makalah ruang lingkup ilmu pendidikan islam
I.
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang, masa dimana globalisasai
tidak bisa dihindari, akan tetapi adanya perkembangan zaman itulah yang harus
diterima dengan cara memfilter apa yang seharusnya dipilih untuk maslahah
bersama.
Belakangan ini banyak ditemukan pendidikan yang
bobrok, realita ini
banyak ditemukan di wilayah kota-kota besar. Memang dalam keilmuan non
agama bisa dikatakan unggul, akan tetapi nilai spiritual yang ada sangatlah
tidak cocok bila dikatakan sebagai seorang muslim.
Pendidikan Islam adalah salah satu cara untuk
merubah pola hidup
mereka. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah pendidikan Islam itu seperti apa.Akankah
pendidikan merupakan jalan keluar dari permasalahan ini.
Melihat kenyataan bahwa Pendidikan Islam
merupakan disiplin ilmu,
maka asumsi bahwa pendidikan Islam dapat merubah hal itu bukanlah hal yang
mustahil dilakukan. Tetapi yang menjadi pertanyaan lagi adalah mengapa
pendididkan Islam sebagai disipin ilmu. Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini akan dijelaskan dalam makalah ini.
II. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian ilmu pendidikan Islam secara etimologi itu?
2.
Apa
pengertian ilmu pendidikan Islam secara terminologi itu?
3.
Apa
saja ruang lingkup ilmu pendidikan Islam itu?
III.
PEMBAHASAN1.
Pengertian Pendidikan Islam Secara Etimologi
Pendidikan dalam
wacana keIslaman lebih populer dengan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib,
riyadhah, irsyad, dan tadris. Masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan
makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut bersamaan. Namun,
kesemuanya akan memilki makna yang sama jika disebut salah satunya, sebab salah
satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang lain. Atas dasar itu, dalam
beberapa buku pendidikan Islam, semua istilah itu digunakan secara bergantian
dalam mewakili peristilahan pendidikan Islam.TarbiyahKata al-tarbiyah
berasal dari kata rabba atau rabaa didalam al-Quran disebutkan
lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan
Tuhan, yaitu terkadang dihubungkan dengan alam jagat raya (bumi, langit, bulan,
bintang, matahari, tumbu-tumbuhan, binatang, gunung, laut dan sebagainya),
dengan manusia seperti pada kata rabbuna (Tuhan kami), rabbuhu (Tuhannya),
rabbuhum (Tuhan mereka semua), rabbiy (Tuhan-ku). Karena demikian
lausnya pengertian al-tarbiyah ini, maka ada sebagian pakar pendidikan,
seperti Naquid al-Attas yang tidak sependapat dengan pakar pendidikan lainnya
yang menggunakan kata al-tarbiyah dengan arti pendidikan. Menurutnya,
kata al-tarbiyah terlalu luas arti dan jangkauannya. Kata tersebut tidak
hanya menjangkau manusia melainkan juga menjaga alam jagat raya sebagaimana
tersebut. Benda-benda alam selain manusia, menurutnya tidak dapat dididik,
karna benda-benda alam selain manusia itu tidak memiliki persyaratan potensial,
seperti akal, pancaindra, hati nurani, insting, dan fitrah yang memungkinkan
untuk dididik. Yang memiliki potensi-potensial diatas itu hanya manusia. Untuk
itu Naquid al-Attas lebih memilih kata al-ta’dib (sebagaimana nanti akan
dijelaskan) untuk adti pendidikan, dan bukan kata al-tarbiyah.
Tetapi menurut
ulama’. tarbiyah dapat juga dapat diartikan dengan “proses transformasi ilmu
pengetahuan dari pendidik (rabbani). Kepada peserta didik agar ia
memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari
kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang
luhur.” Sebagai proses, tarbiyah menuntut adanya perjenjangan dalam transformasi
ilmu pengetahuan yang sulit. Pengertian tersebut diambil dari QS. Ali imron
ayat 79 Ta’limTa’lim
merupakan kata benda buatan (mashdar)
yang berasal dari akar kata ‘allama. Sebagian para ahli menerjemahkan istilah
tarbiyah dengan pendidikan, sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran.
