Thursday, March 10, 2016

makalah fungsi pendidikan agama islam


A.    ABSTRAK
a)      Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memahami peran dan fungsi pendidikan agama islam dalam perkembangan anak.
Tujuan penelitian ini dilakukan agar peneliti mampu menguasai fase perkembangan yang terjadi pada setiap anak. Setiap anak memiliki fase perkembangan yang berbeda-beda, maka peneliti harus mampu menguasai fase perkemangan setiap anak agar peneliti mampu menyesuaikan dirinya sebagai calon guru yang profisional agar  mampu menyesuaikan dirinya sebagaimana mestinya sebagai seorang pendidik yang baik dan professional.
Tujuan penelitian ini juga melihat dari sisi fungsi pendidikan agama islam bagi fase perkembangan yang terjadi pada anak-anak. Sejauh mana fungsi pendidikan agama islam bagi fase perkembangan anak. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai cirri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.[1] Fase perkembangan tersebut dikaitkan dengan fungsi pendidikan agama islam terhadap fase perkembangan anak, agar perkembangan anak dapat berkembang dengan baik sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Fungsi pendidikan agama islam juga akan membentuk fase perkembangan pada anak secara baik dan benar.
b)     Hasil penelitian secara singkat/ kesimpulan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.[2] Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.[3]
Hasil penelitian secara singkat adalah fungsi pendidikan agama islam sangat mempengaruhi psikologi perkembangan anak untuk mencapai fase perkembangan anak secara baik menurut norma yang berlaku. Pendidikan agama islam yang ditanamkan sejak dini sangatlah penting karena akan mempengaruhi psikologi perkembangan anak untuk mampu membedakan mana yang baik dan buruk, serta untuk dijadikan sebagai pondasi yang kokoh bagi anak untuk menghadapi gelombang-gelombang dunia dewasa kelak.
Pendidikan agama islam dalam fase perkembangan anak sangatlah penting untuk dijadikan sebagai pondasi yang kokoh pada diri anak untuk mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Pendidikan agama islam dalam fase perkembangan juga dapat dijadikan untuk membuat anak semakin lebih bijak dalam mengambil keputusan serta bergaul dengan teman sebayanya. Untuk berperilaku terpuji sesama manusia, sopan dan santun terhadap orang tua.
Pendidikan agama islam berperan penting dalam fase perkembangan anak-anak untuk dijadikan pondasi keagamaan yang kuat dan kokoh agar seorang anak menjadi anak yang sholehah dan sholeh. Jika pendidikan agama islam dilakukan dari kecil bagaikan mengukir diatas batu yang akan terukir rapi dan akan sulit untuk luntur karena akan menjadi karakter bagi anak tersebut.
c)      Latar belakang nara sumber sesuai fase perkembangan
Nara sumber pertama adalah seorang ibu rumah tangga yang senantiasa memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Ibu ini adalah ibu rumah tangga yang peneliti wawancarai ketika sedang menunggui anaknya belajar pendidikan agama islam di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Seorang ibu tidak hawatir jika fase perkembangan anak terganggu karena banyak terlalu berfikir.
Nara sumber kedua pada ibu hamil yang mencoba mengenalkan pendidikan agama islam dalam masa prenatal melalui suara mengaji ibu sendiri bahkan melalui rekaman ayat Al-Quran terkadang biasa berpuasa untuk mengajari si calon bayi mempunyai sifat sabar, dapat mengendalikan hawa nafsu.
Latar belakang nara sumber tersebut adalah yang diwawancari oleh peneliti, serta fungsi pendidikan agama islam sangatlah berperan penting dalam perkemangan anak-anaknya.
B.     INSTRUMEN PENELITIAN WAWANCARA
Hasil wawancara dengan nara sumber pertama yang dilakukan saat bersama-sama menunggu di TPQ sekitar rumah :
Penanya           : ibu (tetangga), kenapa masih kecil udah disekolahkan di TPQ ?
Nara sumber   : iya mbak, biar pinter
Penanya           : belum cukup umur kan buk,
Nara sumber  : iya sih mbak, tapi gak papa, karena biar pinter agama dewasanya nanti  nggak menyesal
Penanya           : kenapa begitu buk ?
Nara sumber    : karena pendidikan yang dilakukan sejak kecil itu seperti mengukir diatas batu mbak, ingatan anak kecil jauh lebih tajam.
Penanya           : jika belajar dari kecil, apa adeknya tidak merasa terbebani buk ?
Nara sumber    : tidak mbak, justru semakin membuat adek dapat berfikir mana yang boleh dan mana yang tidak boleh mbak
Penanya           : och gitu ya buk, apa ibu tidak takut jika dapat mempengaruhi perkembangan adeknya buk ?
Nara sumber    : tidak mbak, pendidikan agama islam tidak mengganggu perkembangan  anak, justru fungsi pendidikan agama islam itu untuk membuat anak mampu berkembang untuk membedakan mana yang baik dan mana yang benar.
Penanya           : meskipun kadang belajar menulis dan menghafal dengan keras ibu tidak pernah takut akan mengganggu perkembangan adeknya buk ?
Nara sumber    : sebetulnya rasa takut ada, tapi ibu selalu menyelinginya dengan kasih saying , dorongan dan cenderung tidak memaksa jika adeknya belum bias dan belum lancar.
Penanya           : och gitu ….  J

