A.
ABSTRAK
a)
Tujuan penelitian
Tujuan
penelitian ini untuk memahami peran dan fungsi pendidikan agama islam dalam
perkembangan anak.
Tujuan
penelitian ini dilakukan agar peneliti mampu menguasai fase perkembangan yang
terjadi pada setiap anak. Setiap anak memiliki fase perkembangan yang
berbeda-beda, maka peneliti harus mampu menguasai fase perkemangan setiap anak
agar peneliti mampu menyesuaikan dirinya sebagai calon guru yang profisional
agar mampu menyesuaikan dirinya
sebagaimana mestinya sebagai seorang pendidik yang baik dan professional.
Tujuan
penelitian ini juga melihat dari sisi fungsi pendidikan agama islam bagi fase
perkembangan yang terjadi pada anak-anak. Sejauh mana fungsi pendidikan agama islam
bagi fase perkembangan anak. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai
penahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai
cirri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.[1]
Fase perkembangan tersebut dikaitkan dengan fungsi pendidikan agama islam
terhadap fase perkembangan anak, agar perkembangan anak dapat berkembang dengan
baik sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Fungsi pendidikan agama
islam juga akan membentuk fase perkembangan pada anak secara baik dan benar.
b)
Hasil penelitian secara singkat/ kesimpulan
Fase
perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan tentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola
tingkah laku tertentu.[2] Pendidikan
agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, bertakwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan
hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman.[3]
Hasil
penelitian secara singkat adalah fungsi pendidikan agama islam sangat
mempengaruhi psikologi perkembangan anak untuk mencapai fase perkembangan anak
secara baik menurut norma yang berlaku. Pendidikan agama islam yang ditanamkan
sejak dini sangatlah penting karena akan mempengaruhi psikologi perkembangan
anak untuk mampu membedakan mana yang baik dan buruk, serta untuk dijadikan
sebagai pondasi yang kokoh bagi anak untuk menghadapi gelombang-gelombang dunia
dewasa kelak.
Pendidikan
agama islam dalam fase perkembangan anak sangatlah penting untuk dijadikan
sebagai pondasi yang kokoh pada diri anak untuk mampu membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Pendidikan agama islam dalam fase perkembangan juga
dapat dijadikan untuk membuat anak semakin lebih bijak dalam mengambil
keputusan serta bergaul dengan teman sebayanya. Untuk berperilaku terpuji
sesama manusia, sopan dan santun terhadap orang tua.
Pendidikan
agama islam berperan penting dalam fase perkembangan anak-anak untuk dijadikan
pondasi keagamaan yang kuat dan kokoh agar seorang anak menjadi anak yang
sholehah dan sholeh. Jika pendidikan agama islam dilakukan dari kecil bagaikan
mengukir diatas batu yang akan terukir rapi dan akan sulit untuk luntur karena
akan menjadi karakter bagi anak tersebut.
c)
Latar belakang nara sumber sesuai fase perkembangan
Nara sumber
pertama adalah seorang ibu rumah tangga yang senantiasa memperhatikan
perkembangan anak-anaknya. Ibu ini adalah ibu rumah tangga yang peneliti
wawancarai ketika sedang menunggui anaknya belajar pendidikan agama islam di
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Seorang ibu tidak hawatir jika fase perkembangan
anak terganggu karena banyak terlalu berfikir.
Nara sumber
kedua pada ibu hamil yang mencoba mengenalkan pendidikan agama islam dalam masa
prenatal melalui suara mengaji ibu sendiri bahkan melalui rekaman ayat Al-Quran
terkadang biasa berpuasa untuk mengajari si calon bayi mempunyai sifat sabar,
dapat mengendalikan hawa nafsu.
Latar belakang
nara sumber tersebut adalah yang diwawancari oleh peneliti, serta fungsi
pendidikan agama islam sangatlah berperan penting dalam perkemangan
anak-anaknya.
B.
INSTRUMEN PENELITIAN WAWANCARA
Hasil wawancara
dengan nara sumber pertama yang dilakukan saat bersama-sama menunggu di TPQ
sekitar rumah :
Penanya : ibu
(tetangga), kenapa masih kecil udah disekolahkan di TPQ ?
