak simetris, yaitu hubungan antara
variabel pengaruh atau (interdependent variabel) dan varibel
terpengaruh (dependent variabel). Kedua variabel ini merupakan
variabel pokok, hubungan variabel pokok ini dapat berupa hubungan antara dua
variabel (hubungan bivariat) atau lebih dari dua variabel. Biasanya antara satu
variabel dengan variabel terpengaruh dengan variabel lainnya (hubungan
multivariat).
2.
Hubungan
tidak simetris tiga variabel
Ada cara lain untuk memasukkan
kedalam analisis, variabel tambahan yang memengaruhi variabel terpengaruh dan
variabel pengaruh. Pengaruh variabel ketiga atau keempat tersebut dapat
dikontrol, baik melalui sistem analisis maupun cara penentuan sampel. Dengan
demikian, peneliti tanpa gangguan dari variabel-variabel tersebut.
Selain dengan memasukkan variabel
ketiga ke dalam analisis, peneliti dapat juga mengontrol pengaruh variabel luar
melalui penentuan sampel. Yaitu dengan cara antara lain:
1.
Variabel
penekan dan variabel pengganggu
Jika suatu berdasarkan hasil
analisis awal, dapat saja disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dua
variabel, tetapi variabel kontrol itu dimasukkan, hubungan itu menjadi tampak.
2.
Variabel
antara (intervening variabel)
Suatu variabel antara apabila dengan
masuknya variabel tersebut, hubungan yang semula tampak antara dua variabel kemudian menjadi lemah
atau atau bahkan lenyap.
3.
Variabel
anteseden
Merupakan hasil yang lebih mendalam
danri penelusuran hubungan kausal antara variabel-variabel.
Untuk dapat diterima sebagai varibel
anteseden ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1) Hubungan yang ada adalah variabel anteseden dan variabel
pengaruh, variabel pengaruh dan variabel
pengaruh.
2) Apabila variabel anteseden dikontrol, hubungan antara variabel
pengaruh dan variabel terpengaruh tidak leyap (variabel anteseden tidak
memengaruhi hubungan antara kedua variabel)
3) Apabila variabel pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel
anteseden dan variabel terpengaruh harus lenyap.[17]
Kesimpulan
1. Variabel adalah konsep yang
mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya
promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya. Variabel
dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau
lebih. Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran
industri (kecil sedang dan besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang,
jauh), variabel sumber modal (modal dalam negeri dan modal asing), dan
sebagainya.
2. Menurut fungsinya variabel
dapat dibedakan:
a. Variabel dependen (variabel tergantung)
b. Variabel independen (variabel bebas)
c. Variabel intervening
d. Variabel moderator
e. Variabel kendali
f. Variabel rambang
3. berdasarkan sifatnya,
variabel dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut :
a.
Variabel
aktif adalah variabel yang memungkinkan
untuk dimanipulasi atau diubah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
peneliti.
b.
Variabel
atribut adalah variabel yang sifatnya
tetap, dan dalam kondisi yang wajar sifat-sifat itu sukar diubah. Variabel ini
identik dengan variabel nominal.[18]
4. Ada 3 jenis hubungan antar
variabel:
a.
Hubungan
simetris
Variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel
yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya.
b. Variabel antara (intervening variabel)
Suatu variabel antara apabila dengan
masuknya variabel tersebut, hubungan yang semula tampak antara dua variabel kemudian menjadi lemah
atau atau bahkan lenyap.
c. Variabel anteseden
Merupakan hasil yang lebih mendalam
danri penelusuran hubungan kausal antara variabel-variabel.
5. Berbagai macam hubungan tidak
simetris menurut S. Margono dikutip dalam buku yang dikutip dalam bukunya Nurul
Zuriah Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan meliputi:
a.
Hubungan
tidak simetris dua variabel
b.
Hubungan
tidak simetris tiga variabel
6 .Selain dengan memasukkan variabel
ketiga ke dalam analisis, peneliti dapat juga mengontrol pengaruh variabel luar
melalui penentuan sampel. Yaitu dengan cara antara lain:
a.
Variabel
penekan dan variabel pengganggu
b.
Variabel
antara (intervening variabel)
c.
Variabel
anteseden
Daftar Pustaka
[1] Nurul Zuriah,
Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta,
2006, hlm. 130.
[1] Masrukhin, Metodologi
Penelitian Kuantitatif, Kudus: STAIN KUDUS, 2009, hlm. 133.
[1] Amirul Hadi, Metodologi
Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998, hlm. 208.
[1] Sugiyono , Statistika Untuk Penelitian , Bandung:
Alfabeta, 2013, hlm. 3.
No comments:
Post a Comment