Kalimat allamahu al-‘ilm memiliki arti mengajarkan ilmu kepadanya.Menurut
Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim dengan :”proses tranmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.” Pengertian ini
didasarkan atas Firman Allah SWT. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 31.Ta’dibTa’dib lazimnya
diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata krama, adab, budi pekerti,
akhlak, moral, dan etika. Ta’dib yang seakar dengan adab memilki arti
pendidikan peradaban atau kebudayaan. Artinya, orang yang berpendidikan adalah
orang yang berperadaban, sebaliknya, peradaban yang berkualitas dapat diraih
melalui pendidikan.RiyadhahRiyadhah secara
bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut al-bastani, riyadhah
dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia.
Pengertian ini akan berbeda jika riyadhah dinisbatkan kepada disiplin tasawuf
atau olahraga. Riyadhah dalam tasawuf berarti latihan rohani dengan cara
menyendiri pada hari-hari tertentu untuk melakukan ibadah dan tafakur mengenai
hak dan kewajibanya. Sementara riyadhah dalam disiplin olahraga berarti latihan
fisik untuk menyehatkan tubuh.Pemilihan Istilah Pendidikan dalam IslamDalam khazanah Islam,
terdapat enam macam istilah yang masing-masing berkemungkinan menjadi
peristilahan dalam pendidikan Islam, yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan
riyadhah. Untuk simplikasi bahasan ini perlu pemetaan sebagai beikut:Pertama, kubu
yang mengajukan istilah al-tarbiyah. Tokoh yang mengajukan istilah ini adalah
Muhammad Athiyah al-abrasyi. Menurutnya, istilah al-tarbiyah mencakup
keseluruhan aktifitas pendidikan, sebab didalamnya tercakup upaya mempersiapkan individu untuk kehidupan
yang lebih sempurna, mencapai kebahagiaan hidup, cinta tanah air, memperkuat
fisik, menyempurnakan etika, sistematisasi logika berpikir, mempertajamkan
intuisi, giat dalam intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi terhadap
perbedaan, fasih berbahasa, serta mempertinggi ketrampilan. Sementara al-ta’lim
hanya mencakup aspek-aspek pendidikan tertentu.Kedua, kubu
yang mengajukan istilah al-ta’lim. Tokoh yang mengajukan istilah ini adalah
‘Abd Fatah Jalal. Menurutnya, ta’lim merupakan proses transmisi pengetahuan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga terjadi
penyucian diri (tazkiyat al-nafs) manusia dari segala kotoran, serta menjadikan
diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima
hikmah (wisdom), serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan
mempelajari apa yang tidak diketahui. Sedangkan tarbiyah merupakan proses
mempersiapkan dan memelihara individu pada fase kanak-kanak di dalam lembaga
keluarga. Pengertian tarbiyah ini
didasarkan pada QS. Al-isra’ ayat 24 dan asy-Syu’ara ayat 18. Objek kedua ayat
tersebut ditujukan pada fase bayi dan fase kanak-kanak.Ketiga, kubu
yang mengajukan istilah al-ta’dib. Tokoh yang mengajukan istilah ini adalah
Muhammad al-naquib al-attas. Menurutnya, istilah ta’dib paling cocok digunakan
untuk peristilahan pendidikan Islam. Istilah tarbiyah hanya mengacu pada
kondisi eksitensial yang spesifik, karena ditujukan pada aspek-aspek kepemilikan
dan berkaitan dengan jenis relasional, seperti tarbiyah al-rabb (Tuhan) dengan
makhluk-Nya, bukan tarbiyah manusia pada sesamanya.Keempat, kubu
yang mengajukan istilah al-riyadhah.
Tokoh yang mengajukan istilah ini adalah abd hamid muhammad al-ghazali.
Berdasarkan uraianya sendiri, al-ghazali membatasi ruang lingkup al-riyadhah
pada fase kanak-kanak, sehingga disebut dengan riyadhat al-shibyan atau
riyadhat al-athfal (pendidikan kanak-kanak).[2] 2.
Pengertian Pendidikan Islam Secara Terminologi
a.
Pendidikan
Islam
1. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain
sering kali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah
“kepribadian muslim”, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam.
Memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam. Dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2. Menurut team penyusun buku teks Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan
bahwa pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim. Lebih lanjut
mereka menyatakan bahwa dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan Islam itu
lebih banyak ditujukan pada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam
amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri, maupun orang lain di segi
lainnya pendidikan Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh
karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan
amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku
pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama maka
pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.
3. Menurut Abdur Rahman Nahlawi:
اَلتَّرْبِيَةُ الْاِسْلَامِيَةُ هِيَ التَّنْظِيْمُ المُنْفَسِى
وَالْاءِجْتِمَاعِيُّ الَّذِي يُؤْدِيْ اِلَى اعْتِنَاقِ الْإِسْلَامِ وَتَطْبِيْقَةٍ
كُلِّيًا فِي حَيَاةِ الْفَرْدِ وَالْجَمَاعَةِArtinya : pendidikan Islam ialah pengaturan
pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan
sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.4.
Menurut Drs. Burlian Shomad
Pendidikan Islam ialah pendidikan yang
bertujuan membentuk individu menjadi mahluk yang bercorak diri berderajat
tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu
adalah ajaran Allah.Secara rinci beliau mengemukakan pendidikan
itu disebut pendidikan Islam apabila memiliki dua ciri khas:a. Tujuannya untuk membentuk individu menjadi
bercocok diri tertinggi menurut ukuran Alquran.
b. Isi pendidikannya ajaran Allah yang
tercantum dengan lengkap di dalam Alquran yang pelaksanaannya di dalam praktek
hidup sehari-sehari sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
5.
Menurut Musthafa Al-Ghulayaini
Pendidikan Islam ialah menanamkan ahlak
yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbahannya dan menyiraminya dengan
air petunjuk dan nasihat. Sehingga ahlak itu menjadi salah satu kemampuan
(meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujudnya keutamaan, kebaikan dan cinta
bekerja untuk kemanfaatan tanah air.6.
Menurut Syah Muhammad A. Naquib Al-Atas
Pendidikan Islam ialah usaha yang dilakukan
pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang
benar dari egala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke
arah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud
dan kepribadian.7.
Menurut Prof.Dr Hasan Langgulung
Pendidikan Islam ialah pendidikan yang
memiliki 4 macam fungsi, yaitu:a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang
peranan-peranan tertentu dalm masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan
ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.
b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang
bersangkut dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi
muda.
c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan
memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi
kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain,
tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu
masyarakat, tidak akan terpelihara yang akhirnya akan beerkesudahan kehancuran
masyarakat itu sendiri.8.
Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7
sampai 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan:
“Bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam
dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi
berlakunya semua ajaran Islam. Upaya pendidikan dalam pengertian ini diarahkan
pada keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani, melalui bimbingan, pengarahan, pengajaran, pelatihan, pengasuhan, dan
pengawasan yang kesemuanya dalam koridor IslamDari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli didik Islam
berbeda pendapat menitikberatkan segi pembentukan ahlak anak sebagian lagi
menuntut pendidikan teori dan praktek, sebagian lain menghendaki terwujudnya
kepribadian muslim dan lain-lain. Perbedaan tersebut diakibatkan yang
pentingnya dari masing-masing ahli tersebut. Namun dari perbedaan pendapat
tersebut dapat diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas
dapat dikemukakan sebagai berikut: pendidikan Islam ialah bimbingan yang
dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia
memilikikepribadian muslim.b. Ilmu pendidikan Islam
Sebagaimana diuraikan di muka bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan
atau tuntunan pendidik kepada anak didik agar tumbuh secara wajar dan
berkepribadian muslim.Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat alamiah.
