BAB I
1. Latar Belakang Masalah
Pembicaraan khusus di
bidang psikologi akan melihat manusia dari berbagai aspek penyusunan kejiwaan
yang akan mendasari tingkah laku manusia. Dorongan-dorongan kejiwaan merupakan
unsur yang memberi warna pada manusianya. Dia akan menjadi manusia dengan
kategori baik atau sebaliknya sesuai dengan arah yang disukainya.
Ketidaktuntasan
memahami manusia karena perkembangan ilmu pengetahuan dalam melihat manusia,
selalu tidak puas, karena gejala yang tampak pada manusia dalam tingkah
lakunya. Dan dalam kehidupan sehari-hari manusia penuh dengan misteri.
Remaja masa kini
cenderung lebih individual, seiring dengan keberagamaan dan kepesatan
perkembangan teknologi dan informasi. Mereka ibarat bergantung pada teknologi
dan gadget. Belasan atau puluhan tahun lalu remaja masih menjalani
kehidupan yang sesuai dengan usia, semisal menonton film kartun sebagai hiburan
pada minggu pagi.
Seharusnya, kemudahan
akses teknologi dan informasi saat ini menjadi poin plus. Sayang bila kemudahan
teknologi dan informasi itu disalahgunakan. Saat ini kenakalan remaja tidak
lagi sebatas bolos dan melanggar peraturan sekolah, namun bergeser dari menjadi
perokok, pengguna narkoba, terlibat tawur, hingga terjebak perilaku seks bebas.
Kemudahan mengakses
situs porno, membuat sebagian remaja mengeksplorasi keingintahuan mereka
tentang seks, tanpa ada pendampingan. Saat ini, banyak remaja berani
menyalurkan hasrat seksual secara frontal, dari bercumbu dengan teman sebaya
sampai berhubungan intim dengan lawan jenis (pangkahila; 1997).
Survei Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah tentang perilaku remaja saat
berpacaran menyebutkan saling mengobrol adalah aktifitas yang paling sering
dilakukan (100%). Kemudian, berpegangan tangan 93,3% responden, mencium pipi
atau kening 84,6%, berciuman bibir 60,9%, mencium leher 36,1%, saling meraba
(payudara dan organ pribadi) 25%.
Yang membuat masyarakat
prihatin adalah data yang menyebutkan bahwa 7,6% melakukan hubungan seks. Lebih
ekstrem lagi, beberapa sepakat iuran membayar WTS atau waria guna memnuhi
kebutuhan seksual mereka. Secara fisik, beberapa remaja memang sudah siap untuk
berhubungan seksual. Kesalahan pada penyerapan dan penyaluran konten seksual
secara bebas itu menjadi pengalaman yang membekas.
Bahkan, ada
kekhawatiran aktifitas tersebut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja
tersebut. Artinya, setelah benar-benar dewasa bisa melahirkan perilaku
penyimpangan seksual karena sejak awal merekamemiliki pengalaman yang salah.
BAB II
2. Alasan Kenapa Mengangkat Masalah Ini
Anak-anak yang mulai
tumbuh remaja lebih suka berbicara seks dikalangan temen-temannya. Lembaga
keluarga yang bersifat universal dan multi fungsional, baik pengawasan sosial,
pendidikan keagamaan dan moral, memelihara, perlindungan dan rekreasi terhadap
anggota-anggota keluarganya, dalam berhadapan dengan proses modernitas sosial,
cenderung kehilangan fungsinya. Sebagai konsekuensi proses sosialisasi
norma-norma yang berhubungan batas-batas pola dan etika pergaulan semakin
berkurang, maka oengaruh pola pergaulan bebas cenderung lebih dominan merasuk
kedalam kebiasaan baru. Seks sebagaoi kebutuha manusia yang alamish tersebut
dalam upaya pemenuhannya cenderung didominasi oleh dorongan naluri seks secara
subyektif. Akibatnya sering terjadi penyimpangan dan pelanggaran perilaku seks
diluar batas hak-hak kehormatan dan tata susila kemanusiaan.
