Sunday, March 6, 2016

makalah orientasi manajemen kesiswaan



ORIENTASI MANAJEMEN KESISWAAN
I.            PENDAHULUAN
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah sistem, seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mampu mengatur dan mengoptimalkan berbagai komponen dan sumber daya pendidikan yang ada. Dalam dunia pendidikan, hal ini disebut manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan dapat juga diartikan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha-usaha personalia pendidikan untuk mendayagunakan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia (seperti siswa, guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya) dan sumber daya lainnya (meliputi uang, peralatan, perlengkapan, bahan, bangunan, dan sebagainya).
Siswa selain sebagai salah satu sumber daya pendidikan, ia juga merupakan masukan (input) utama atau bahan mentah (raw input) bagi proses pendidikan. Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun, guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. Setiap anak didik mempunyai kebutuhan dan mengalami perkembangan yang tidak sama sehingga sekolah perlu menyelenggarakan berbagai program sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan tersebut. Agar program yang telah disusun, guru yang telah diangkat, dan sarana dan prasarana dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, siswa perlu di-manaj sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Melihat pentingnya manajemen kesiswaan sebagai bagian dari manajemen pendidikan, penulis bermaksud membahas lebih rinci lagi mengenai manajemen kesiswaan, yang meliputi: pengertian, ruang lingkup, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, tugas manajemen kesiswaan, dan implementasi manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah.

II.         RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas munculah beberapa permasalah yang mungkin perlu adanya pembahasan lebih mendalam lagi., diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud manajemen kesiswaan itu?
2.      Apa tujuan, fungsi dan prinsip dasar manajemen manajemen kesiswaan?
3.      Bagaimana implementasi manajemen kesiswaan?

III.      PEMBAHASAN
1.      Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.[1]
Manajemen peserta didik termasuk salah satu substansi manajemen pendidikan. Manajemen peserta didik menduduki posisi strategis, karena sentral layanan pendidikan, baik dalam latar institusi persekolahan maupun yang berada di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua kegiatan pendidikan, baik yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang handal. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka manajemen peserta didik (kesiswaan) perlu dibekalkan kepala kepala sekolah atau calon kepala sekolah melalui pendidikan dan pelatihan. [2]
Manajemen peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan menjadi alumni. Bidang kajian manajemen peserta didik, sebenarnya meliputi pengaturan aktivitas-aktivitas peserta didik sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga yang bersangkutan lulus, baik yang berkenaan dengan peserta didik secara langsung, maupun yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung: kepada tenaga kependidikan, sumber-sumber pendidikan, prasarana dan sarananya. Karena itu, kegiatan manajemen peserta didik meliputi hal-hal sebagai berikut :
Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan: kebijaksanaan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik. Orientasi peserta didik baru, meliputi pengaturan: hari-hari pertama peserta didik di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan yang dipergunakan dalam orientasi peserta didik, dan teknik-teknik orientasi peserta didik. Mengatur kehadiran, ketidak-hadiran peserta didik di sekolah. Termasuk di dalamnya adalah: peserta didik yang membolos, terlambat datang dan meninggalkan sekolah sebelum waktunya. Mengatur pengelompokan peserta didik baik yang berdasar fungsi persamaan maupun yang berdasarkan fungsi perbedaan. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi pserta didik. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik. Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: Layanan kepenasehatan akademik dan administratif, Layanan bimbingan dan konseling peserta didik, mengatur organisasi peserta didik yang meliputi: Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan organisasi Alumni.[3]

2.      Tujuan, Fungsi dan Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan
A.    Tujuan Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
1.      Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2.      Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat siswa.
3.      Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4.      Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping ketrampilan-ketrampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk,  buku laporan keadaan siswa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, dan sebagainya.[4]

B.     Fungsi Manajemen Kesiswaan
Adapun mengenai fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
b.      Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya, keluarga dan lingkungan sosial (sekolah &l masyarakat).
c.       Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
d.      Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa sejahtera dalam hidupnya.[5]

C.    Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1.      Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka
2.      Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
3.      Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4.      Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.[6]

3.      Implementasi Manajemen Kesiswaan
Tanggung jawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan adalah memberikan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa dan pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa melalui program di sekolah.
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. [7]
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa. Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan lain sebagainya. Selain hal tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika penerimaan siswa baru yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa. Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajar mereka. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan yang diraih dan dilakukan oleh siswa dan mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan, mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi kegiatan ekstra kurikuler.[8]

IV.      KESIMPULAN
·         Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
·         Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
·         Fungsi manajemen kesiswaan adalah fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas, pengembangan sosial, penyaluran aspirasi dan harapan, pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan.
·         Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, kondisi siswa sangat beragam, Siswa hanya termotivasi belajar,Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.

V.         PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami buat dan presentasikan, mohon maaf jikalau dalam pembuatan dan mempresentasikan makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. Karana pada prinsipnya manusia adalah tidak pernah luput dari kesalahan. Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah wawasan kita mengenai orientasi manajemen kesiswaan serta kita dapat menerapkanya sesuai teori yang ada.
                         
DAFTAR PUSTAKA
Made Pirdata, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Suryosubroto B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/diakses tanggal 29/02/2012.
http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/-manajemen-kesiswaan.html diakses tanggal 29/02/2012.




[1] Made Pirdata, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Hlm. 12
[2] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/diakses tanggal 29/02/2012.
[4] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. hlm. 67
[5] Ibid, hlm. 70
[6] Ibid, hlm. 73
[7] Suryosubroto B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. hlm. 98
[8] http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/-manajemen-kesiswaan.html diakses tanggal 29/02/2012

No comments:

Post a Comment