Adalagi yang mengemukakan ilmu adalah suatu uraian yang tersusun dan lengkap
tentang salah satu dari keberadaan. Uraian tersebut adalah tentang segi-segi
dari keberadaan tertentu. Segi-segi itu saling terkait, mempunyai hubungan
sebab akibat, tersusun logis dan diperoleh melalui cara atau metode tertentu.Dengan demikian Ilmu pengetahuan Islam ialah uraian secara sistematis
dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam
berkembangnya agar tumbuh sacara wajar berpribadi muslim, sebagai anggota
masyarakat yang hidup selaras dan seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup di
dunia dan akhirat. Secara ringkas Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang
membicarakan persoalan-persoalan pokok yang dibicarakan dalam Ilmu pengetahuan Islam
antara lain : apakah pendidikan Islam itu, apa tujuan yang akan dicapai, siapa
anak didik dan siapa pula pendidik dalam pendidikan Islam serta bagaimana
pelaksanaan pendidikan Islam itu.Tujuan Ilmu pendidikan Islam ini ialah mencerahi situasi ilmu pendidikan
Islam, sehingga menjadi jelas perhubungan antara unsur-unsur dasarnya, sehingga
orang yang mempelajarinya memperoleh pegangan yang berguna untuk pratek
pendidikan. 3. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
a. Ruang lingkup pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,
karena di dalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik
langsung atau tidak langsung.Adapun segi-segi dan pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam
sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut:·
Perbuatan mendidik itu sendiri
Yang dimaksud dengan perbuatan dan sikap yang di lakukan oleh
pendidikansewaktu menghadapi/mengasuh anak didik. Atau dengan istilah yang lain
yaitu sikap atau tindakan menuntun, pembimbing, memberikan pertolongan dari
seorang pendidik Islam. Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan
istilah tahzib.Pertama-pertama yang dilakukan dalam mendidik adalah bahan atau akhlak yang baik, Tidak cukup dengan
ilmu dan materi yang dikuasai akan tetapi mengerti akan pendidikan dan arti
pendidikan itu sendiri.
·
Anak didik
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu
sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologi, sosial, dan
religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat kelak. Definisi itu
memberi arti bahwa peserta didik merupakan individu yang belum dewasa, yang
karenanya memerlukan orang lain agar bisa tumbuh dewasa. Anak kandung adalah
peserta didik dalam keluarga, murid adalah peserta didik di sekolah, anak-anak
penduduk adalah peserta didik masyarakat sekitarnya.Sifat-sifat dan kode etik peserta didik merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Al-Ghozali, yng dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, merumuskan sebelas pokok kode etik
peserta didik, yaitu:1.
Belajar
dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.
2.
Mengurangi
kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrowi
3.
Bersikap
tawadlu4.
Menjaga
pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran
5.
Mempelajari
ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah)
6.
Belajar
dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah (konkret)
menuju pelajaran yang sukar (abstrak) atau dari ilmu yang fardlu ain menuju
ilnu kifayah
7.
Belajar
ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu lainnya.
8.
Mengenal
nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang di pelajari
9.
Memprioritaskan
ilmu diniyyah yang terkait dengan kewajiban sebagai mahluk Allah.
10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan
11. Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik sebagaimana
tunduknya orang sakit terhadap dokternya.Peserta didik Yaitu pihak yang merupakan obyek terpenting dalam
pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan
atau dilakukan hanyalah untuk membawaanak didik ke arah tujuan pendidikan Islam yang kita
cita-citakan. Dalm pendidikan Islam anak didik itu sering kali disebut dengan
istilah yangbermacam-macam, antara lain:santri, talib, muta’alim,tilmiz.·
Dasar dan tujuan pendidikan Islam
Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan
pendidikan Islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan Islam harus
berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau
sumber pendidikan Islam yaitu arah ke mana anak didik ini akan di bawa, secara
ringkas, tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk anak didik menjadi
manusia (dewasa) muslim yang takwa kepada Allah secara ringkas kepribadian
muslim.Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan
untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Dalam Islam dasar
operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap
aktifitas yang bernuansa keIslaman. Dengan agama maka semua aktifitas menjadi
bermakna, mewarnai dasar lain, yang bernilai ubudiyah.
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
usaha yang akan dilalui dan merupakan
titik pangkal untuk mencapai tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi
ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan,
dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada
usaha-usaha pendidikan.Adapun tujuan pendidikan Islam itu
sendiri adalah sebagai berikut:
1.
Terbentuknya
insan kamil(manusia paripurna) yang mempunyai wajah-wajah qur’ani.
2.
Terciptanya insan insan kaffah.·
Pendidikan
Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai
peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam. Pendidikan ini sering di
sebut muallim, muhadzib, ustad, kyai, dan sebagainya.Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif(rasa), kognitif(cipta), maupun
psikomotorik(karsa).Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya.
Agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melakukan tugas sebagai mahluk
sosial dan sebagai mahluk individu yang mandiri.Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang
bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena
sukses atau tidaknya anak sangat tergantung pengasuhan, perhatian, dan
pendidikannya. Kesuksesan anak kandung merupakan cerminsn atas kesuksesan orang
tua juga.Pendidikan merupakan suatu proses yang kontinyu. Ia merupakan
pengulangan yang perlahan tetapi pasti dan terus-menerus sehingga sampai pada
bentuk yang diinginkan.
Dari pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.·
Materi atau
kurikulum pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama Islam
yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk
disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam materi
pendidikan inisering kali disebut dengan istilah maddatut tarbiyah.Dalam ilmu pendidikan Islam, kurikulum merupakan komponen yang amat
penting, karena merupakan bahan-bahan ilmu pengetahuan yang di proses didalam
sistem kependidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari bahan masukan
yang mengandung fungsi sebagai alat pencapaian tujuan (inpu instrumental)
pendidikan Islam.Mengingat dasar dan watak atau sifatnya, kurikulum pendidikan Islam
dipandang sebagi cermin idealitas Islami yang tersusun dalam bentuk program
yang berbentuk kurikulum itu. Kita dapat mengetahui tentang cita-cita apakah
yang hendak diwujudkan oleh proses kependidikan, dengan memperhatikan program
yang berbentuk kurikulum itu, oleh karena itu kita dapat mengetahui tentang
cita-cita apakah yang hendak diwujudkan oleh proses kependidikan Islam itu.
Dengan kata lain, produk (hasil) dari proses kependidikan Islam yang
dicita-citakan berwujud manusia yang bagaimana dan yang berkemampuan apa? Dan
pertanyaan ini terjawab dalam kurikulum itu.Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Prof. Dr. Mohammad Fadlil
Al-Jamali menyatakan bahwa: semua jenis ilmu yang terkandung didalam Al-qur’an
harus diajarkan kepada manusia didik. Ilmu-ilmu tersebut meliputi ilmu Agama,
Sejarah, ilmu Falaq, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pertanian,
biologi, ilmu hitung, ilmu hukum, dan perundang-undangan, ilmu kemasyarakatan
(sosiologi), ilmu ekonomi, balaghoh, serta bahasa Arab, ilmu pembelaan negara,
dan segala ilmu yang dapat mengembangkan kehidupan umat manusia dan yang
mempertinggi derajatnya. Ahli didik Islam semuanya menyadari bahwa kurikulum
pendidikan Islam harus mencerminkan idealitas Al-qur’an yang tidak
memilah-milah jenis disiplinilmu, menjadi ilmu agama terpisah dari ilmu-ilmu
duniawi yang lazim disebutkan oleh umat Islam khususnya diIndonesia ilmu-ilmu
pengetahuan umum. Mereka menegaskan bahwa kesempurnaan manusia itu tidak akan
terwujud kecuali dengan menserasikan antara agama dan ilmu pengetahuan.[7]Menurut At Al-Taumi
prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang pada waktu menyusun kurikulum
ada tujuh macam, yaitu :1. Prinsip pertama adalah pertautan yang
sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya. Maka setiap yang berkaitan
dengan kurikulum termasuk tujuan, kandungan, cara-cara perlakuan dan hubungan
yang berlaku dalam lembaga pendidikan harus berdasar pada agama dan ahlak Islam
dan bertujuan untuk membina pribadi yang mukmin.
2. Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh
(universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau tujuannya harus meliputi
segala aspek pribadi pelajar maka kandungannya harus meliputi juga segala yang
berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina akidah akal dan
jasmaniyah.
3. Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang
relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau ia memberi perhatian besar
pada perkembangan aspek spiritual dan ilmu syariat, tidaklah ia membolehkan
aspek spiritual itu melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan, juga
tidak boleh ilmu syariat melampaui ilmu, seni, dan kegiatan lain yang tidak
harus diadakan untuk individu dan masyarakat.
4. Prinsip keempat adalah berkaitan dengan
bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam sekitar
fisik dan sosial dimana pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuan, kemahiran dan pengalaman dan sikapnya
5. Prinsip kelima adalah pemeliharaan
perbedaan individual diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan
dan masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan diantara alam
sekitar dan masyarakat.
6. Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan
dan perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar
kurikulum, motode mengajar pendidikan Islam mencela keras sifat meniru (taqlid)
cara membabibuta danmembeku pada yang kuno yang diwarisi dan mengikut lantas
selidik.
7. Prinsip ketujuh adalah prinsip pertautan antara
mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas yang terkandung dalam kurikulum.
Begitu juga dengan pertautan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid,
kebutuhan masyarakat, tuntutan zaman tempat dimana murid itu berada. Begitu
juga dengan perkembangnan yang logis yang tidak melupakan kebutuhan, bakat, dan
minat murid.·
Metode dan Alat-alat pendidikan Islam
Metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti melalui, dan hodos
yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam bahasa arab metode di sebut thoriqah
yang artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.
Sedangkan menuruut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu
cita-cita.
Sedangkan pendidikan Islam yaitu bimbingan secara sadar dan pendidik
(orang dewasa ) kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya berdasarkan
norma-norma yang Islami agar berbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian
muslim.Selanjutnya yang dimaksud metode pendidikan Islam di sini adalah jalan,
atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam
kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim.Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam. Dengan demikian maka alat ini mencakup apa
saja yang dapat digunakan termasuk didalamnya metode pendidikan Islam.Metode dan alat pendidikan Islam yaitu cara dan segala apa saja yang
dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya
agar kelak menjadi manusia berkepribadian musli yang di ridhoi oleh Allah. Oleh
karena itu metode dan alat pendidikan ini harus searah dengan Al-qur’an dan
As-sunah atau dengan kata lain tidak boleh bertentangan dengan Al-qur’an dan
As-sunah.Metode dan alat pendidikan Islam mempunyai peranan penting sebab
merupakan jembatan yang menghyubungkan pendidik dengan anak didik menuju
ketujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknyakepribadian muslim.Berhasil atau tidsknya pendidikan Islam ini dipengaruhi oleh seluruh
faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan Islam ini. Apabila timbul
permasalahan didalam pendidikan Islam, maka kita harus dapat mengklasifikasikan
masalah yang kita hadapi itu ke dalam faktor yang ada.
Apabila seluruh faktor telah dipandang baik terkecuali faktor metode
alat ini maka kita pun harus pandai memerinci dan mengklasifikasikan ke dalam
klasifikasi masalah metode pendidikan Islam yang lebih kecil dan terperinci
lagi. Misalnya dalam segi apa dan masalah metode dari atau alat apa? Memang
masalah metode ini sangat penting, karena itulah Rosulullah menganjurkan kepada
pendidik untuk bersikap tepat sesuai
dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.[9]·
Evaluasi pendidikan
Dari segi bahasa evaluasi berarti penilaian atau penaksiran. Karena itu
evaluasi pendidikan Islam berarti penilaian atau penaksiran terhadap
pelaksanaan pendidikan Islam untuk diketahui sampai seberapa jauh tujuan yang
telah ditetapkan itu dapat dicapai.Menurut terminologi yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi
atau penelitian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidikan Islam
umumnya tidak dapat dicapai sekaligus, melainkan melalui proses atau pentahapan
tertentu. Oleh karena itu mencapai atau penilaian pada tahap atau fase dari
pendidikan Islam tersebut. Apabila tujuan pada tahap atau fase ini telah
tercapai kemudian dapat dilanjutkan, pelaksanaan pendidikan tahap berikutnya
dan berakhir kepribadian muslim.Fred Percival dan Henry Ellington membedakan assessment dengan
evaluation. Assessment sebagai kegiatan yang dirancang untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa (student learning achieved) yang diperoleh
sebagai hasil dari proses belajar mengajar.sedangkan evaluation adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur efekti vitas sistem belajar
mengajar secara keseluruhan.Dengan demikian menurut fred percival dan henry ellington bahwa evaluasi
lebih luas daripada assesment, sebab tidak hanya mengukur hasil belajar yang
diperoleh anak atau siswa selama proses belajr mengajar, tetapi lebih luas
daripada itu yaitu mencakup segi pendidik, metode, materi, alat dan lain lain.Menurut team penyusunbuku pedomanbahan penataran guru agama Islam
departemen agama Republik Indonesia menyatakan bahwa fungsi evaluasi ada 4
macam yaitu:a. Berfungsi sebagai penilaian formatif yaitu
untuk mengetahui kelemahan sistem pengajaran yang diberikan oleh guru atau
kelemahan cara belajar yang dilakukan oleh murid, dan dengan pengetahuan itu
dapat diperbaiki proses belajar mengajar serta untuk mengadakan program
remidial bagi murid.