Kalangan remaja pada
umumnya lebih sensitif menyerap struktur pergaulan bebas dalam kehidupan
masyarakat. Bagi kalangan remaja, seks merupakan indikasi kedewasaan yang
normal, akan tetapi karena mereka tidak cukup mengetahui secara utuh tentang
rahasia dan fungsi seks, maka lumrah kalau mereka menafsirkan seks semata-mata
sebagai tempat pelampiasan birahi, tak perduli resiko.
Kendatipun secara
sembunyi-sembunyi mereka merespon gosip tentang seks diantara kelompoknya,
mereka menganggap seks sebagai bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan remaja. Kelakar pornografi merupakan kepuasan tersendiri, sehingga
mereka semakin terdorong untuk lebih dekat mengenal liku-liku seks
sesungguhnya. Jika imajinasi seks ini memperoleh tanggapan yang sama dari
pasangannya, maka tidak mustahil kalau harapan-harapan indah yang termuat dalam
konsep seks ini benar-benar dilakukan.
3. Analisis
Seksual mengalami
perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab
timbulnya perkelahian, bunuh diri, dan sebagainya. Tanda-tanda perkembangan
seksual pada anak laki–laki di antaranya: alat produksi spermanya mulai
berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar
mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya sudah bisa
dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama.
Ciri-ciri lainnya yang
ada pada anak laki-laki ialah pada lehernya menonjol buah jakun yang membuat
nada suaranya menjadi pecah. Sehubungan dengan hal itu, bila orang tua,
kakak-kakaknya menggodanya, bisa menimbulkan masalah bagi anak itu. Kemudian di
atas bibir dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu (rambut).
Sedangkan pada anak perempuan, karena produksi hormon dalam tubuhnya,
dipermukaaan wajahnya bertumbuhan jerawat. Bila gadis yang sedang berjerawat
itu diejek, bisa juga menimbulkan masalah. Selain tanda-tanda itu terjadi
penimbunan lemak yang membuat buah dadanya mulai tumbuh, pinggulnya mulai
melebar, dan pahanya membesar. Bila hal ini terjadi lebih cepat atau lebih
lambat, juga bisa menimbulkan masalah bagi anak itu.
Secara biologis manusia
terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial
remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika
dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan
masalah, dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orang tuanya.
Secara biologis anak
perempuan lebih cepat matang daripada anak laki-laki. Gadis yang berusia 14
sampai dengan 18 lebih cenderung untuk tidak merasa puas dengan perhatian
pemuda yang seusia dengannya. Karena itu ia tertarik kepada pemuda yang usianya
berapa tahun di atasnya. Keadaan ini terus berlangsung sampai ia duduk di
bangku kuliah. Pada masa itu akan terlihat pasanagn muda-mudi yang pemudanya
berusia lebih tua daripada gadisnya.
Pengalaman seksual
mencakup pengalaman yang secra khayal ditunjukan kepada hubungan jasmani dengan
orang yang dicenderunginya. Sehubungan dengan perkembangan erotik, Spranger
mengatakan bahwa pengalaman erotik berwujud cinta yang pada dasarnya estetis.
Jiwa mempersatukan diri dengan jiwa yang lain karena mengagumi kecantijan atau
kegagahan tubuh yang lain. Dalam tubuh yang cantik dan gagah, meraka melihat adanya
jiwa yang ideal. Semula memang ada perbedaan pendapat antara erotik dan
seksual, misalnya jika hal erotik itu diseksualisasikan, maka cinta yang
idealitu bisa terganggu. Sedangkan kaum remaja belum mampu untuk mengerotisasi
hal-hal seksualitas.
Menurut Sigmund Freud,
pengalaman-pengalaman erotik berlainan wujudnya dengan pengalaman-pengalaman
seksual walaupun keduanya berasal dari dorongan yang sama, yaitu dorongan
seksual. Dorongan seksual yang dialihkan dari tujuannya yang semula, oleh
Sigmund Freud disebut erotik. Dialihkan artinya pemuda itu dapat menekan
dorongan-dorongan libidonya karena adanya tekanan-tekanan dari lingkungan dan
keinginannya melepaskan diri dari hal-hal seksual. Jadi yang mula-mula ada
ialah pengalaman-pengalaman seksual, baru kemudian pengalaman-pengalaman
erotik. Erotik itu merupakan sublimasi dari hal-hal seksual.