Nara sumber : iya mbak,
biar pinter
Penanya : belum
cukup umur kan buk,
Nara sumber : iya sih mbak,
tapi gak papa, karena biar pinter agama dewasanya nanti nggak menyesal
Penanya : kenapa
begitu buk ?
Nara sumber : karena
pendidikan yang dilakukan sejak kecil itu seperti mengukir diatas batu mbak,
ingatan anak kecil jauh lebih tajam.
Penanya : jika
belajar dari kecil, apa adeknya tidak merasa terbebani buk ?
Nara sumber : tidak mbak,
justru semakin membuat adek dapat berfikir mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh mbak
Penanya : och gitu
ya buk, apa ibu tidak takut jika dapat mempengaruhi perkembangan adeknya buk ?
Nara sumber : tidak mbak,
pendidikan agama islam tidak mengganggu perkembangan anak, justru fungsi pendidikan agama islam
itu untuk membuat anak mampu berkembang untuk membedakan mana yang baik dan
mana yang benar.
Penanya : meskipun
kadang belajar menulis dan menghafal dengan keras ibu tidak pernah takut akan
mengganggu perkembangan adeknya buk ?
Nara sumber : sebetulnya
rasa takut ada, tapi ibu selalu menyelinginya dengan kasih saying , dorongan
dan cenderung tidak memaksa jika adeknya belum bias dan belum lancar.
Penanya : och gitu
…. J
Nara sumber kedua
pada seorang ibu hamil salah satu yang ada di masyarakat saat berkumpul di
depan rumah,:
Penanya : udah
berapa bulan mbak ?
Nara sumber : baru 7 bulan
,
Penanya : bentar
lagi dong mbak ?
Nara sumber : iya, do’ain
yaa.. J
Penanya :
perkembangan apa yang dirasakan mbak ?
Nara sumber : udah terasa
berat mbak perutnya, udah terasa detak jantungnya
Penanya : kegiatan
apa yang sering dilakukan mbak menjelang kelahiran ?
Nara sumber : lebih
menyiapkan diri untuk menjadi calon ibu baru J
Penanya : biasanya
melakukan kegiatan apa untuk mengajak komunikasi dengan bayinya mbak ?
Nara sumber : biayasany
mencoba di ajak bicara aja, pasti dapat merespon kok bayinya.
Penanya : biasanya,
apa yang dilakukan untuk memperkenalkan pendidikan agama untuk calon bayi mbak
?
Nara sumber : biasanya,
saya membacakan ayat Al-Quran dengan keras, apalagi surat yusuf dan surat
maryam, mitosnya kan biar anaknya ganteng dan cantik terus bayinya juga
bergerak-gerak tanda responnya.
Penanya : pendidikan
agama islam yang mbak lakukan apa tidak membuat calon bayi merasa terganggu di
dalam janinnya ?
Nara sumber : tidak mbak,
selain dapat mendidiknya jika memperkenalkan pada agamanya kelak, agar ketika
lahir nanti bayinya tidak sungkan dengan agamanya.
Penanya : och gitu
mbak.. J
Nara sumber : iya… J
C.
ANALISIS DIKAITKAN DENGAN TEORI
Teori fase
perkembangan tabularasa dari john lock berpendapat bahwa setiap anak yang
dilahirkan dalam keadaan bersih seperti sehelai kertas yang masih kosong.[4] Teori
tersebut jika dikaitkan dengan analisa peneliti adalah sesuai dengan hadits
nabi :
قال النبي صلى الله عليه وسلم كل مولود يولد
على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه كمثل البهيمة هل ترى فيها جدعاء
ء(رواه البخارى)
artinya : ”setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan suci maka
orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi yahudi, nasrani, atau
majusisebagaimana is tumbuh dan berkembang sampai jadi kakek-kakek”.[5]
Anak hanyalah
seperti kertas putih yang kosong dan orang tua (hereditas) dan lingkunganlah
yang akan mecoret kertas kosong tersebut untuk mempengaruhi perkembangan anak.