b. Berfungsi penilaian sumatif yaitu : untuk
mengetahui tingkat kemajuan atau hasil belajar murid yang dapat dijadikan bahan
laporan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Fungsi penilaian seperti
dilakukan diatas sangat mempengaruhi, bahkan menentukan guru dalam menentukan
aspek tingkah laku yang dinilai, cara penyusunan soal tes dan cara pengolahan
hasil tes.
c. Fungsi penilaian yang ke tiga adalah untuk
menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar atau program pendidikan yang
tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan, karakteristik lainnya yang dimiliki
murid. Penilaian ini merupakan penilaian penempatan (placement).
d. Fungsi penilaian yang keempat adalah untuk
mengenal latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan murid yang mengalami
kesulitan belajar. Hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan
–kesulitan belajar. Penilaian diagnostik.
Dengan penjelasan diatas dapatlah dikatakan bahwa evaluasi mempunyai
arti penting bagi pelaksanaan pendidikan Islam sebab dengan adanya evaluasi
paling tidak dua hal dapat diamati.1. Baik atau tidaknya pelaksanaan pendidikan Islam,
apabila sudah baik maka perlu ditingkatkan atau disempurnakan mana saja yang
perlu dibenahi lebih intensif dibandingkan dengan aspek-aspek yang lainnya.
2. Berhasil atau tidaknya belajar siswa,
apabila sudah berhasil perlu ditingkatkan sistem belajarnya , paling tidak
dapat mempertahankan prestasi maksimalnya, jika belum berhasil maka dapat
diketahui dimana letak kelemahan atau kekurangannya. Dengan demikian bimbingan
mana yang lebih tepat diberikan agar ia memperoleh hasil optimal (masalah yang
terakhir ini sebenarnya menjadi tanggung jawab konselor).
·
Lingkungan sekitar atau milieu pendidikan Islam
Yang dimaksud lingkungan sekitar atau milieu ialah sesuatu yang berada
di luar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang
dimaksud lingkungan sekitar ialah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan,
perkembangan kecuali gen-gen. Dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai
menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.Pendapat lain mengatakan bahwa didalam lingkungan itu tidak hanya
terdapat sejumlah faktor pada suatu saat, melainkan terdapat pula faktor-faktor
lainyang banyak jumlahnya, yang secara potensial dapat mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi secara aktual hanya faktor-faktor
yang ada di sekeliling anak tersebut yang secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan dan tingkah laku anak.Alam sekitar merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor pendidikan
yang ada. Dengan demikian alam sekitar merupakan faktor penting pula bagi
pelaksanaan pendidikan. Namun demikian faktor alam sekitar jelas berbeda
apabila dibandingkan denagn faktor pendidik. Kedua faktor pendidikan ini diakui
ada persamaannya yaitu keduanya mempunyai pengaruh pada pertumbuhan,
perkembangan dan tingkah laku anak. Disamping itu diakui pula ada perbedaannya.
Penagruh alam sekitar hanya merupakan penagaruh belaka, tidak tersimpul unsur
tanggung jawab didalamnya. Anak didik akan untung apabila kebetulan mendapat
pengaruh yang baik, sebaliknya anak didik akan rugi apabila kebetulan
mendapatkan pengaruh yang kurang baikMemang alam sekitar berpengaruh besar pada anak didik, meliputi alam
sekitar yang baik atau yang tidak baik. Lebih-lebih alam sekitar yang kurang
baik mudah mempengaruhi anak didik. Mengingat alam sekitar tidak bertanggung
jawab mempengaruhi anak didik, maka sudah sepantasnyalah jika pendidik bersikap
bijaksana dalam bersikap dan menghadapi alam sekitar tersebut.
Sedangkan faktor pendidikan secara sadar dan bertanggungjawab menuntun
dan membimbing anak ketujuan pendidikan yang diharapkan.