Roels kurang setuju
dengan pendapat Spranger tentang erotik itu. Menurut Roels, selain dengan
perantaraan tubuh, erotik dapat disalurkan dengan mendengarkan syair-syair dan
musik yang sahdu. Keduanya dapat menggugah perasaan seseorang. Pada dasarnya
erotik tidak mungkin timbul tampak seksualitas. Ada saatnya aspek-aspek
seksualitas itu kelihatan lebih keras, di lain waktu tampak lemah, tetapi ia
selalu ada.
Persatuan jiwa dengan
jiwa yang lain tanpa aspek seksual tidak disebut erotik; lebih tepat disebut
pengalaman estetis atau religius. Jadi yang mula-mula terlihat ialah
perkembangan seksual, barulah kemudian perkembangan erotik. Erotik timbul jika
persyaratan untuk berkembang itu sudah ada, yaitu pada permulaan perkembangan
kepribadian.
Di kalangan pemuda
pekerja sukar didapatkan buku-buku bacaan dalam bentuk prosa dan puisi sehingga
sukar untuk mengetahui sikap mereka tentang pengaruh budaya modern. Pengaruh
film dan buku-buku bacaan yang ringan-ringan sangat memegang peranan penting
untuk perkembangan seks pemuda pekerja. Film merupakan sarana yang murah dan
mudah dijangkau untuk memenuhi kebutuhan melepaskan dirinya sejenak dari
kesibukan pekerjaannya sehari-hari. Mereka lebih menyukai film bertema ringan,
sedangkan film yang berat jalan ceritanya, misalnya film detektif kurang
menarik perhatian mereka.
Keterjerumusan usia
pelajar pada dunia seks tidak dipungkiri merupakan hasil dari rasa
keingintahuan terhadap seks itu sendiri, yang mereka dapatkan dari media-media,
video cassete disk dan fasilitas lainnya. Yang tanpa disadari dengan sekali
melakukan, ia akan terjerumus pada pecandu seks bebas.
Menurut Dr. Boyke Dian
Nugraha , seks bebas penyebabnya antara lain maraknya peredaran gambar dan VCD
porno, kurangnya pemahaman akan nilai-nilai agama, keliru dalam memaknai cinta,
minimnya pengetahuan remaja tentang seksualitas serta belum adanya pendidikan
seks secara reguler-formal di sekolah-sekolah. Itulah sebabnya informasi
tentang makana hakiki cinta dan adanya kurikulum kesehatan reproduksi di
sekolah mutlak diperlukan.
Melacak lebih jauh
persoalan cinta dan seksualitas dikalangan remaja ini, ada sejumlah fakta yang
mesti diterima dengan lapang dada dan disikapi secara bijak.
a) Banyak remaja memiliki persepsi yang salah
tentang cinta. Misalnya, “Cinta itu memiliki dan harus mau berkorban”. Ketika
anugerah cinta singgah di hatinya, ia tidak rela hubungan cintanya disudahi.
Konsekuensinya, ia pun rela melakukan apa saja yang diinginkan pasangannya,
termasuk melakukan perbuatan yang belum layak mereka lakukan.
b) Tawaran erotismedan stimulasi seksual yang
seronok-vulgar, yang disugguhkan media massa begitu deras mengalir di ruang
publik. Hal tersebut sangat berdampak buruk pada mentalitas para remaja.
Tawaran erotisme dan seksual tersebut akan menimbulakan implikasi psikologis di
kalangan remaja yang sedang dalam proses transisi mencari identitas diri.
c) Cinta dan seksualitas merupakan hal yang
sangat menarik perhatian remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja
tersebut segala perangkat seksualnya mengalami perkembangan pesat dan dorongan
seksualnya pun menjadi hal yang sangat akrab dalam kehidupan mereka.
d) Cinta dan seks adalah dorongan alami yang tak
dapat dipisahkan dalam perkembangan setiap manusia yang normal. Dorongan seks
tersebut sering menimbulkan masalah tetapi bukan tidak bisa diatasi. Seks harus
dilihat darikonteks kehidupan kita secara utuh, tidak persial. Dorongan
itu bisa disublimasi menjadi potensi
positif untuk berpresentasi bila ditangani secara benar.