Nara sumber kedua pada seorang ibu hamil salah satu yang ada di masyarakat saat berkumpul di depan rumah,:
Penanya           : udah berapa bulan mbak ?
Nara sumber    : baru 7 bulan ,
Penanya           : bentar lagi dong mbak ?
Nara sumber    : iya, do’ain yaa.. J
Penanya           : perkembangan apa yang dirasakan mbak ?
Nara sumber    : udah terasa berat mbak perutnya, udah terasa detak jantungnya
Penanya           : kegiatan apa yang sering dilakukan mbak menjelang kelahiran ?
Nara sumber    : lebih menyiapkan diri untuk menjadi calon ibu baru J
Penanya           : biasanya melakukan kegiatan apa untuk mengajak komunikasi dengan bayinya mbak ?
Nara sumber    : biayasany mencoba di ajak bicara aja, pasti dapat merespon kok bayinya.
Penanya           : biasanya, apa yang dilakukan untuk memperkenalkan pendidikan agama untuk calon bayi mbak ?
Nara sumber    : biasanya, saya membacakan ayat Al-Quran dengan keras, apalagi surat yusuf dan surat maryam, mitosnya kan biar anaknya ganteng dan cantik terus bayinya juga bergerak-gerak tanda responnya.
Penanya           : pendidikan agama islam yang mbak lakukan apa tidak membuat calon bayi merasa terganggu di dalam janinnya ?
Nara sumber    : tidak mbak, selain dapat mendidiknya jika memperkenalkan pada agamanya kelak, agar ketika lahir nanti bayinya tidak sungkan dengan agamanya.
Penanya           : och gitu mbak.. J
Nara sumber    : iya… J