Mengingat adanya perbedaan tanggungjawab pengaruh pendidikan terhadap
anak didik tersebut maka para ahli didik umumnya memisahkan dalam membahas
pendidik dan alam sekitar sebagai faktor pendidikan. Namun demikian kelima
faktor pendidikan tersebut salaing berhubungan dan saling berpengaruh. Karena
itu mungkinlah tiap-tiap faktor itu berdiri sendiri. Seolah-olah faktor
pendidikan tersebut merupakan suatu “ gestalt”. Ialah suatu keseluruhan yang
berarti, dan apabila salah satu bagian dari keseluruhan itu dihilangkan, maka
akan tidak berarti bagian-bagian tersebut.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan Islam
sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang menyangkut penyelenggaraan
pendidikan Islam. IV. KESIMPULAN1)
Tarbiyah memiliki banyak istilah yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan riyadhah
·
Tarbiyah
Diartikan dengan
“proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik (rabbani). Kepada
peserta didik agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami
dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan
kepribadian yang luhur.” ·
Ta’lim
Diterjemahkan dengan
pengajaran. Kalimat allamahu al-‘ilm memiliki arti mengajarkan ilmu kepadanya.·
Ta’dib
Ta’dib lazimnya
diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata krama, adab, budi pekerti,
akhlak, moral, dan etika.·
RiyadhahRiyadhah secara
bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut al-bastani, riyadhah
dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia2) Ilmu pengetahuan Islam secara terminologi
ialah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan
pendidikan kepada anak didik dalam berkembangnya agar tumbuh sacara wajar
berpribadi muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras dan seimbang
dalam memenuhi kebutuha hidup di dunia dan akhirat.
3) Ruang lingkup pendidikan Islam
Adapun segi-segi dan pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam
sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut:·
Perbuatan mendidik itu sendiri
Yang dimaksud dengan perbuatan dan sikap yang di lakukan oleh
pendidikansewaktu menghadapi/mengasuh anak didik.·
Anak didik
Adalah individu
sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik,
psikologi, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat
kelak·
Dasar dan tujuan pendidikan Islam
Dasar yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala
kegiatan pendidikan Islam ini dilakukan.Tujuan
merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal
untuk mencapai tujuan lain·
Pendidikan
Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai
peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan.·
Materi atau
kurikulum pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama Islam
yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk
disajikan atau disampaikan kepada anak didik·
Metode dan Alat-alat pendidikan Islam
Yaitu cara dan segala apa saja yang dapat digunakan untuk menuntun atau
membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia
berkepribadian musli yang di ridhoi oleh Allah.·
Evaluasi pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penelitian
terhadap hasil belajar anak didik·
Lingkungan sekitar atau milieu pendidikan Islam
Ialah sesuatu yang berada di luar diri anak dan mempengaruhi
perkembangannya DAFTAR PUSTAKA Dra.Hj.Nur Uhbiyati.Ilmu Pendidikan
Islam (IPI).CV Pustaka Setia.Bandung.Dr.Abdul Mujib, M.Ag dan Dr.Jusuf
Mudzakkir, M.Si. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana Prenada Media.jakarta. Dr.Abdul Mujib,M.Ag. Ilmu
pendidikan Islam.Fajar Interpratama Offset.Jakarta
Hans Wehr, A
Dictionary of modern written Arabic, Op cit., hlm. 636
Dr.Abdul
Mujib, M.Ag dan Dr.Jusuf Mudzakkir, M.Si.Op.Cit.hal 10-24
Dra.Hj.Nur
Uhbiyati.Ilmu Pendidikan Islam (IPI).CV Pustaka Setia.Bandung.9-11
Dr.Abdul
Mujib, M.Ag dan Dr.Jusuf Mudzakkir, M.Si. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana
Prenada Media.jakarta. hal 27
Dr.Abdul
Mujib,M.Ag. Ilmu pendidikan Islam.Fajar Interpratama Offset.Jakarta hal
103-105
Ibid hal:84-85
Dra.Hj.Nur
Uhbiyati. Op.Cit. hal 143-144
Ibid hal
133-135
Ibid hal
163-164
Ibid
hal 12-15
No comments:
Post a Comment