e) Kini, seks bukan monopoli orang dewasa atau
orangtua lagi. Seks juga milik remaja. Nilai seks yang luhur itu pun sudah
sedikit demi sedikit meninggalkan ketabuannya. Oleh sebab itu, nilai luhur seks
itu harus ditanamkan pada remaja. Kalau dulu orang malu membicarakannya
meskipun begitu banyak orang mengalami masalah seks, malu kalau ketauan punya
pacar, sekarang seballiknya kalau tidak berani berpacaran bisa dinilai kuper
dan ketinggalan jaman. Remaja, kini cepat dewasa malu kalau sudah duduk
dibangku SMP, apalagi SMA belum mempunyai pacar.
f) Para remaja kita sekarang ini (khususnya di
kota-kota besar) telah mengalami pergeseran nilai yang cukup signifikan
terhadap seks ini. Pergaulan bebas, pornografi, pornoaksi, seks bebas (free
sex), intercouse, sex pranikah, dan berbagai aktivitas seksual lainnya bukan
lagi sesuatu yang asing bagi mereka. Mereka begirtu permisif dengan hal-hal
tersebut. Dimata mereka, didalam seks hanya ada kesenangan. Sementara sisi
buram akibat perbuatan mereka hampir tidak pernah dipikirkan.
g) Banyak remaja yang kurang bahkan tidak
mempunyai pemahaman yang memadai tentang masalah cinta dan seks ini banyak
diantara mereka yang tidak mengenal organ tubuhnya sendiri secara baik,
sementara tingkat keingintahuan mereka mengenai masalah seks ini begitu besar
untuk memenuhi keingintahuan mereka yang begitu besar tersebut, mereka
mencarinya secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya, tidak sedikit diantara mereka
yang terjebak dalam informasi yang salah bahkan menyesatkan yang dapat
membahayakan perkembangan mental mereka.
Beberapa implikasi
makna penyimpangan di kalangan remaja
yang dilakukan dalam berbagai bentuk:
J Penyimpangan moral
Penyimpangan moral
terjadi disebabkan oleh seseotang yang meninggalkan perilaku baik dan mulia,
lalu menggantinya dengan perbuatan yang buruk, seperti bersikap tidak mau tahu
dengan lingkungan sekitarnya, cepat terbawa arus, tidak menjaga kehormatan
diri, mengajak perempuan tanpa mahram jalan-jalan, mengikuti gaya dan mode
barat, tawuran, dan nongkrong di pinggir-pinggir jalan.
J Penyimpangan berpikir
Penyimpangan dalam
berpikir dapat timbul disebabkan oleh adanya kekosongan pikiran, kekeringan
ruhani, dan kedangkalan keyakinan. Orang yang menyimpang dalam berpikir akan
senantiasa manut terhadap serangan pemikiran yang dilakukan pihak asing.
Dia juga fanatic buta terhadap suku, bangsa, kelompok, profesi dan kasta. Dan
dia selalu terbuai dengan khayalan dan hal-hal yang bersifat khurafat.
J Penyimpangan agama
Penyimpangan dalam
bentuk bidang agama terlihat dari sikap ekstrem seseorang dalam memahami ajaran
agama, sehingga ia fanatic terhadap mazhab atau kelompoknya, memilih untuk
tidak bertuhan (atheis), skeptic terhadap keyakinannya sendiri dan agama yang
dianutnya, memperjual belikan ajaran
agama dan arogan terhadap prinsip-prinsip yang dipegang atau ajaran-ajaran
tokoh masyarakatnya.
J Penyimpangan sosial dan
hukum
Penyimpangan dalam
bidang sosial dan pelanggaran terhadap peraturan dapat dilihat dari sikap yang
selalu melakukan kekerasan, seperti mengancam, merampas, membunuh, membajak
atau kecanduan minuman keras, mengonsumsi narkoba dan penyimpangan seksual.