C.    ANALISIS DIKAITKAN DENGAN TEORI
Teori fase perkembangan tabularasa dari john lock berpendapat bahwa setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan bersih seperti sehelai kertas yang masih kosong.[4] Teori tersebut jika dikaitkan dengan analisa peneliti adalah sesuai dengan hadits nabi :
قال النبي صلى الله عليه وسلم كل مولود يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه كمثل البهيمة هل ترى فيها جدعاء ء(رواه البخارى)
artinya : ”setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi yahudi, nasrani, atau majusisebagaimana is tumbuh dan berkembang sampai jadi kakek-kakek”.[5]
            Anak hanyalah seperti kertas putih yang kosong dan orang tua (hereditas) dan lingkunganlah yang akan mecoret kertas kosong tersebut untuk mempengaruhi perkembangan anak. Seorang anakyang bagaikan kertas putih yang kosong tersebut maka harus diperlukan pendidikan, terutama pendidikan agama islam agar memiliki karekter anak yang baik, jujur, tolong menolong, sopan maka fungsi pendidikan agama islam pun di perlukan agar fase perkembangan anak menjadi baik, agar psikologinya dapat berkembang dengan baik.
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.[6] Fungsi pendidikan agama islam pada fase perkembangan anak adalah untuk membentuk karakter anak yang lebih baik yang dimulai dari sejak dini. Fase perkembangan anak pun diperhatikan dengan baiak dalam pendidikan agama islam agar mampu menciptakan manusia yang baik amal ma’ruf nahi mungkar.
            Masa kanak-kanak adalah masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun, masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku social sebagai persiapan bagi kehidpan social yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk 1 SD.[7] Perilaku social yang diperluakan anak usia dini seperti ini adalah interaksi yang baik anatara satu dengan yang lainnya, maka dari itu agar mencapai interaksi social yang baik anak-anak dibekali dengan pendidikan agama islam yaitu akhlak yang baik untuk lebih menghargai orang lain.
Pendidikan agama islam dilakukan sejak dini agar dapat dijadikan sebagai pondasi yang kokoh. Pendidikan agama islam tidak hanya dilakukan sejak dini melainkan sudah sejak masih dalam kandungan (pranatal). Pendidikan agama islam yang dilakukan sejak dalam kandungan untuk diperkenal kepada calon bayi dengan cara calon ibu membacakan Al-Quran dengan keras hingga calon bayi dapat mendengarnya dan meresponnya. Pendidikan agam islam yang dilakukan pada prenatal adalah apa yang dilakukan dan dirasaka oleh sang ibu, seperti sang berpuasa maka pendidikan tersebut berfungsi agar sie calon bayi agar mampu bersabar menghadapi cobaan, menjalani kehidupan dengan ikhlas dan mampu mengontrol hawa nafsu. Itu adalah salah satu fungsi pendidikan agama islam yang mempengaruhi perkembangan anak.
Fungsi Pendidikan agama islam dalam fase perkembangan anak-anak adalah pendidikan agama islam akan membentuk karakter setiap anak lebih baik, serta perkembangan/ pentahapan yang dialami oleh anak yang di didik dengan pendidikan anak jauh lebih baik disbanding dengan tidak di didik dengan pendidikan agama islam. Perkembangan yang terjadi pada anak jika di tangggepi dengan pendidikan agama islam akan menjadikan anak didik lebih baik, lebih sopan, tidak arogan dan saling menghargai satu sama lain Karen amemiliki pondasi yang kuat yaitu pendidikan agama islam yang diajarkan dari sejak dini.













DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Yusuf, Perkembangan Anak dan Remaja, Rosdakarya: Bandung, 2000
Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, PT BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2003, hal: 88
Hamam Nasiruddin, Ta’limul Muta’alim, Magelang, 1963, ha: 57
Muzdalifah M. Rahman,  Psikologi Perkembangan, Nora Media Interpress: Kudus, 2011 hal: 41
http//izza-allyve.blogspot.com/2012/11/pai-dalam-perkembangan-aud.html?m=1. Diakses jam 18.20



[1] Syamsul Yusuf, Perkembangan Anak dan Remaja, Rosdakarya: Bandung, 2000, hal: 20
[2] Ibid, hal: 20
[3] http//izza-allyve.blogspot.com/2012/11/pai-dalam-perkembangan-aud.html?m=1. Diakses jam 18.20
[4] Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, PT BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2003, hal: 88
[5] Hamam Nasiruddin, Ta’limul Muta’alim, Magelang, 1963, ha: 57
[6] http//izza-allyve.blogspot.com/2012/11/pai-dalam-perkembangan-aud.html?m=1. Diakses jam 18.20
[7] Muzdalifah M. Rahman,  Psikologi Perkembangan, Nora Media Interpress: Kudus, 2011 hal: 41

No comments:

Post a Comment