Seorang anakyang bagaikan kertas putih yang kosong tersebut maka harus
diperlukan pendidikan, terutama pendidikan agama islam agar memiliki karekter
anak yang baik, jujur, tolong menolong, sopan maka fungsi pendidikan agama
islam pun di perlukan agar fase perkembangan anak menjadi baik, agar
psikologinya dapat berkembang dengan baik.
Pendidikan
agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, bertakwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan
hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman.[6]
Fungsi pendidikan agama islam pada fase perkembangan anak adalah untuk
membentuk karakter anak yang lebih baik yang dimulai dari sejak dini. Fase
perkembangan anak pun diperhatikan dengan baiak dalam pendidikan agama islam
agar mampu menciptakan manusia yang baik amal ma’ruf nahi mungkar.
Masa kanak-kanak
adalah masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun, masa ini
dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari
dasar-dasar perilaku social sebagai persiapan bagi kehidpan social yang lebih
tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk 1 SD.[7]
Perilaku social yang diperluakan anak usia dini seperti ini adalah interaksi
yang baik anatara satu dengan yang lainnya, maka dari itu agar mencapai
interaksi social yang baik anak-anak dibekali dengan pendidikan agama islam
yaitu akhlak yang baik untuk lebih menghargai orang lain.
Pendidikan
agama islam dilakukan sejak dini agar dapat dijadikan sebagai pondasi yang
kokoh. Pendidikan agama islam tidak hanya dilakukan sejak dini melainkan sudah
sejak masih dalam kandungan (pranatal). Pendidikan agama islam yang dilakukan
sejak dalam kandungan untuk diperkenal kepada calon bayi dengan cara calon ibu
membacakan Al-Quran dengan keras hingga calon bayi dapat mendengarnya dan
meresponnya. Pendidikan agam islam yang dilakukan pada prenatal adalah apa yang
dilakukan dan dirasaka oleh sang ibu, seperti sang berpuasa maka pendidikan
tersebut berfungsi agar sie calon bayi agar mampu bersabar menghadapi cobaan,
menjalani kehidupan dengan ikhlas dan mampu mengontrol hawa nafsu. Itu adalah
salah satu fungsi pendidikan agama islam yang mempengaruhi perkembangan anak.
Fungsi
Pendidikan agama islam dalam fase perkembangan anak-anak adalah pendidikan
agama islam akan membentuk karakter setiap anak lebih baik, serta perkembangan/
pentahapan yang dialami oleh anak yang di didik dengan pendidikan anak jauh
lebih baik disbanding dengan tidak di didik dengan pendidikan agama islam.
Perkembangan yang terjadi pada anak jika di tangggepi dengan pendidikan agama
islam akan menjadikan anak didik lebih baik, lebih sopan, tidak arogan dan
saling menghargai satu sama lain Karen amemiliki pondasi yang kuat yaitu
pendidikan agama islam yang diajarkan dari sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Yusuf, Perkembangan Anak dan Remaja, Rosdakarya:
Bandung, 2000
Singgih D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, PT BPK Gunung
Mulia: Jakarta, 2003, hal: 88
Hamam Nasiruddin, Ta’limul Muta’alim, Magelang, 1963, ha: 57
Muzdalifah M. Rahman, Psikologi Perkembangan, Nora Media
Interpress: Kudus, 2011 hal: 41
http//izza-allyve.blogspot.com/2012/11/pai-dalam-perkembangan-aud.html?m=1.
Diakses jam 18.20
[1] Syamsul
Yusuf, Perkembangan Anak dan Remaja, Rosdakarya: Bandung, 2000, hal: 20
[2] Ibid,
hal: 20
[3] http//izza-allyve.blogspot.com/2012/11/pai-dalam-perkembangan-aud.html?m=1.
Diakses jam 18.20
[4] Singgih
D, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, PT BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2003,
hal: 88
[6]
http//izza-allyve.blogspot.com/2012/11/pai-dalam-perkembangan-aud.html?m=1.
Diakses jam 18.20
[7]
Muzdalifah M. Rahman, Psikologi
Perkembangan, Nora Media Interpress: Kudus, 2011 hal: 41
No comments:
Post a Comment