J Penyimpangan mental
Penyimpangan dalam
maslah mental atau kejiwaan dapat dilihat dari sikap yang selalu merasa
tersisih, kehilangan kepercayaan diri, memiliki kepribadian ganda, kehilangan
harapan masa depan, merasa selalu sial dan cepat berputus asa, gelisah, bimbang
dan sering bingung, melakukan hal-hal yang sia-sia dan tak ada manfaatnya,
mengisolasi diri dari kehidupan masyarakat, melibatkan diri dalam hura-hura
music, selalu bertindak ikut-ikutan tanpa tahu alasannya, hanya melihat orang
dari penampilan luar saja atau suka meniru orang lain.
J Penyimpangan ekonomi
Penyimpangan dalam hal
ekonomi dapat berbentuk sikap congkak dan gengsi dengan kekayaan yang dimiliki,
boros, berfoya-foya, bermegah-megahan, glamor dalam pakaian, busana dan
perhiasan, membuang-buang waktu, bersikap materialistis dan suka menghambur-hamburkan
harta.
BAB III
4. Kesimpulan
Latar belakang
terjadinya perilaku seks bebas pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
ü Gagalnya sosialisasi
norma-norma dalam keluarga, terutama keyakinan agama dan moralitas
ü Semakin terbukanya
peluang pergaulan bebas; setara dengan kuantitas pengetahuan tentang perilaku
seks pada lingkungan sosial dan kelompok pertemanan
ü Kekosongan
aktifitas-aktifitas fisik dan rasio dalam kehidupan sehari-hari
ü Sensifitas penyerapan
dan penghayatan terhadap struktur pergaukan dan seks bebas relatif tinggi
ü Rendahnya konsistensi
pewarisan contoh perilaku tokoh-tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga sosial
yang berwenang
ü Rendahnya keperdulian
dan kontrol masyarakat
ü Adanya kemudahan dalam
mengantisipasi resiko kehamilan
ü Rendahnya pengetahuan
tentang kesehatan dan resiko penyakit berbahaya
ü Sikap perilaku dan
busana yang mengundang desakan seks
ü Kesepian, berpisah
dengan pasangan terlalu lama, atau karena keingunan untuk menikmati sensasi
seks di luar rutinitas rumah tangga
ü Terjadinya
lokalisasi atau legalitas pekerja seks
Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perilaku seks bebas:
1) Industri pornografi
Luasnya peredaran materi pornografi
memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan pola perilaku seks
remaja.
2) Pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi
Banyak informasi tentang kesehatan
reproduksi yang tidak akurat, sehingga dapat menimbulkan dampak pada pola
perilaku seks yang tidak sehatdan membahayakan.
3) Pengalaman masa anak-anak
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
remaja yang pada masa anak-anak mengalami pengalaman buruk akan mudah terjebak
ke dalam aktifitas seks pada usia yang amat muda dan memiliki kecenderungan
untuk memilikipasangan seksual yang berganti-ganti.
4) Pembinaan religius
Remaja yang memiliki kehidupan religius
yang baik, lebih mampu berkata ‘tidak’ terhadap godaan seks bebas dibandingkan
mereka yang tidak memperhatikan kehidupan religius.
5. Penutup
Demikian makalah yang
dapat saya sampaikan, selaku makalah sadar bahwa makalah yang saya buat
tidaklah sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan agar kepadanya lebih baik dan baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Zulkifli, Psikologi Perkembangan,
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2009
Farida, Psikologi Pasien, Kudus:
NORA MEDIA ENTERPRISE, 2011
http://ruuappri.blogsome.com/2006/06/11/seks-bebas-masuk-sekolah-salah-siapa/
diakses hari sabtu tanggal 08 Desember 2012
http://www.google.com/gwf/x?hl=Id&u=http:/staff.uny.aL.Id/sites/default/files/tmp/BAHAYA%2520SEKS%2520BEBAS%2520PADA%250REMAJApdf&cliend=ms-samsung&q=Pemahaman+seksual+pada+masa+remaja&sa=x&el=liTDUI6SF9HPrQeo6yDoBg&Ved=occQQFJAE
diakses hari sabtu tanggal 08 Desember 2012
No comments:
Post a Comment